Tiga Hal yang Penting bagi AS Jika Ingin Menang Bersama Tiongkok

2023-07-10 14:38:35  


Pada hari Minggu kemarin (9/7), Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah mengakhiri kunjungannya selama 4 hari di Tiongkok. Dalam pertemuan dan pembicaraan yang berlangsung selama beberapa hari tersebut, Tiongkok dan AS sama-sama menyatakan akan meningkatkan komunikasi dan kerja sama. Pejabat terkait Tiongkok menekankan bahwa menggeneralisasi konsep keamanan negara tidak bermanfaat bagi pertukaran normal ekonomi dan perdagangan. Yellen menegaskan kembali bahwa AS tidak menginginkan pelepasan keterikatan dengan Tiongkok, dan berjanji untuk mengupayakan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan menang bersama antar kedua negara.


Yellen adalah pejabat tinggi AS kedua yang berkunjung ke Tiongkok selama satu bulan ini. Sebelumnya, Menlu AS Antony Blinken juga telah melakukan kunjungan ke Tiongkok. Dari informasi yang telah diungkapkan oleh kedua pihak, kunjungan Yellen kali ini membuat Tiongkok dan AS memahami kekhawatiran satu sama lain secara lebih mendalam. Kedua pihak juga menyatakan harapan mereka untuk meneruskan dialog. Hal ini telah mengurangi kekhawatiran masyarakat internasional. Ada media asing berpendapat, tindakan ini adalah sebuah langkah yang positif.

Dari informasi yang diungkapkan kedua pihak, Tiongkok menganggap pembicaraan kali ini bersifat konstruktif. Setelah mengakhiri kunjungannya, Yellen menyatakan, pertemuannya dengan pihak Tiongkok bersifat langsung dan produktif. Dalam situasi hubungan Tiongkok-AS saat ini, sikap kedua pihak tersebut bermanfaat memperbaiki hubungan Tiongkok-AS, juga sesuai dengan harapan masyarakat internasional.

Namun, dunia luar juga telah memperhatikan bahwa Yellen masih terus beralasan demi “keamanan negara”, mengatakan akan menyusun sebuah peraturan ekonomi yang adil. Sementara itu, Tiongkok juga menyatakan keprihatinannya terhadap tindakan pembatasan yang dilakukan AS kepada Tiongkok. Para analis berpendapat, hal ini menunjukkan, dalam hal perbaikan ekonomi dan perdagangan, di antara kedua negara masih terdapat perselisihan, sehingga AS perlu mengambil serangkaian tindakan.

Kognisi menentukan cara berpikir. Saat ini, hubungan Tiongkok-AS jatuh dalam situasi sulit, pada dasarnya, AS memiliki pemahaman yang salah terhadap Tiongkok, memandang Tiongkok sebagai lawan utamanya dalam kompetisi strategis. Sementara itu, di bidang ekonomi dan perdagangan, sejumlah orang AS masih mempunyai pemikiran yang salah, yakni “AS rugi dan Tiongkok mendapat keuntungan”, mereka tidak dapat melihat dengan jelas bahwa saling menguntungkan dan menang bersama adalah hakikat dari hubungan ekonomi Tiongkok-AS, mereka tidak menyadari bahwa meningkatkan kerja sama barulah kebutuhan riil dan pilihan tepat Tiongkok dan AS.


Saat ini, Tiongkok sedang mendorong modernisasi ala Tiongkok, Tiongkok bersedia meningkatkan kerja sama dan mendorong perkembangan bersama dengan berbagai negara di dunia termasuk AS. Bagi AS, Tiongkok mempunyai pasar yang besar, bekerja sama dengan Tiongkok akan menguntungkan bagi lapangan pekerjaan mereka dan mencegah inflasi. Menurut prediksi Bank JPmorgan Chase, dalam waktu 7 bulan mendatang setelah batas utang ditingkatkan, Departemen Keuangan AS akan menerbitkan obligasi negara sebanyak 1,1 triliun dolar AS. Ada analis menunjukkan, jika respons para pembeli asing terhadap obligasi dingin, AS tetap akan menghadapi kerepotan besar. Hanya dengan melihat jelas hakikat kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan AS, AS baru dapat dengan tenang berpikir bagaimana bertindak agar dapat menguntungkan AS dan rakyat AS.

Sementara itu, AS juga perlu berupaya memisahkan ekonomi dari politik. Sebenarnya, AS mengetahui jelas kerugian yang diakibatkan dari perang dagang dengan Tiongkok. Menurut riset terkait, 90 persen tarif pabean dalam perang dagang dengan Tiongkok dipikul oleh Amerika. Sedangkan target penting yang direncanakan AS untuk mengurangi defisit perdagangan juga tidak tercapai. Menurut data yang dikeluarkan AS, defisit perdagangan AS dengan Tiongkok meningkat 8 persen pada tahun 2022, yaitu mencapai 382,9 miliar dolar AS, lebih rendah sedikit dari rekor tertinggi 419,4 milyar dolar AS di tahun 2018. Harian The Hill AS berpendapat, perang dagang AS dengan Tiongkok telah gagal penuh.

Saat ini, ekologi politik di Washington terdistorsi, sejumlah politikus terus menggeneralisasi konsep keamanan negara melalui apa yang disebut sebagai “Ketepatan Politik”, serta terus mempolitisasi masalah ekonomi dan perdagangan. Sejauh ini, AS telah mencantumkan sebanyak 1.000 perusahaan Tiongkok ke daftar sanksi. Dikabarkan, pemerintah AS masih akan mengeluarkan sebuah perintah untuk membatasi investasi di Tiongkok. Ini justru adalah hal yang ditekankan oleh Tiongkok kepada Yellen bahwa mempolitisasi kerja sama ekonomi, menggeneralisasi konsep keamanan tidak menguntungkan perkembangan ekonomi kedua negara bahkan seluruh dunia. Saat ini AS harus segera mencabut sanksi yang dikenakannya kepada perusahaan Tiongkok, memperlonggar pembatasan ekspor ke Tiongkok, mencabut sanksi terhadap perusahaan Tiongkok, serta menciptakan situasi yang kondusif bagi perusahaan kedua negara untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.

Satu lagi masalah yang mendasar ialah, kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS tidak terlepas dari lingkungan besar hubungan Tiongkok-AS. Sebelum Yellen berkunjung ke Tiongkok, Departemen Keuangan AS dalam pernyataannya mengatakan akan bersikap bertanggung jawab dalam mengelola hubungan Tiongkok-AS. Yellen adalah salah satu anggota kabinet Joe Biden yang bersikap rasional terhadap Tiongkok, dia juga pernah memegang jabatan sebagai ketua The Federal Reserve, serta mempunyai pengetahuan profesional, dia dapat dan harus memainkan peranannya dalam mendorong hubungan Tiongkok-AS.

Ada sebuah pepatah yang berbunyi, lebih baik bertindak nyata daripada banyak berkata-kata. Setelah Yellen kembali ke AS, semua orang berharap AS dapat bersama Tiongkok mendorong hubungan Tiongkok-AS menjadi stabil dan baik, agar prospek kerja sama antara Tiongkok dan AS di bidang ekonomi dan perdagangan menjadi cerah.