Kereta api cepat Jakarta-Bandung bagi PerkembanganEkonomi dan Sosial Indonesia
Oleh: Murpin Josua Sembiring
Kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang semula bernama kereta cepat Indonesia Cina disngkat KCIC akan hadir dengan banyak pilihan waktu perjalanan sehingga jarak Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 km akan melintasi 9 kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat yang akan ditempuh hanya dalam waktu 36 hingga 44 menit dengan kecepatan 180 km/jam (Nantinya kecepatan akan terus ditambah hingga mencapai puncak kecepatan operasional di 350/Km/jam bahkan hingga mencapai puncak kecepatan teknisnya, yaitu hingga 385 km/jam) dari semula kereta api biasa 3 (tiga) jam 23 menit jadi hemat waktu 2 jam 13 menit.
Perjalanan lebih singkat/efisien dan fleksibel untuk ragam aktivitas yang lebih maksimal, penghematan waktu ini akan berkontribusi pada peningkatan produktivitas daerah dan Nasional. Penumpang akan menghemat waktu untuk liburan, berbisnis, kunjungan wisata, dan lainnya.
Kereta api cepat Jakarta Bandung ini menjadi berita besar di negara-negara Asean karena Indonesialah negara pertama yang punya kereta api cepat kerjasama dengan China. Kita berharap KCJB ini sebagai laboratorium, transfer tecnologi dari china ke Indonesia sehingga investasi yang awalnya besar menjadi menguntungkan dalam jangka panjang karena Indonesia dengan kualitas SDMnya bisa alih teknologi dan mampu memperoduksi secara massal kereta api cepat, modern dan efisien secara mandiri didalam negeri sendiri menjadi “Industri Per-kereta-apian” membuat kereta api cepat diseluruh wilayah Indonesia dan makmur, sejahteralah rakyat Indonesia.
Perkembangan Ekonomi Beroperasinya KCJB
Konektivitas antara Jakarta dan Bandung serta wilayah-wilayah sekitarnya akan meningkat secara signifikan dan mempermudah pergerakan orang dan barang antara kota-kota, menarik minat banyak investor asing dan domestic, membuka peluang kerja, perdagangan antar wilayah makin melaju, mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan di banyak daerah jadi tidak sekedar konektivitas tapi membangun meningkatkan perekonomian dan peradaban sosial Indonesia yang lebih terbuka, maju dan produkktip.
Proyek KCJB kerjasama Pemerintah Indonesia dan Tiongkok ini juga sangat berpotensi meningkatkan sektor pariwisata daerah dan Nasional. Wisatawan akan lebih mudah mengunjungi destinasi pariwisata di Jakarta maupun di Bandung-Jawa Barat dan sekitarnya, seperti Taman Mini Indonesia Indah, Monas, Tangkuban Perahu, dan Kawah Putih. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industri pariwisata dan ekonomi lokal di kedua kota tersebut.
Beroperasinya KCJB pada Agustus 2023 ini diyakini akan menaikkan aktivitas perekonomian Indonesia, terutama pada sektor pariwisata akan menimbulkan imbas positif seperti sejarah KA Cepat di Tiongkok yang mampu menggaet wisatawan dalam dan luar negeri sebagai salah satu segmen penumpang yang butuh kecepatan, kenyamanan dan keamanan bepergian.
Prediksi saya akan meningkat sekitar 65 % volume pemesanan paket tur wisata domestik dan mancanegara dan akan bermunculan promo-promo paket wisata yang didukung oleh pemerintah yang dilalui stasiun kereta api cepat tsb, pembangunan stasiun-stasiun kereta cepat akan mendorong pembangunan pusat-pusat bisnis, hotel, dan fasilitas pendukung lainnya di sekitarnya dengan demikian kebutuhan industry parawisata bangkit seperti : small and medium enterprises/ UMKM, transportasi, guide, hotel, bisnis kuliner/restauran, obyek wisata, pusat oleh-oleh daerah, karya seni budaya dan kearifan local yang bisa dikomersialisasikan dan pasti berdampak pada peningkatan income perkapita masyarakat, menaikkan penghasilan daerah dan menumbuhkan perekonomian Nasional di Indonesia.
