Kemenlu Desak Jepang Hormati Kekhawatiran Keamanan Negara-negara Tetangga

2023-12-26 11:08:18  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning, di depan jumpa pers hari Selasa kemarin (25/12) menanggapi isu tentang penambahan anggaran militer Jepang, dan mendesak pihak Jepang untuk dengan sungguh-sungguh mengindahkan kekhawatiran keamanan negara-negara tetangga, melakukan introspeksi mendalam terhadap sejarah agresinya, mempertahankan jalan pembangunan yang damai, dan berupaya memperoleh kepercayaan negara-negara tetangga Asia dan masyarakat internasional dengan tindakan nyata.

Dikabarkan bahwa pemerintah Jepang pada hari Jumat lalu (22/12) telah meninjau dan meluluskan “Tiga Prinsip Transfer Peralatan dan Teknologi Pertahanan” versi baru, serta petunjuk penggunaan, yang memutuskan untuk memberikan misil Patriot yang diproduksi di Jepang kepada AS. Ini adalah pertama kalinya kabinet Jepang mengizinkan ekspor senjata pemusnah setelah “Tiga Prinsip Transfer Peralatan dan Teknologi Pertahanan” diluluskan pada tahun 2014. Pada hari yang sama, kabinet Jepang juga meluluskan Rancangan Anggaran Fiskal tahun 2024, di antaranya anggaran militer mencapai sekitar 7,9 triliun Yen, naik 16,6% dari tahun lalu, telah mencatat rekor tertinggi dalam sejarah.

“Mempertimbangkan sejarah agresi Militerisme Jepang pada abad yang lalu, tren keamanan militer Jepang selalu mengundang perhatian tinggi dari negara-negara tetangga Asia dan masyarakat internasional. Beberapa tahun terakhir ini, pihak Jepang menyesuaikan kebijakan pertahanannya secara substansial, terus menambahkan anggaran militer, terus melonggarkan pembatasan terhadap ekspor senjata, dan mengupayakan terobosan dalam pengembangan militernya. Tiongkok mendesak pihak Jepang untuk dengan sungguh-sungguh mengindahkan kekhawatiran keamanan negara-negara tetangga, melakukan introspeksi mendalam terhadap sejarah agresinya, mempertahankan jalan pembangunan yang damai, serta berupaya memperoleh kepercayaan negara-negara tetangga Asia dan masyarakat internasional dengan tindakan nyata”, tutur Mao.