Li Qiang Bersama dengan Charles Michel dan Ursula von der Leyen Pimpin Pertemuan Puncak Tiongkok-UE ke-24

2023-12-08 15:19:24  


Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, pada hari Kamis kemarin (7/12) di Balai Agung Rakyat Beijing, bersama dengan Ketua Dewan Eropa Charles Michel dan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen memimpin Pertemuan Puncak Tiongkok-UE ke-24.

Li Qiang menyatakan, Presiden Xi Jinping telah menggelar pertemuan dengan mereka dan memberikan pedoman strategis mengenai pendalaman lebih lanjut hubungan Tiongkok-Eropa. Saat ini, dunia sedang mengalami perubahan besar, hendaknya menemukan “kekonstanan” yang perlu terus dipertahankan dalam perubahan, yakni mempertahankan dialog dan menentang konfrontasi, mempertahankan kerja sama dan menentang pelepasan keterkaitan, mempertahankan perdamaian dan menentang konflik, serta memegang arah perkembangan hubungan Tiongkok-Eropa dengan baik. Tiongkok bersedia berupaya bersama dengan Eropa, mempertahankan status tepat kemitraan strategis komprehensif, mencari persamaan di tengah perbedaan, mencari persamaan sekaligus menyelesaikan perbedaan, meningkatkan kerja sama saling menguntungkan dan koordinasi multilateral, lebih lanjut meningkatkan stabilitas, konstruktif, saling menguntungkan dan sifat global dalam hubungan Tiongkok-Eropa, serta memberikan kontribusi demi kemakmuran dan perkembangan stabil benua Asia, Eropa bahkan dunia.

Li Qiang menunjukkan, Tiongkok bersedia berupaya bersama Eropa, aktif menjajaki lebih banyak metode kerja sama yang saling menguntungkan, serta berupaya menginjeksikan daya penggerak dan vitalitas pada hubungan bilateral. Lebih lanjut memperbesar skala perdagangan bilateral dan investasi, terus meningkatkan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, memperdalam hubungan kemitraan hijau, aktif membangun kemitraan digitalisasi, dan mempererat pertukaran budaya. Tiongkok menentang pelanggaran terhadap patokan dasar ekonomi pasar, menentang pan-politisasi dan pan-keamanan isu ekonomi dan perdagangan, berharap agar Eropa dapat bertindak hati-hati dalam mengambil kebijakan ekonomi dan perdagangan terbatas dan menggunakan langkah penyelamatan perdagangan, mempertahankan keterbukaan pasar perdagangan dan investasi.

Charles Michel dan Ursula von der Leyen sama-sama menyatakan, hubungan Eropa-Tiongkok adalah salah satu hubungan luar negeri terpenting bagi UE, UE bersedia menjadi mitra yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh Tiongkok. UE mempertahankan kemandirian strategis, bersedia mendorong dialog tingkat tinggi dengan Tiongkok, memperdalam rasa saling pengertian, mengurangi kesalahpahaman, memperdalam kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, bahan pangan, perubahan iklim dan kecerdasan buatan, bersama-sama menghadapi tantangan global, serta mendorong perdamaian, stabilitas dan kemakmuran dunia.

Kedua pihak menilai tinggi penggelaran sukses dialog tingkat tinggi bidang strategi, ekonomi dan perdagangan, lingkungan dan iklim serta digitalisasi Tiongkok-Eropa, dan akan terus menyelenggarakan dialog sistemis di berbagai bidang dan berbagai lapisan dengan baik. Kedua pihak juga akan mempertahankan keterbukaan dua arah, menang bersama dan saling menguntungkan, menentang pelepasan keterkaitan, menciptakan lingkungan perdagangan yang adil dan non diskriminatif kepada perusahaan pihak lain, serta menyelesaikan perselisihan melalui dialog dan konsultasi. Kedua pihak memperdalam kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, pembangunan hijau, indikasi geografis dan HaKI, memanfaatkan mekanisme dialog terkait pengontrolan ekspor, menjajaki pembentukan mekanisme peringatan dini bahan mentah krusial Tiongkok-Eropa, serta membangun kemitraan rantai pasokan yang stabil dan saling percaya. Kedua pihak akan meningkatkan kerja sama di bidang transaksi emisi karbon, dan mendukung perpanjangan MoU sistem transaksi emisi karbon bilateral. Kedua pihak sepakat untuk menggelar konferensi mekanisme dialog dan pertukaran budaya dan sosial, serta mempercepat pemulihan rute penerbangan dan pertukaran personel. Kedua pihak juga akan menjunjung dan mempratikkan multilateralisme, meningkatkan koordinasi dalam kerangka multilateral termasuk PBB, mendorong reformasi yang diperlukan WTO, bersama-sama menghadapi tantangan ketahanan pangan, perubahan iklim dan kesehatan publik, serta mendorong COP28 mencapai hasil positif. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan komunikasi mengenai masalah utama internasional dan regional, serta mendorong penyelesaian