Xi Jinping Adakan Pertemuan dengan Presiden AS

2023-11-16 11:12:33  

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan pertemuan kepala negara Tiongkok dan AS dengan Presiden AS Joe Biden di Filoli, San Francisco, AS pada tanggal 15 November kemarin waktu setempat. Pada kesempatan itu, kedua kepala negara bertukar pendapat secara terus terang dan mendalam mengenai masalah strategis, keseluruhan serta terarah dalam hubungan Tiongkok dan AS, serta masalah-masalah penting yang berhubungan dengan perdamaian dan pembangunan dunia.

Xi Jinping menunjukkan, kini dunia sedang mengalami perubahan yang sebelumnya belum pernah terjadi selama seratus tahun terakhir ini, Tiongkok dan AS mempunyai dua pilihan, pertama, meningkatkan solidaritas dan kerja sama, bergandengan tangan menanggapi tantangan global, serta mendorong keamanan dan kemakmuran dunia. Pilihan yang kedua adalah menganut pikiran Game Zero-sum, memprovokasi pertentangan antar kubu, sehingga dunia menuju keguncangan dan perpecahan.

Pilihan tersebut mewakili dua arah, dan akan menentukan masa depan manusia dan bumi. Sebagai hubungan bilateral yang paling penting di dunia, hubungan Tiongkok dan AS hendaknya dipertimbangkan dan dirancangkan di latar belakang tersebut. Tiongkok dan AS harus saling berinteraksi, salilng mengubah satu sama lain pun adalah hal yang tidak realistis, risiko bentrokan dan konfrontasi tak dapat ditanggung oleh siapa pun. Persaingan antara negara besar tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi Tiongkok dan AS serta dunia. Bumi ini dapat menampung Tiongkok dan AS, dan kesuksesan Tiongkok dan AS adalah peluang bagi satu sama lain.

Xi Jinping secara mendalam menguraikan ciri penting dan makna yang terkandung dari modernisasi ala Tiongkok, serta prospek pembangunan dan maksud strategis Tiongkok. Xi Jinping menunjukkan, pembangunan Tiongkok memiliki logika dan aturannya sendiri, Tiongkok sedang secara menyeluruh mendorong kebangkitan jaya Bangsa Tionghoa dengan modernisasi ala Tiongkok, Tiongkok tidak menempuh jalan lama penjajahan dan perampokan, tidak menempuh jalan keliru berhegemoni untuk menjadi negara kuat, tidak melakukan ekspor ideologis, dan tidak melakukan konfrontasi ideologis dengan negara manapun. Tiongkok tidak mempunyai rencana untuk melampaui atau menggantikan AS, AS hendaknya juga tidak berencana untuk mengekang atau menghambat Tiongkok.

Xi Jinping menunjukkan, saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, bekerja sama dan menang bersama adalah pengalaman yang diperoleh dari proses hubungan Tiongkok dan AS selama 50 tahun, juga pencerahan yang datang dari bentrokan antar negara besar dalam sejarah, seharusnya menjadi arah yang diupayakan bersama oleh Tiongkok dan AS. Asalkan dapat berpegang pada hal tersebut, kedua pihak dapat menghindari perselisihan, dan dapat menemukan jalan yang tepat bagi kedua negara besar untuk hidup berdampingan. Saat pertemuan di Pulau Bali, AS menyatakan tidak akan mengupayakan pengubahan sistem negara Tiongkok, tidak mengupayakan Perang Dingin baru, tidak menentang Tiongkok dengan mengintensifkan hubungan sekutunya, tidak mendukung “Taiwan Merdeka”, dan tidak berniat untuk berbentrokan dengan Tiongkok. Melalui pertemuan di San Francisco kali ini, Tiongkok dan AS hendaknya mempunyai visi yang baru, dan berupaya bersama untuk membangun lima pilar hubungan Tiongkok - AS.

Pertama, bersama-sama menegakkan pemahaman yang tepat. Tiongkok selalu berupaya membangun hubungan Tiongkok dan AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan. Sementara itu, Tiongkok juga mempunyai kepentingan yang harus dipelihara, prinsip yang harus dibela, dan garis batas harus dipertahankan. Kedua negara diharapkan dapat menjadi mitra yang saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai.

Kedua, bersama-sama mengendalikan perselisihan secara efektif. Perselisihan hendaknya tidak menjadi jurang yang memisahkan kedua negara, namun hendaknya mencari cara membangun jembatan untuk maju berjalan searah. Kedua pihak hendaknya memahami garis batas prinsip satu sama lain, tidak melakukan sesuatu yang buruk, tidak memprovokasi, tidak melewati batas, lebih banyak berkomunikasi, lebih banyak berdialog dan lebih banyak berkonsultasi, dan menangani perselisihan dan insiden dengan berkepala dingin.

