Dubes AS di Jepang Gelar “Akting Kaget” dengan Santap Makanan Laut Fukushima

2023-09-02 10:27:28  


Pada 31 Agustus lalu, Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel mendatangi Fukushima untuk menyantap makanan laut, dengan maksudnya memberikan dukungan kepada Jepang yang bersikeras membuang air limbah nuklir ke laut. Selain itu, dia menulis sebuah artikel di media Jepang dan main tuding terhadap tindakan-tindakan adil yang diambil oleh Tiongkok, bahkan memfitnah Tiongkok “menyabotase lingkungan maritim”. Akan tetapi, justru pada hari yang sama, Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang Nomura Tetsuro saat menjawab pertanyaan wartawan menyebut air yang dilepaskan PLTN Fukushima sebagai air limbah terkontaminasi nuklir. Kata itu dikeluarkan dari mulutnya bukannya karena “keseleo lidah”, melainkan ungkapan suara hatinya.

Mengingat pejabat Jepang yang mengurus perikanan sudah bilang demikian, maka terasa sangat ironis jika AS masih terus menyatakan puas terhadap pelepasan air limbah nuklir oleh Jepang ke laut. Yang lebih ironisnya ialah, data Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang menunjukkan, AS adalah negara yang paling banyak mengurangi impor produk pertanian, kehutanan dan akuatik dari Jepang. Tiga makanan utama yang volume impornya mengalami penurunan semuanya dihasilkan di kawasan yang terpengaruh pelepasan air limbah nuklir.

Sebenarnya pembuangan air limbah radioaktif ke laut bukanlah hal yang boleh dilakukan sembarangan asal ada negara yang “menyalakan lampu hijau”, karena hal itu menyangkut kepentingan seluruh masyarakat internasional. Sorotan masyarakat internasional terhadap pembuangan air limbah Jepang juga tidak akan ditepis dengan mudah walaupun ada negara yang terus mencoreng nama baik Tiongkok. Setelah Jepang memulai pembuangan air limbah nuklir ke laut, Tiongkok telah mengambil tindakan yang layak sesuai dengan hukum domestik dan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tindakan yang diambil Tiongkok sangat rasional dan esensial, sekaligus telah menunjukkan tanggung jawabnya terhadap pelestarian lingkungan maritim global dan kesehatan umat manusia.

Di hadapan kenyataan, “akting makan” dari Dubes AS tersebut tidak akan “membersihkan” noda Jepang dari pelepasan air limbah nuklir ke laut, malah mengungkapkan kejahatan AS dan Jepang yang merusak lingkungan maritim, serta maksudnya yang jahat untuk bersekongkol dan mengacaukan Asia dan Pasifik. Negara-negara kawasan ini diimbau terus meningkatkan kewaspadaannya.