Lima Identitas Tiongkok dalam Penanggulangan Perubahan Iklim

2023-12-12 16:15:11  

“Tiongkok menanggulangi perubahan iklim dengan sangat baik, Tiongkok berada di jalan yang tepat.” Demikian penilaian Dr. Abdulla Ahmed Al Mandous, selaku Presiden Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) di depan Konferensi Para Pihak (COP28) Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim yang diadakan di Dubai. Selama ini, Tiongkok aktif mendorong tata kelola perubahan iklim dengan lima identitas, upaya yang dilakukannya telah diakui oleh berbagai pihak, dan telah menginjeksikan energi positif bagi COP28.

 

Identitas pertama: Anggota penting negara-negara berkembang

Menurut data Bank Dunia, PDB per kapita Tiongkok pada tahun 2022 tercatat 12.720 dolar AS, hanya merupakan seperenam dari PDB AS, seperempat dari PDB Jerman, dan sepertiga dari rata-rata Uni Eropa, menduduki peringkat ke-67 di dunia. Pendapatan Nasional Bruto (GNI)  Tiongkok tercatat 12.850 dolar AS, menempati peringkat ke-62 di dunia. Laporan yang diumumkan PBB menunjukkan, tahun 2021, Indeks Pembangunan Manusia (HDI) Tiongkok adalah 0,768, menempati peringkat ke-79 di dunia.

Selain itu, berdasarkan indikator yang diakui secara internasional untuk negara-negara berpendapatan tinggi seperti Pendapatan Nasional Bruto (GNI) Bank Dunia yang melampaui 13.845 dolar AS, dan Indeks Pembangunan Manusianya (HDI) PBB melampaui 0,8, Tiongkok tidak memenuhi standar sebagai negara berpendapatan tinggi. Status Tiongkok sebagai negara berkembang besar adalah fakta yang tak terbantahkan.

 

Identitas kedua: Emerging market yang tanggung jawab sejarahnya tidak pernah berubah

Dilihat dari sejarah akumulasi emisi, dari tahun 1850 hingga tahun 2019, akumulasi emisi karbon di Amerika Utara dan Eropa masing-masing menduduki 23 persen dan 16 persen di dunia. Dewasa ini, emisi karbon dioksida kumulatif per kapita Tiongkok dalam sejarah masih sangat rendah, hanya seperdelapan dari AS dan seperempat dari UE.

Ditinjau dari emisi karbon per kapita, puncak karbon per kapita negara maju seperti AS dan Jerman telah mencapai 14,5 hingga 22,1 ton per tahun, emisi karbon per kapita mereka selama beberapa tahun belakangan ini jauh lebih tinggi daripada daerah lain di dunia. Menurut penghitungan Basis Data Emisi untuk Penelitian Atmosfer Global (EDGAR), pada tahun 2022, emisi karbon per kapita AS mencapai 14,44 ton, sedangkan emisi karbon dioksida per kapita UE merupakan 1,4 kali lipat dari taraf rata-rata di dunia, jauh lebih tinggi dari taraf Tiongkok. Selain itu, tingkat emisi karbon Tiongkok terus menurun, pada tahun 2022, tingkat emisi karbon Tiongkok telah menurun hingga 51 persen daripada tahun 2015.

Secara keseluruhan, baik emisi karbon historis maupun emisi karbon kumulatif per kapita, Tiongkok lebih rendah daripada negara-negara maju utama di dunia. Tanggung jawab sejarah yang harus dipikul Tiongkok tidak berubah, Tiongkok sedang menanggulangi tantangan yang dibawa oleh perubahan iklim dengan sikap positif.

 

Identitas ketiga: Kontributor Lompatan Besar Perkembangan Transisi Energi

Selama ini, Tiongkok selalu mengupayakan pengembangan dan pemanfaatan energi non fosil berskala besar, dan terus mengoptimalkan struktur energi. Pada tahun 2022, proporsi batu bara dalam struktur energi primer Tiongkok dari 66% di tahun 2015 menurun hingga 56%. Terhitung hingga bulan Juni tahun 2023, proporsi kapasitas terpasang energi non fosil di Tiongkok meningkat hingga 50,9%, secara historis melampaui kapasitas terpasang pembangkit listrik energi fosil. Terhitung hingga bulan Oktober tahun 2023, kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan Tiongkok menerobos 1,4 miliar KW, menduduki 49,9% dari total kapasitas pembangkit listrik terpasang, dan berturut-turut menduduki peringkat no.1 di dunia.

