Eropa Seharusnya Punya Keyakinan untuk Hadapi Kompetisi Pasar

2023-09-20 15:16:01  


Baru-baru ini, intern Eropa mengadakan perdebatan yang sengit seputar investigasi anti-subsidi terhadap kendaraan listrik Tiongkok yang diumumkan oleh Ketua Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen. Kalangan kendaraan Jerman khawatir bahwa investigasi tersebut akan memicu perang tarif dan berdampak negatif pada kepentingan industri otomotif Jerman dalam jangka panjang. Suara rasional dari media Eropa berpendapat bahwa keputusan UE tersebut mencerminkan ketakutan sejumlah orang Eropa akan kompetisi yang adil.

Menurut laporan media Eropa, dua negara besar dalam UE, Jerman dan Prancis memiliki sikap yang berbeda terhadap keputusan pemimpin UE tersebut. Pemerintah dan kalangan industri otomotif Prancis mendukung Eropa mengeluarkan kebijakan yang bersangkutan, sedangkan industri otomotif Jerman secara terang-terangan menentang hal tersebut. Alasannya sangat sederhana, karena kepentingan industri otomotif Jerman jauh lebih besar daripada Prancis, maka mereka lebih khawatir jika kebijakan UE tersebut berdampak negatif terhadap mereka sendiri. Hal ini mencerminkan bahwa UE tidak bertolak dari sikap yang rasional untuk mempertimbangkan kepentingan menyeluruh Eropa.

Bagi industri kendaraan listrik, pasar Eropa dianggap sebagai dataran tinggi persaingan. Saat ini, pangsa pasar kendaraan listrik buatan Tiongkok di Eropa hanya tercatat 8%, masih berada pada tahap awal. Jika dilihat dari harganya, harga merek kendaraan listrik mainstream Tiongkok di Eropa lebih tinggi daripada pasar domestik, tapi jika dibandingkan dengan merek lokal Eropa, masih memiliki sedikit keunggulan. Maka alasan UE mengadakan investigasi anti-subsidi terhadap kendaraan listrik Tiongkok tidak rasional.

Beberapa tahun ini, industri otomotif listrik Tiongkok memperlihatkan daya saing pasar yang kuat, terutama karena perusahaan-perusahaan mobil Tiongkok sudah lama menargetkan “lintasannya”, dan terus mendorong inovasi dan penelitian, juga karena rantai industri dan rantai pasokan Tiongkok yang lebih lengkap. Sementara itu, meskipun Eropa adalah pusat pembuatan kendaraan bahan bakar tradisional, namun laju kecepatan transformasi Eropa ke manufaktur dan penelitian kendaraan energi baru lebih lamban daripada Tiongkok dan AS. Sejumlah negara Eropa dan perusahaan mobil besar khawatir bahwa pasar Eropa akan diduduki oleh kendaraan energi baru Tiongkok. Ini adalah niat sejati UE mengumumkan pengadaan penyelidikan tersebut.

Jika dilihat dari industri otomotif Tiongkok dan Eropa, kedua belah pihak memiliki ruang kerja sama dan kepentingan bersama yang luas, sehingga telah membentuk pola yang saling bergantung. Beberapa tahun ini, perusahaan mobil Eropa seperti BMW dan Volkswagen masing-masing memperluas bisnis kendaraan energi barunya di Tiongkok, dan telah mendirikan hubungan mitra kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok, memperoleh teknologi baterai dan memperkokoh pasar Tiongkok. Menurut data dari perusahaan riset dan konsultasi AS Rhodium, Eropa telah menanam modal sebanyak 6,2 miliar EUR di bidang industri otomotif Tiongkok, dan menciptakan rekor tertinggi dalam sejarah. Sedangkan perusahaan mobil Tiongkok seperti CATL juga telah menanam sejumlah besar modal di Jerman dan Hungaria untuk membangun pabrik. Jika persaingan yang sehat dan kerja sama seperti ini dapat diperdalam, akan bermanfaat bagi peningkatan daya saing industri otomotif energi baru Eropa dan mewujudkan target pembangunan rendah karbon UE.

Dikabarkan, investigasi anti-subsidi yang dilakukan UE terhadap Tiongkok mungkin akan berlangsung selama beberapa bulan, dan apakah hasil investigasi akan menyebabkan kendaraan listrik Tiongkok menerima pengenaan tarif yang bersifat hukuman akan diputuskan oleh prosedur pemungutan suara berdasarkan hasil investigasi. Ini berarti pihak Eropa masih punya kesempatan untuk membetulkan kekeliruannya. Menghadapi situasi internasional dengan unilateralisme dan proteksionisme yang terus merajalela, Tiongkok dan Eropa perlu menyelesaikan perselisihan dengan dialog dan konsultasi, bersama menentang proteksionisme perdagangan, serta memelihara stabilitas rantai industri dan rantai pasokan global, itu barulah tindakan yang sesuai dengan arus sejarah dan hukum pasar.