Tiongkok Lakukan Tindakan Balasan terhadap Aksi Penjualan Senjata ke Taiwan

2024-01-09 13:52:56  

Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada hari Minggu yang lalu (7/1) mengumumkan, berdasarkan Undang-Undang Anti Sanksi Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Tiongkok mengenakan sanksi terhadap 5 perusahaan industri militer Amerika Serikat (AS). Tindakan balasan itu ditujukan terhadap aksi penjualan senjata putaran baru AS kepada Taiwan, serta pengenaan sanksi terhadap entitas dan individu Tiongkok baru-baru ini dengan berbagai alasan, ini merupakan peringatan tegas kepada sejumlah orang AS yang mengintervensi urusan dalam negeri Tiongkok dengan dalih isu Taiwan.

Dilihat dari daftarnya, 5 entitas industri militer AS yang disanksi oleh Tiongkok itu adalah BAE Systems Land and Armament, Alliant Techsystems Operation, AeroVironment, ViaSat, dan Data Link Solutions. Kelima perusahaan tersebut ada yang cukup terkenal, ada yang kurang dikenal, namun persamaan mereka adalah memiliki catatan buruk dalam penjualan senjata ke Taiwan.

Menurut ahli terkait, 5 perusahaan tersebut sudah mengikuti program AS baru-baru ini mengenai penjualan senjata ke Taiwan. Pada pertengahan Desember, Departemen Pertahanan AS meratifikasi penjualan senjata senilai 300 juta USD ke daerah Taiwan Tiongkok. Ini adalah penjualan senjata ke-12 AS ke Taiwan sejak pemerintah AS sekarang naik panggung. Tindakan AS tersebut sudah melanggar Prinsip Satu Tiongkok dan 3 Komunike Bersama Tiongkok-AS, khususnya Komunike Bersama 17 Agustus 1982, juga melanggar komitmen politik pemimpin AS dalam Pertemuan Kepala Negara Tiongkok-AS di San Francisco, hal ini sekali lagi memperlihatkan bahwa sejumlah orang AS tidak memenuhi komitmennya.

Sebuah lembaga yang berafiliasi dengan Departemen Pertahanan AS mengatakan, penjualan senjata ke Taiwan kali ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan militer Taiwan di bidang komando, kendali dan komunikasi, meningkatkan apa yang disebut sebagai “kemampuan pertahanan” Taiwan.

Pengamat menunjukkan, AS sebelumnya telah menjual senjata pertempuran utama seperti pesawat terbang, peluru kendali dan drone. Sedangkan, membangun kekuatan pertempuran mengandalkan sebuah sistem lengkap yang terdiri dari komunikasi, elektronik, komando, pengontrolan dan jaringan, “penjualan senjata AS kali ini membidik peningkatan kemampuan ‘lunak’ pihak militer Taiwan”.

Bermain-main api akan menanggung akibatnya. Tiongkok sudah berkali-kali menyatakan, isu Taiwan adalah inti dari kepentingan inti Tiongkok, merupakan dasar hubungan politik Tiongkok-AS sekaligus batasan yang tak boleh dilanggar dalam hubungan Tiongkok-AS.

Ahli terkait menganalisa tindakan balasan Tiongkok kali ini dengan mengatakan bahwa AS bersikeras menggunakan isu Taiwan terlebih dahulu, kemudian Tiongkok baru membalasnya, balasan itu masuk akal, tepat dan kuat. Kelima perusahaan industri militer AS yang dikenai sanksi kali ini semuanya memiliki program kerja sama di Tiongkok, dibandingkan dengan keuntungannya dari penjualan senjata ke Taiwan, keuntungannya dari kerja sama ekonomi dengan Tiongkok jauh lebih besar. Serangkaian sanksi akurat dari Tiongkok lebih mudah menjatuhkan mereka. Selain itu, seiring dengan penyerahan senjata AS kepada Taiwan yang terus diakukan, Tiongkok telah mengumumkan tindakan balasan pada momen yang tepat. Jika hubungan militer AS-Taiwan terus meningkat, Tiongkok mungkin akan mengeluarkan tindakan balasan yang lebih tegas.

Melalui daftar sanksi tersebut, Tiongkok memperlihatkan niat dan tekadnya untuk menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayahnya kepada beberapa pihak AS. AS hendaknya mengimplementasikan komitemennya untuk mempertahankan kebijakan Satu Tiongkok dan tidak mendukung Taiwan Merdeka. Fakta akan membuktikan, tak peduli berapa banyak AS menyediakan senjata kepada Taiwan, hal itu tidak akan mencegah proses sejarah penyatuan kembali Tiongkok.