Di sisi lain, Tiongkok terus meningkatkan inovasi teknologinya, mendorong penurunan signifikan biaya energi terbarukan. Tahun 2023, harga modul fotovoltaik Tiongkok menurun hingga 1000 yuan per kilowatt, menurun lebih dari 90% dibandingkan tahun 2010. Tiongkok telah menyediakan lebih dari 50% peralatan tenaga angin dan 80% peralatan tenaga surya fotovoltaik kepada seluruh dunia, telah meletakkan fondasi bagi pengaturan energi terbarukan berskala besar, dan telah memberikan sumbangan historis bagi pendorongan transformasi energi hijau dan rendah karbon global.

 

Identitas keempat: Aktivis Pendorong Perkembangan Koordinatif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

Sejak tahun 2013, Tiongkok berturut-turut mensosialisasikan dan melaksanakan serangkaian hukum, peraturan dan kebijakan seperti “Rencana Aksi Penanggulangan Polusi Atmosfer”, “Rencana Implementasi Efisiensi Sinergis Pengurangan Polusi dan Emisi Karbon Dioksida”, “UU Pendorongan Ekonomi Sirkulasi (revisi tahun 2018)”, serta sistem kebijakan puncak karbon dan netralitas karbon “1+N”, dalam rangka mendorong perkembangan koordinatif ekonomi, sosial dan lingkungan.

Di bawah dukungan berbagai kebijakan, berbagai tingkat badan State Grid Tiongkok berangsur-angsur mengeliminasi sejumlah PLTU kecil, dan mendorong reformasi PLTU secara mendalam. Tiongkok berupaya keras mengembangkan ekonomi sirkular, dan mendorong penggunaan sumber daya yang paling efektif. Rasio produksi sumber daya utama Tiongkok pada tahun 2022 meningkat sekitar 60%, dan mendorong terwujudnya sejumlah target perkembangan ekonomi, pengurangan polusi dan emisi karbon dioksida serta meningkatkan lowongan kerja.

Sejak tahun 2013, Tiongkok telah memelihara pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2% per tahun dengan laju pertumbuhan konsumsi energi rata-rata sekitar 3% per tahun, dan mendorong perkembangan ekonomi dan sosial dan transformasi yang hijau, rendah karbon dan komprehensif, di atas dasar keamanan energi, pangan, iklim dan lingkungan yang terjamin.

 

Identitas kelima : Pendorong Proses Multilateral Tata Kelola Iklim Global

Selama beberapa tahun belakangan ini, Tiongkok telah mewujudkan keadilan dan aktif mengeluarkan suaranya di berbagai ajang internasional, meningkatkan dialog terkait perubahan iklim dengan berbagai pihak negara-negara berkembang dan negara industri, serta mencari kepentingan bersama. Sementara itu, Tiongkok juga mendorong kerja sama konstruktif, mendorong berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan bertukar pengalaman, menyelesaikan tantangan negosiasi perubahan iklim global, mendorong tercapainya kesepahaman yang lebih inklusif, transparan dan pragmatis, sekaligus mendorong proses tata kelola iklim multilateral mencapai kemajuan yang positif.

Sebagai salah satu anggota dari keluarga “Selatan Global”, Tiongkok selalu mendorong kerja sama Selatan-Selatan untuk perubahan iklim secara pragmatis, memberikan bantuan pembangunan kepada lebih dari 160 negara, dan bersama dengan lebih dari 150 negara melaksanakan pembangunan ‘Sabuk dan Jalan’. Sejauh ini, Tiongkok total telah menyelenggarakan 57 tahap pelatihan Kerja Sama Selatan-Selatan untuk menanggulangi perubahan iklim, memberikan kursus pelatihan kepada lebih dari 4.000 personel dari 100 negara lebih, serta mengadakan 75 buah proyek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, membantu negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan termasuk perubahan iklim, serta memberikan kontribusi bagi pelaksanaan Agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB Tahun 2030.

Ada pepatah Tiongkok yang berbunyi, “Api akan semakin besar jika semakin banyak orang menambah kayu bakar”. COP28 adalah panggung bagi manusia untuk bersama-sama menghadapi tantangan, Tiongkok sedang dan akan terus memainkan peranan konstruktifnya untuk mendorong tercapainya target konferensi, yaitu “Dari ambisi menjadi tindakan dan kenyataan”, bersama berbagai pihak membangun dunia yang bersih dan indah.