Kebisingan Politik Tidak Dapat Halangi Kesepahaman Tiongkok-Eropa untuk Tidak Melepas Keterkaitan

2023-06-26 14:08:14  

 

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang kembali ke Beijing setelah mengakhiri kunjungannya di Jerman dan Prancis belakangan ini. Dalam waktu seminggu terakhir ini, Li Qiang secara luas berkontak dengan para tokoh dari kalangan politik dan bisnis Jerman dan Prancis, ia menekankan bahwa pembangunan Tiongkok membawa peluang bagi dunia, bukannya risiko. Pemimpin Jerman dan Prancis dengan tegas menentang dan tidak mendukung soal pelepasan keterkaitan dan menentang berbagai bentuk konfrontasi kelompok. Di bawah situasi internasional yang kacau dan bergejolak, kesepahaman yang dicapai oleh Tiongkok dan Eropa untuk tidak melepas keterkaitan dan mendorong kerja sama memberikan lebih banyak kepastian kepada dunia.

Sejak akhir tahun lalu, Tiongkok dan Eropa telah memulai puncak hubungan timbal balik tingkat tinggi yang baru. Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Macron dan pemimpin Eropa lainnya berturut-turut mengunjungi Tiongkok dan mencapai serangkaian kesepahaman penting dengan pemimpin tertinggi Tiongkok untuk memperdalam hubungan bilateral dan kerja sama Tiongkok dan Eropa. Kunjungan Perdana Menteri Tiongkok ke Eropa kali ini hendaknya mengubah kesepahaman tersebut menjadi “gambar konstruksi”, mendorong kerja sama kedua pihak.

Kini di dalam negeri-negeri Eropa, terdapat suara yang berbeda mengenai perlakuan terhadap kerja sama dengan Tiongkok, perasaan mereka kompleks dan ragu-ragu. Hal ini dikarenakan unsur ideologis yang ada dalam jangka panjang, serta kekuatan eksternal yang mengganggu dan merusak demi menjaga hegemoninya. Tak lama berselang, ada pejabat tinggi Uni Eropa yang mengajukan konsep “de-risking”, alhasil sejumlah media Barat menyamakannya dengan “de-sinisasi”, menciptakan kebisingan baru dalam kerja sama Tiongkok dan Eropa.


Dalam perjalanan kunjungannya ke Eropa, Tiongkok menjelaskan masalah tersebut di berbagai kesempatan, mengeluarkan informasi yang mendukung tegas globalisasi ekonomi, tidak berubah dan membaiknya situasi ekonomi Tiongkok dalam jangka panjang, serta luasnya prospek keuntungan dan kemenangan bersama. Sikap-sikap antara lain “Mencegah resiko dan bekerja sama bukanlah hal yang bertentangan, tidak bekerja sama barulah risiko yang terbesar, dan tidak berkembang barulah bahaya yang terbesar” serta  “Dalam menangani kesulitan dan tantangan, bekerja sama barulah jalan keluar satu-satunya dan juga cara yang terbaik”, dengan efektif meredakan kebisingan di kalangan politik Eropa serta menyampaikan “keharmonisan suara” yang saling menguntungkan dan menang bersama, telah mendapatkan tanggapan positif dari tokoh-tokoh politik Eropa.

Dalam kunjungan Perdana Menteri Tiongkok ke Eropa kali ini, Tiongkok dan Jerman,Tiongkok dan Prancis telah mencapai banyak hasil kerja sama. Misalnya, Tiongkok dan Jerman sepakat mendirikan mekanisme kerja sama dialog perubahan iklim dan transformasi hijau, terus memperdalam kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, investasi, produksi otomotif, teknologi tinggi, dan energi baru. Tiongkok dan Prancis bersedia meningkatkan koordinasi, serta memperdalam kerja sama di bidang penerbangan, energi nuklir, pertanian dan pangan. Jerman dan Prancis menyambut investasi perusahaan Tiongkok. Tiongkok dan Eropa sedang mempererat tali kerja sama dengan aksi riil, dan berkata ‘’tidak” pada kebisingan yang melepas keterkaitan.

Tahun ini adalah peringatan 20 tahun dijalinnya kemitraan strategis Tiongkok dan Eropa. Selama ini, karena adanya perbedaan pada sejarah dan budaya, tingkat pembangunan dan ideologi, maka wajar jika ada perbedaan pandangan antara Tiongkok dan Eropa dalam sejumlah masalah. Namun Tiongkok dan Eropa tidak memiliki konfrontasi kepentingan yang mendasar, melainkan mempunyai kebutuhan untuk bekerja sama yang cukup kuat . Hal ini pun sepenuhnya terlihat dalam kunjungan Perdana Menteri Tiongkok ke Eropa kali ini. Bersama-sama menentang “pelepasan keterkaitan” dan menjunjung multilateralisme, Tiongkok dan Eropa akan menerima lebih banyak manfaat dari pembangunan masing-masing. Hal ini pun sesuai dengan kepentingan dunia.