Apa Manfaat Bergabungnya Uni Afrika ke dalam G20 bagi Dunia?

2023-09-12 14:50:57  

KTT G20 New Delhi ditutup pada tanggal 10 September lalu. Sebagai salah satu hasil penting KTT G20 kali ini, berbagai pihak sepakat untuk menerima Uni Afrika sebagai anggota resmi G20. Hal ini mengakhiri sejarah bahwa hanyalah Afrika Selatan adalah negara yang berasal dari Afrika dalam mekanisme tersebut. Menyusul Uni Eropa, saat ini Uni Afrika adalah organisasi regional kedua yang bergabung dalam G20 . Ini adalah hasil yang diupayakan Uni Afrika dan negara-negara Afrika, juga berhubungan erat dengan perubahan situasi internasional dan dorongan kekuatan eksternal.

Uni Afrika yang berdiri pada tahun 2002 terdiri dari 55 negara Afrika, dan mempunyai representasi yang luas. Beberapa tahun terakhir ini, Uni Afrika berupaya untuk mengeluarkan suara demi kepentingan keseluruhan Afrika di arena internasional, berupaya untuk bergabung dalam platforom penting tata kelola ekonomi global G20, dan upayanya tersebut tak pernah berhenti selama 7 tahun.

Dilihat dari lingkungan eksternal, seiring dengan terus berintegrasinya ekonomi Afrika dengan dunia, tingkat keikutsertaan Afrika dalam urusan global pun meningkat nyata. Dunia luar berpendapat umum bahwa Tiongkok memainkan peranan yang krusial  untuk mendorong Uni Afrika bergabung dalam G20.

Mengenai dukungan yang diberikan Tiongkok, Ketua Bergilir Uni Afrika, Presiden Komoro Azali Assoumani menyatakan terima kasihnya kepada Tiongkok dan berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok, demi mewujudkan kemenangan bersama di masa depan.

Afrika adalah benua dengan negara-negara berkembang yang terbanyak, dan memiliki potensi perkembangan yang besar. Kini, benua Afrika sedang mempercepat pembangunan zona perdagangan bebasnya. Setelah bergabung dalam G20, sebagai keseluruhan, Afrika memperoleh jalur penting untuk melakukan komunikasi dan koordinasi kebijakan keuangan dan ekonomi makro dengan komunitas ekonomi utama di dunia. Hal ini bermanfaat bagi negara-negara Afrika untuk menangani tantangan yang dihadapinya antara lain risiko hutang, perubahan iklim dan ketahanan pangan.

Dilihat dari jangka panjang, Afrika memiliki keunggulan sumber daya, populasi dan pasar yang sangat besar, jika ia dapat berintegrasi lebih baik dalam ekonomi global, maka akan dapat mengeluarkan lebih banyak potensi pembangunan, dan mendorong benua Afrika sedini mungkin mewujudkan Agenda 2063 Afrika.

Dilihat dari sudut yang lebih besar, setelah perluasan anggota BRICS, bergabungnya Uni Afrika ke dalam G20 kembali menjadi sebuah peristiwa signifikan dalam perkembangan dan pertumbuhan kekuatan “Dunia Selatan”. Ada analis berpendapat, negara-negara Afrika lagi mengejar kemandirian strategis, mereka berpartisipasi dalam tata kelola global dengan sikap yang lebih positif, hal ini diyakini akan bermanfaat bagi komunitas internasional untuk menangani defisit perdamaian, pembangunan dan keamanan. Sementara itu, dalam situasi dunia yang berubah-rubah dan kacau, peningkatan bobotnya negara “Dunia Selatan” telah memperbesar kekuatan multilateral, hal ini akan memberi efek peredaman terhadap hegemonisme dan politik kekuasaan.

Di dunia masa kini, baik mewujudkan perdamaian maupun mengupayakan pembangunan inklusif, Afrika adalah pihak pemangku kepentingan, tidak boleh diperlakukan sebagai “kelompok mayoritas yang diabaikan”lagi. Negara Barat yang hanya memperhatikan Afrika dari sudut geopolitik hendaknya dengan sungguh-sungguh mendukung pembangunan Afrika dengan niat yang tulus dan sumber daya. Yang dibutuhkan Afrika Saat ini bukanlah “penjajah” dan “guru” melainkan  kesetaraan, penghormatan dan kerja sama. Dari makna tersebut, bergabungnya Afrika dalam G20 hanyalah sebuah permulaan yang baik.