Kemenlu Tiongkok: Pelajaran yang Diperoleh dari Perubahan Situasi Afghanistan Sangat Mendalam

2023-08-16 15:44:52  


Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin di depan jumpa pers rutin yang diadakan hari Selasa (15/08) kemarin menyatakan, dua tahun yang lalu, seluruh dunia menyaksikan “momen Kabul”, yakni penarikan pasukan AS yang tergesa-gesa dari Afghanistan. Pelajaran yang diperoleh dari perubahan situasi Afghanistan tersebut sangat mendalam, hingga kini tetap perlu direfleksi. Hal ini menandakan kegagalan total AS di Afghanistan dalam bidang militer, politik serta anti-terorisme, dan sekali lagi membuktikan bahwa melakukan intervensi militer, subversi politik serta revitalisasi demokrasi terhadap negara lain sudah pasti akan berakhir dengan kegagalan, bahkan akan membawa keguncangan dan malapetaka.

Wang Wenbin menyatakan, selama dua tahun ini, rakyat Tiongkok selalu memperhatikan kehidupan dan masa depan rakyat Afghanistan.

“Sebagai negara tetangga terbesar Afghanistan, Tiongkok selalu membantu mereka secara bertanggung jawab dan konstruktif. Membantu Afghanistan menstabilkan situasi dan melakukan rekonstruksi, serta mendorong proses penyelesaian masalah Afghanistan. Tiongkok telah berturut-turut memberikan sejumlah besar bantuan material kepada Afghanistan, memperluas impor produk pertanian seperti kacang pinus dari Afghanistan, memberikan status tarif nol kepada 98% produk yang diimpor dari Afghanistan, serta dengan mantap mendorong kerja sama pragmatis bilateral, demi membantu Afghanistan meningkatkan kemampuan pembangunan mandirinya.”

Wang Wenbin menunjukkan, selama dua tahun ini, dengan dukungan negara-negara regional termasuk negara tetangga Afghanistan, situasi Afghanistan pada dasarnya telah mewujudkan transisi yang stabil, dan nasib negara kembali dipegang oleh rakyat Afghanistan sendiri. Pemerintah sementara Afghanistan mengambil serangkaian tindakan pragmatis di bidang pemulihan ekonomi, penjaminan kesejahteraan, pemberantasan narkoba, penindakan korupsi serta peningkatan hukum dan ketertiban, maka dunia luar seharusnya memberikan penilaian yang objektif dan adil. Sementara itu, masyarakat internasional juga berharap Afghanistan dapat mencapai kemajuan untuk membentuk pemerintahan yang lebih representatif dan inklusif, serta menjamin kepentingan seluruh rakyat termasuk kaum wanita dan etnis minoritas. Diharapkan, pemerintah sementara Afghanistan dapat mengambil tindakan yang lebih positif untuk menanggapi harapan rakyatnya dan masyarakat internasional.

Wang Wenbin menekankan, selama 2 tahun ini, beberapa negara menghentikan bantuannya, bahkan membekukan dana dan mengenakan sanksi terhadap Afghanistan, sehingga memperparah penderitaan rakyat Afghanistan. Menurut data PBB, rakyat Afghanistan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan telah bertambah dua kali lipat dari 14,4 juta orang menjadi 29,2 juta orang.

“Untuk mewujudkan kestabilan permanen di Afghanistan, yang pertama-tama harus dilakukan adalah menyelesaikan masalah kemanusiaan yang mengkhawatirkan. Negara-negara yang bersangkutan hendaknya menarik pelajaran dari perubahan situasi di Afghanistan, menunaikan komitmennya untuk membantu Afghanistan, dan menjamin aset yang dibekukannya dapat sedini mungkin digunakan untuk kebutuhan mendesak rakyat Afghanistan,” jelas Wang Wenbin.

Wang Wenbin menambahkan, saat ini kekuatan teroris yang berada di Afghanistan masih membawa ancaman yang besar bagi keamanan Afghanistan, regional bahkan global. Masyarakat internasional berharap pihak Afghanistan dapat mewujudkan janjinya, mencegah agar wilayahnya tidak dimanfaatkan oleh kekuatan teroris mana pun, dan melakukan aksi pemberantasan terhadap semua organisasi teroris. Masyarakat internasional hendaknya meningkatkan kerja sama keamanan anti-terorisme bilateral dan multilateral, serta mendukung pelaksanaan kebijakan komprehensif Afghanistan, demi mewujudkan perdamaian, stabilitas dan pembangunan yang abadi di Afghanistan.