‘Kencan Kedua’ Menjadi Bukti Lagi AS Adalah Kerajaan Hacker

2023-09-16 14:13:52  

Kasus Universitas Politeknik Barat Daya Tiongkok mengalami serangan cyber akhir-akhir ini mencapai penerobosan penting. Dalam proses pelacakan kasus tersebut personel Tiongkok sukses menentukan identitas sebenarnya staf Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dengan menganalisis perangkat mata-mata dengan nama ‘Kencan Kedua’. Penemuan penting ini menjadi bukti kuat lagi pemerintah AS melancarkan serangan siber terhadap negara lain.

Menurut laporan yang diumumkan Pusat Tanggapan Darurat Virus Komputer Tiongkok, perangkat ‘Kencan Kedua’ adalah senjata mata-mata cyber yang dieksploitasi NSA, dapat mencapai fungsi berbahaya seperti penyadapan dan pembajakan aliran jaringan, serangan perantara, dan penyisipan kode berbahaya,  dapat juga bekerja sama dengan malware lain untuk menyelesaikan aktivitas "mata-mata" jaringan yang kompleks. Selain itu, personel Tiongkok menemukan pula server batu loncatan yang dikendalikan dari jarak jauh oleh NSA, yang sebagian besar berlokasi di Jerman, Jepang, Korea Selatan, India, dan Taiwan. Dengan jalan-jalan tersebut, AS dapat melakukan pencurian rahasia dari pengguna sasaran dalam waktu yang lama dan dapat mengirimkan lebih banyak senjata serangan siber ke jaringan sasaran pada waktu kapan saja.

Yang ironis ialah, hampir pada waktu yang sama, Departemen Pertahanan AS mengumumkan kutipan ‘Strategi Siber 2023’, dan sekali lagi mengembar-gemborkan apa yang disebutnya‘ancaman Tiongkok’.

Bagi dunia luar, perbuatan‘maling teriak maling’ oleh AS ini tak asing lagi.

Pakar terkait menunjukkan, di satu bidang AS melakukan pencurian rahasia terhadap Tiongkok dengan perangkat lunak mata-mata, dan di bidang lain, berupaya mencorong Tiongkok, hal ini memperlihatakan kesalahan AS yang memandang Tiongkok sebagai lawanan strategis terbesar. Selain itu, seiring dengan menurunya kemampuan tata kelola politikus AS, mengembar-gemborkan ancaman luar telah menjadi cara yang digunakan untuk mengalihkan perhatikan massa. Sementara itu, hal ini pun membuat dalih untuk melakukan penindasan tehradap Tiongkok dalam sektor siber dan informatika  AS, dan memberikan dalih untuk lebih lanjut melakukan serangan siber di luar AS.