Jubir Kemenlu Tiongkok: Bersama-sama Dorong Hubungan Tiongkok-AS Kembali ke Jalur Perkembangan yang Sehat dan Stabil

2023-11-14 14:14:00  

Menurut informasi dari Kantor Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam jumpa pers rutin hari Senin kemarin (13/11), ada wartawan bertanya, “Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) sama-sama mengumumkan informasi tentang pertemuan pemimpin kedua negara. Pada tanggal 10 November yang lalu, seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih AS mengatakan bahwa tujuan pertemuan kali ini adalah mengendalikan persaingan, mencegah risiko konflik, dan menjamin kelancaran jalur komunikasi. Usaha pihak AS yang mencoba membentuk atau mengubah Tiongkok pada puluhan tahun yang lalu ternyata sudah gagal, pihak AS akan menyampaikan keprihatinannya kepada Tiongkok mengenai topik bilateral dan masalah utama. AS tidak mendukung “Taiwan Merdeka”, berharap dapat menjaga status quo, dan menentang aksi militer Tiongkok yang semakin kerap dilakukan di Selat Taiwan, AS juga akan menekankan komitmen keamanannya terhadap Filipina dalam masalah Laut Tiongkok Selatan. Mengenai konflik Palestina-Israel, pihaknya berharap Tiongkok dapat menyatakan kepada Iran, agar Iran tidak mendorong peningkatan dan penyebaran konflik Timur Tengah dewasa ini. Bagaimana tanggapan pihak Tiongkok terhadap hal tersebut?” 

Juru bicara Mao Ning menanggapi hal tersebut dengan menyatakan bahwa Tiongkok sudah mengumumkan tentang kunjungan Presiden Xi Jinping ke AS dalam rangka memenuhi undangan untuk mengadakan pertemuan pemimpin Tiongkok-AS. Kedua Pemimpin negara akan mengadakan komunikasi mendalam mengenai masalah-masalah strategis, global dan terarah yang bersangkutan dengan hubungan Tiongkok-AS, serta masalah penting yang bersangkutan dengan perdamaian dan pembangunan dunia. 

Tiongkok senantiasa memandang dan menangani hubungan Tiongkok-AS berdasarkan tiga prinsip yang diajukan Presiden Xi, yaitu saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan bekerja sama demi kemenangan bersama. Persaingan antar negara besar tidak sesuai dengan tren masa kini, juga tidak bisa menyelesaikan masalah AS sendiri dan tantangan yang dihadapi dunia. Tiongkok tidak takut akan persaingan, tetapi menentang pendefinisian hubungan Tiongkok-AS dengan persaingan. Berbicara tentang keprihatinan, pihak AS hendaknya dengan sungguh-sungguh menghormati keprihatinan rasional dan hak pembangunan adil Tiongkok, bukannya menekankan keprihatinannya sendiri dan merugikan kepentingan Tiongkok. Berupaya mengubah negara lain berdasarkan keinginan dan metodenya sendiri sepenuhnya adalah hegemonisme tipikal, dan hal itu tidak akan berhasil. Tiongkok tidak berniat mengubah AS, AS juga tidak boleh berupaya mengubah Tiongkok. Pihak AS diharapkan dapat benar-benar melaksanakan komitmennya untuk tidak mengupayakan ‘Perang Dingin Baru’ dan tidak berkonflik dengan Tiongkok, bersama-sama mendorong hubungan Tiongkok-AS kembali ke jalur perkembangan yang sehat dan stabil. 

Status quo Selat Taiwan adalah, kedua tepi selat Taiwan sama-sama dimiliki oleh satu Tiongkok. Yang ingin mengubah status quo adalah Partai Progresif Demokratik Taiwan dan kekuatan eksternal yang mendukung pihaknya mengupayakan “Taiwan Merdeka”. Masalah Taiwan adalah urusan dalam negeri Tiongkok, penyelesaian masalah Taiwan adalah masalah rakyat Tiongkok sendiri, tidak boleh diintervensi oleh kekuatan eksternal mana pun. Setiap periode pemerintah AS telah memberikan komitmen yang tegas dalam masalah Taiwan. Dalam pertemuan di Bali, pihak AS dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah AS tidak mendukung “Taiwan Merdeka”. Pihak AS harus benar-benar menaati komitmennya tentang Satu Tiongkok, dan dengan aksi nyata menentang “Taiwan Merdeka”.


Tiongkok sudah berkali-kali dengan jelas memaparkan inti permasalahan Laut Tiongkok Selatan serta pendirian berprinsip terkait Tiongkok. Wilayah yang bukan dimiliki Tiongkok, satu inci pun tidak akan diterima Tiongkok, wilayah yang dimiliki Tiongkok, satu inci pun tidak akan dilepaskan. Tiongkok berupaya bersama negara terkait menyelesaikan persengketaan terkait melalui perundingan dan konsultasi, sementara itu, Tiongkok juga bertekad tegas untuk membela kedaulatan negara dan keutuhan wilayahnya. AS harus menghentikan tindakannya yang sengaja mencari dalih untuk mengintervensi persengketaan Tiongkok dengan negara terkait mengenai wilayah teritorial serta hak dan kepentingan maritim, juga tidak boleh membendung dan mengepung Tiongkok dengan alasan serupa. 

Dewasa ini, dunia sangat memperhatikan konflik Palestina-Israel, Tiongkok senantiasa berpihak pada keadilan, memelihara konsultasi erat dengan berbagai pihak terkait, serta berupaya meredakan ketegangan situasi dan melindungi rakyat sipil. Diharapkan, AS dapat memegang pendirian yang objektif dan adil, serta memainkan peranan konstruktif untuk mendorong perwujudan gencatan senjata.