Wang Yi Adakan Pembicaraan dengan Menlu Norwegia

2024-02-06 11:01:33  

Anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi Senin kemarin (5/2) di Beijing mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide.

Espen Barth Eide merupakan menlu negara Eropa pertama yang mengunjungi Tiongkok pada tahun 2024. Wang Yi menyatakan, hal ini menandakan pentingnya pandangan Norwegia terhadap Tiongkok, juga menandakan hubungan kedua negara memelihara arus perkembangan maju. Tiongkok mengapresiasi sikap pemerintah Norwegia yang secara objektif, rasional dan bersahabat menghadapi pembangunan Tiongkok, berpegang teguh pada Prinsip Satu Tiongkok, dan menjalin persahabatan dengan Tiongkok. 

Kedua pihak sepakat untuk menyelenggarakan rangkaian kegiatan perayaan HUT 70 tahun hubungan Tiongkok-Norwegia, mempererat kontak lapisan tinggi kedua negara, terus memperdalam kerja sama pragmatis di berbagai bidang, mengusahakan pembentukan dialog kerja sama transisi hijau bilateral, mendorong fasilitasi pertukaran antarmasyarakat, bersama-sama mengusulkan multilateralisme dan perdagangan bebas, meningkatkan koordinasi untuk menghadapi tantangan bersama antara lain antisipasi perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati. 


Kedua pihak telah bertukar pendapat mengenai situasi Timur Tengah dewasa ini, dan berpendapat bulat bahwa perlu segera mewujudkan gencatan senjata di Gaza, mengizinkan penambahan bantuan kemanusiaan dengan skala besar, berbagai pihak hendaknya berupaya bersama mencegah keluapan konflik, mengimbau agar segera membebaskan semua orang yang ditahannya. Kedua pihak menyambut baik penyelidikan yang dijalankan PBB dan Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Sementara itu hendaknya mengizinkan badan tersebut terus menjalankan misi kemanusiaan di Gaza dan kawasan ini, mendesak negara-negara donor jangan menangguhkan dukungan terhadap UNRWA. Kedua pihak sama-sama berpendapat bahwa perlu meningkatkan dukungan terhadap Otoritas Nasional Palestina, harus membuka proses politik yang berorientasi pada ‘Solusi Dua Negara’, agar rakyat Israel dan rakyat Palestina dapat sama-sama menikmati kehidupan damai dan aman. Kedua pihak menyatakan keprihatinan terhadap terus memanas dan meluapnya situasi Timur Tengah, dan setuju terus memelihara kontak.