Wang Yi: Kebohongan terkait Xinjiang Direkayasa untuk Menghalangi Perkembangan Tiongkok

2024-02-19 15:07:02  


 

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi hari Sabtu lalu (17/2) waktu setempat menghadiri Konferensi Keamanan Munich, menyampaikan pidato di sesi “Tiongkok di Dunia” serta menjawab pertanyaan wartawan, membantah ujaran absurd tentang apa yang disebut sebagai “genosida” dan “kerja paksa” di Xinjiang.

Wang Yi menyatakan bahwa sebagian kekuatan politik menyebar banyak kebohongan tentang Xinjiang di dunia, membuat banyak informasi palsu. Apa yang disebut “genosida” adalah salah satu kebohongan besar. Sejak Daerah Otonom Etnis Uighur Xinjiang didirikan, populasi Uighur meningkat dari 3 juta ke atas menjadi lebih dari 12 juta jiwa pada saat ini. Umur harapan hidup rata-rata masyarakat dari semua kelompok etnis di Xinjiang meningkat dari 30 tahun menjadi 75,6 tahun. Bukannya ini adalah salah satu contoh terbaik dalam melindungi HAM? Kebebasan beragama semua kelompok etnis terlindungi dengan baik. Kaum Muslim memiliki tempat ibadah secukupnya, pemerintah juga memberikan dana untuk memperbaiki fasilitas masjid. Dokumen pemerintah dan papan nama toko selalu menggunakan dwibahasa, bahasa dan budaya berbagai etnis minoritas termasuk etnis Uighur dapat dilestarikan dan diwariskan.

Wang Yi menyatakan bahwa apa yang disebut “kerja paksa” merupakan hoaks yang sengaja dibuat-buat. Apakah masyarakat etnis Uighur tidak boleh memiliki hak bekerja, atau tidak ada kebebasan untuk bekerja? Dengan narasi “kerja paksa” sebagai dalihnya, mereka pada hakikatnya ingin memaksa warga Uighur menganggur, dan memaksa produknya tidak terjual. Apakah ini adalah kemanusiaan? Apakah ini adalah melindungi HAM? Mana yang benar dan mana yang salah, silakan melihat sendiri ke Xinjiang. Teman-teman dari agama yang berbeda dan etnis yang berbeda yang pernah berkunjung ke Xinjiang mempunyai satu konsensus, yaitu apa yang mereka lihat dan dengar di lapangan sama sekali berbeda dengan apa yang diberitakan media Barat.

Wang Yi mengatakan bahwa perkembangan pesat Tiongkok memicu ketidaknyamanan dan kecemasan sebagian negara, mereka membuat kebohongan tentang Xinjiang justru untuk mengacaukan Xinjiang, dengan demikian menghalangi kebangkitan dan perkembangan Tiongkok. Tapi toh Tiongkok juga mempunyai hak perkembangan. Rakyat 1,4 miliar jiwa melangkah ke modernisasi akan merupakan kemajuan raksasa dalam proses peradaban umat manusia. Presiden Tiongkok Xi Jinping menekankan bahwa umat manusia tinggal di satu desa global dan semua negara berada di sebuah perahu yang senasib sepenanggungan. Kita harus melampaui perselisihan, membentuk komunitas senasib sepenanggungan umat manusia, bergandengan tangan dan menjaga satu-satunya planet yang bisa ditinggali manusia dengan baik. Ini adalah wawasan dunia yang dimiliki Tiongkok, juga adalah tujuan yang diperjuangkan diplomasi Tiongkok.