Forum Pemimpin Kerja Sama dan Pembangunan Moneter Tiongkok-ASEAN ke-15 baru-baru ini digelar di Nanning, Guangxi pada hari Senin kemarin (18/9). Forum ini mengusung tema “pembangunan berkualitas tinggi Sabuk dan Jalan di bidang jasa moneter”, dan diikuti oleh lebih dari 300 peserta untuk membahas prospek luas kerja sama moneter lintas batas antara Tiongkok dan ASEAN.
Dalam forum tersebut, pemimpin Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, Liu Ning memperkenalkan, volume penyelesaian kumulatif RMB lintas batas di Guangxi mencapai 1,9 triliun Yuan, mempertahankan posisi pertamanya dalam provinsi Barat Tiongkok dan perbatasan selama beberapa tahun berturut-turut. Dewasa ini, Guangxi sedang menggenggam peluang besar pelaksanaan Perjanjian Kemitraan EKonomi Komprehensif (RCEP) dan perundingan CAFTA versi 3.0, terus memperdalam kerja sama dengan ASEAN, dan dengan sekuat tenaga menciptakan tempat yang nyaman bagi operasional pasar sirkulasi ganda domestik dan luar negeri.
Selama beberapa tahun belakangan ini, hubungan dan kerja sama antara Tiongkok-ASEAN semakin erat. Data menunjukkan, volume bilateral Tiongkok dengan ASEAN meningkat dari 100 miliar dolar AS pada tahun 2004 hingga 975,34 miliar dolar AS pada tahun 2022, Tiongkok mempertahankan posisinya sebagai mitra perdagangan terbesar ASEAN selama 14 tahun berturut-turut. Hal ini memberikan tuntutan yang lebih tinggi bagi kedua pihak untuk memperluas keterbukaan moneter, serta menyediakan peluang yang luas untuk memperdalam kerja sama moneter.
Wakil Kepala Administrasi Valuta Asing Negara Tiongkok (SAFE) Zheng Wei mengatakan, Bank Rakyat Tiongkok dan SAFE akan terus memperdalam pertukaran dan kerja sama dengan negara-negara ASEAN, meningkatkan inovasi dan penyuplaian kebijakan moneter, serta memberikan dukungan moneter yang lebih kuat demi pembangunan berkualitas tinggi “Sabuk dan Jalan”.
Gubernur Bank Sentral Laos dalam kata sambutannya mengatakan, kerja sama Laos-Tiongkok di bidang interkonektivitas pasar moneter terus meningkat, seiring dengan bertumbuh pesatnya perdagangan dan investasi antara Tiongkok-ASEAN, kedua pihak hendaknya mengupayakan lebih banyak peluang bagi perhitungan transaksi dengan mata uang negara masing-masing, guna menurunkan biaya dan risiko transaksi, serta mendorong perdagangan dan investasi.
Gubernur Bank Sentral Myanmar menyatakan, peran perencanaan dan koordinasi inisiatif pembangunan bersama “Sabuk dan Jalan” dan interkonektivitas ASEAN secara keseluruhan sangat menonjol, telah menyediakan peluang yang istimewa untuk meningkatkan interkonektivitas moneter Tiongkok-ASEAN. Mendorong investasi lintas batas, mendukung arus modal yang lebih besar dan mendorong pelaksanaan moneter berkelanjutan dapat melepaskan potensi kawasan ini yang belum dikembangkan.