Kenapa AS Perlu Tinjau Kembali Kebijaksanaan Diplomatik ala Kissinger?

2023-07-21 15:04:32  


Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan pertemuan dengan mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Alfred Kissinger di Wisma Tamu Negara Diaoyutai Beijing pada hari Kamis kemarin (20/07).

Xi Jinping menyebut Kissinger yang sudah berusia 100 tahun sebagai “teman lama”, memuji beliau telah memberikan kontribusi yang bersejarah dalam mndorong perkembangan hubungan Tiongkok-AS, serta meningkatkan persahabatan antar rakyat kedua negara. Kissinger menyatakan, hubungan AS-Tiongkok mempunyai arti signifikan bagi perdamaian dan kemakmuran kedua negara bahkan dunia. Beliau bersedia terus berupaya meningkatkan rasa saling pengertian antara rakyat AS dan Tiongkok.

Di kalangan politik AS, Kissinger mewakili kekuatan pragmatis yang menganjurkan untuk berkontak dan berdialog dengan Tiongkok, serta menyelesaikan perselisihan dengan baik. Kekuatan ini dapat bertolak dari kenyataan untuk menjaga kepentingan sejati AS, merumuskan kebijakan terhadap Tiongkok yang rasional dan konstruktif. Sebenarnya, jika mengenang kembali sejarah penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-AS, tidak sulit menemukan bahwa ketika suara yang menganjurkan untuk bekerja sama dengan Tiongkok menjadi dominan, hubungan Tiongkok-AS akan berkembang dengan lancar. Sebaliknya, hubungan kedua negara akan mengalami ujian.

Baik dalam kontak telepon atau pertemuan dengan Presiden Joe Biden, maupun pertemuan dengan Kissinger kali ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping berulang kali menekankan bahwa kunci untuk mendorong hubungan kedua negara terus berkembang maju adalah menaati 3 prinsip, yakni saling menghormati, hidup berdampingan secara damai dan bekerja sama demi kemenangan bersama. Ini tidak hanya merupakan kesimpulan atas pengalaman pertukaran Tiongkok-AS selama beberapa dekade ini, tapi juga merupakan arah tepat perkembangan hubungan kedua negara di era baru.

Sebagai saksi kontak dan perundingan AS, Kissinger sangat jelas bahwa masalah yang paling penting dan sensitif dalam hubungan Tiongkok-AS adalah masalah Taiwan. Dalam pertemuan kali ini, beliau menyatakan kepada Presiden Xi perlunya menaati prinsip yang ditentukan dalam “Komunike Shanghai”, dan sepenuhnya memahami pentingnya prinsip Satu Tiongkok bagi Tiongkok. Politikus-politikus AS yang bermain api dalam masalah Taiwan hendaknya mendengarkan usulan pria tua yang berpengalaman ini.

Ada sebuah pepatah Tiongkok yang berbunyi, “Meninjau kembali ilmu yang telah dipelajari untuk mendapatkan ilmu yang baru”. Kini, pemimpin-pemimpin AS hendaknya mencari jawaban dari sejarah, yakni bagaimana memandang Tiongkok dan bagaimana bergaul dengan Tiongkok, ini baru sesuai dengan kepentingan AS. Masa depan hubungan Tiongkok-AS sepenuhnya bergantung pada pilihan saat ini dan berhubungan erat dengan pengalaman sejarah. Pihak AS membutuhkan kebijaksanaan diplomatik ala Kissinger untuk menjawab pertanyaan seputar hubungan Tiongkok-AS.