KCJB dipadukan dengan konsep Transit Oriented Development (TOD), Stasiun Kereta Cepat memastikan sistem integrasi dengan berbagai pilihan moda transportasi terintegrasi juga akan memperluas aksesibilitas dan memfasilitasi perdagangan domestik antara Jakarta dan Bandung, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkan konektivitas antar-pelaku usaha dengan efisiensi waktu yang signifikan.
Selain itu Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membuka peluang investasi di sektor property/perumahan, ragam pertambagan, obyek wisata alam maupun buatan, pusat perbelanjaan/ mall dan proyek konstruksi di sekitar stasiun-stasiun kereta cepat. Pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur ini dapat meningkatkan nilai properti dan peluang investasi di daerah tersebut dan resonansi dampak KCJB ini dengan indicator pendukungnya saya yakin target pertumbuhan ekonomi Kota Bandung di tahun 2023 berada di angka 6 % akan tercapai demikian pula pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta akan bisa menembus di angka kisaran 4,8-5,6% (yoy)
Dampak Sosial Kereta api Cepat Jakarta Bandung
Setiap adanya pembangunan apapun bentuknya juga termasuk KCJB ini pasti membawa dampak sosial kemasyarakatan karena semakin berbaurnya ragam interaksi dengan ragam komunitas dan ragam kepentingan yang terjadi membawa banyak perubahan termasuk aspek pembangunan sosialnya. Tujuan pembangunan sosial mencakup keseluruhan manusia yang berfokus pada kelompok yang berpotensi sulit beradaptasi dengan perubahan dan yang kurang beruntung.
Pembangunan sosial mencerminkan pembangunan berorientasi ke depan (forward looking) dengan menerima segala perubahan yang ada sehingga diperlukan pendekatan universal, institusional, dan proaktif terhadap kehidupan masyarakat yang sasarannya untuk memberdayakan masyarakat yang lemah tidak berdaya atas kehadiran KCJB ini secara bertahap, terarah, terpadu, berkelanjutan, terorganisasi, dan melembaga agar tidak ada masyarakat tersingkirkan/ terpinggirkan dalam kehidupan dan status sosialnya bahkan harusnya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat setempat yang menekankan pada fungsi sosial dalam bermasyarakat yang memiliki tujuan tercapainya kondisi kesejahteraan sosial yang merata dan mapan untuk menjadi bagian kemajuan dari komunitas masyarakat setempat.
Perubahan sosial akan berdampak setidaknya pada 3 aspek perubahan: perubahan struktur sosial, organisasi sosial dan hubungan sosial. Wilbert Moore mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola perilaku dan interaksi sosial. Bandung penduduk semulanya suku Sunda memiliki pedoman hidup saling menghargai sesama, ramah senyum, sopan kepada siapa saja termasuk kepada orang yang belum dikenalnya. Seperti istilah “kawas gula eujang peueut” yang artinya hidup harus rukun saling menyayangi, tidak pernah berselisih ini menjadi modal sosial beradaptasi untuk meningkatnya peradaban sosial disana.
Perubahan sosial kita harapkan menuju ke arah kemajuan (progressive) bukan regressive (kemunduran) karna hadirnya pembangunan kereta api cepat ini justru sebaliknya terciptanya peradaban sosial yang lebih tinggi dan agung karena banyak wilayah yang tadinya sulit diakses kini semakin terbuka, semakin tinggi mobilitas dan frekuensi interaksi dengan beragam suku bangsa, daerah, bahasa, status sosial dan ekonomi . Kita semua harus yakin bahwa dengan hadirnya kereta api cepat Jakarta Bandung ini atas kerjasama yang harmoni saling menguntungkan antara Indonesia dan Tiongkok akan membawa kemajuan perekonomian daerah dan gilirannya meningkat ekonomi Nasional Indonesia serta terpelihara berkembangnya derajat kesejahteraan dan kehidupan sosial di Indonesia.
*Penulis:
Prof.Dr.Murpin Josua Sembiring.M.Si
Pengamat Ekonomi Nasional, Dosen Doctoral Ilmu Manajemen Entreprenuership, Ciputra University Surabaya-East Java-Indonesia.
Email: murpin.sembiring@ciputra.ac.id