Pemimpin Yordania, Mesir dan Palestina Bahas Masalah Konflik Palestina-Israel

2024-01-11 11:03:19  

Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein, Presiden Mesir Abdul Fattah Said Hussein Khalil as-Sisi dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, pada Rabu (11/1) kemarin mengadakan pertemuan puncak tripartit di Aqaba, Yordania Selatan untuk membahas masalah Konflik Palestina-Israel. 

Kerajaan Yordania dalam pernyataannya hari Rabu (11/1) kemarin mengatakan, harus terus meningkatkan tekanan untuk mencegah agresi Israel terhadap Jalur Gaza, dan melindungi rakyat tak berdosa. Ketiga pemimpin negara menyatakan, mereka menentang berbagai rencana Israel untuk mengusir rakyat Palestina di Tepi Barat Sungai Yordan dan Jalur Gaza, serta menentang berbagai upaya yang mencoba memisahkan Tepi Barat Sungai Yordan dengan Jalur Gaza, memperingatkan Israel untuk tidak mencoba kembali menduduki Jalur Gaza atau mendirikan “Zona Aman” di Jalur Gaza, serta menekankan bahwa rakyat Gaza harus kembali ke kampung halamannya. 

Ketiga pemimpin negara mengimbau untuk menjamin penyediaan bantuan kemanusiaan secara berkelanjutan terhadap Jalur Gaza, untuk meredakan bencana kemanusiaan di kawasan tersebut. 

Ketiga pemimpin negara juga menyatakan akan terus berupaya bersama dengan negara-negara Arab dan berbagai negara di dunia, menemukan prospek politik untuk masalah Palestina, mewujudkan perdamaian yang adil dan menyeluruh di atas dasar “Solusi Dua Negara”, memulihkan semua hak sah rakyat Palestina, serta menjamin pembangunan negara Palestina merdeka yang memiliki kedaulatan penuh berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. 

Menurut data yang diumumkan Kementerian Kesehatan Jalur Gaza Palestina hari Rabu (11/1) kemarin, sejak konflik Palestina-Israel putaran baru meletus pada 7 Oktober 2023, aksi militer tentara Israel di Jalur Gaza sudah mengakibatkan lebih dari 233.000 orang tewas, dan 59.000 orang luka-luka. Selain itu, menurut data yang diumumkan Kantor PBB di Jenewa, sejak konflik putaran baru meletus, sejauh ini, di Jalur Gaza terdapat 1,9 juta orang kehilangan rumah, jumlah ini menduduki 85 persen dari jumlah total populasi di Jalur Gaza, sementara itu, sistem kesehatan di Jalur Gaza sedang runtuh.