Kegita, bersama-sama mendorong kerja sama yang saling menguntungkan. Tiongkok dan AS mempunyai kepentingan bersama yang luas di banyak bidang, termasuk bidang tradisional seperti ekonomi dan perdagangan, pertanian, serta bidang baru seperti perubahan iklim dan kecerdasan buatan manusia. Kedua pihak hendaknya sepenuhnya memanfaatkan dengan baik mekanisme yang dipulihkan atau didirikan di bidang diplomasi, ekonomi, moneter, bisnis dan pertanian, serta mengadakan kerja sama di bidang anti-narkoba, penegakan hukum, kecerdasan buatan manusia, dan iptek.

Keempat, bersama-sama memikul tanggung jawab sebagai negara besar. Menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat manusia tidak terlepas dari kerja sama antar negara besar. Tiongkok dan AS hendaknya menjadi teladan, meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam masalah internasional dan regional, dan menyediakan lebih banyak produk publik kepada dunia. Inisiatif yang diajukan oleh kedua pihak hendaknya saling terbuka, dapat juga berkoordinasi atau bersinergi, dan membentuk kekuatan bersama.

Kelima, bersama-sama mendorong pertukaran antar masyarakat. Hendaknya menambahkan rute penerbangan langsung antara kedua negara, mendorong kerja sama pariwisata, memperluas hubungan antar daerah, meningkatkan kerja sama pendidikan, serta mendorong dan mendukung rakyat kedua negara lebih banyak berkontak dan berkomunikasi.

Xi Jinping secara mendalam memaparkan prinsip dan pendirian Tiongkok dalam isu Taiwan. Dia menunjukkan, isu Taiwan selalu menjadi isu yang paling penting dan sensitif dalam hubungan Tiongkok-AS. Tiongkok mementingkan sikap positif AS dalam pertemuan di Bali. AS hendaknya dengan aksi nyata mengimplementasikan sikapnya yang tidak mendukung “Taiwan Merdeka”, berhenti mempersenjatai Taiwan, dan mendukung penyatuan kembali Tiongkok secara damai. Tiongkok pada akhirnya pasti akan mewujudkan penyatuan kembali.

Joe Biden menyatakan, dirinya selalu menganggap hubungan AS-Tiongkok adalah hubungan bilateral yang paling penting di dunia, konflik AS-Tiongkok bukannya tak terhindarkan, Tiongkok yang stabil dan berkembang sesuai dengan kepentingan AS dan dunia, dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok menguntungkan AS maupun dunia. Menjaga kestabilan hubungan AS-Tiongkok, mencegah bentrokan, mengontrol perselisihan, dan mengembangkan kerja sama di bidang-bidang yang sesuai dengan kepentingan kedua pihak, bermanfaat bagi kedua negara untuk menangani dengan baik masalah yang dihadapi masing-masing dan bersama. Biden bersedia menekankan kembali 5 butir komitmennya dalam pertemuan di Bali, yaitu AS tidak menginginkan Perang Dingin baru, tidak mengupayakan pengubahan sistem Tiongkok, tidak berupaya menentang Tiongkok dengan memperkukuh persekutuannya, tidak mendukung “Kemerdekaan Taiwan”, dan tidak ingin terlibat dalam konflik dengan Tiongkok. Ekonomi AS-Tiongkok saling bergantung, AS menyambut pembangunan dan kemakmuran Tiongkok, tidak berniat menghambat pembangunan Tiongkok, dan tidak ingin melepaskan keterkaitan dengan Tiongkok. AS menaati kebijakan Satu Tiongkok, menyambut badan-badan kedua pihak mengembangkan dialog, bersedia terus memelihara komunikasi yang terbuka dan teris terang dengan Tiongkok, meningkatkan saling pengertian, menghindari kesalah-pahaman dan mengontrol perselisihan. AS bersedia terus mengembangkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Tiongkok, meningkatkan kerja sama di bidang perubahan iklim, anti-narkoba dan kecerdasan buatan, menyambut penambahan rute penerbangan langsung antara kedua negara, serta memperluas pertukaran personel di bidang pendidikan dan iptek.

Pertemuan kali ini bersifat positif, komprehensif dan konstruktif, serta menunjukkan arah untuk memperbaiki dan mengembangkan hubungan Tiongkok-AS. San Fransisco hendaknya menjadi titik tolak baru untuk menstabilkan hubungan Tiongkok-AS. Kedua kepala negara menugasi timnya masing-masing untuk mengikuti dan mengimplementasikan visi baru yang dicapai kali ini di atas dasar pelaksanaan kesepahaman yang dicapai dalam pertemuan di Bali. Kedua kepala negara sepakat untuk terus memelihara kontak.