Tragedi Bakar Diri Aaron Bushnell Pertanyakan Hati Nurani Para Politikus AS

2024-03-01 15:29:08  


“Tidak ada hal lainnya yang dapat lebih mencerminkan ketidakpuasan masyarakat atas kebijakan AS terhadap Israel daripada seorang prajurit AS yang membakar dirinya di depan Kedubes Israel di AS”, pasca tewasnya seorang prajurit Amerika Serikat (AS) Aaron Bushnell yang berusia 25 tahun karena membakar diri, situs web Policito.com Amerika Serikat dalam artikelnya menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan peningkatan emosi dan kegeraman dalam pemerintah AS.

Dikabarkan bahwa Bushnell berasal dari AU AS, yang termasuk dalam sebuah pasukan koalisi pengawasan dan pengintaian intelijen. Tanggal 25 Februari lalu waktu setempat, dia berjalan ke depan pintu Kedutaan Besar Israel di AS, ia membakar dirinya sendiri setelah menuangkan bahan bakar minyak ke tubuhnya sendiri sambil berulang kali berteriak “bebaskan Palestina!” Bushnell akhirnya meninggal dunia akibat luka yang parah. “Saya tidak akan lagi berpartisipasi dalam genosida”—prajurit muda ini telah meninggalkan pesan tersebut dalam video yang telah direkamnya sebelumnya.

Kepada media, teman Bushnell mengungkapkan bahwa satu hari sebelum peristiwa pembakaran diri tersebut terjadi, Bushnell telah menuturkan sejumlah informasi rahasia militer, dan menyebut bahwa “tentara AS telah ambil bagian secara langsung dalam pembantaian terhadap rakyat Palestina”. Berdasarkan liputan media AS, jauh pada bulan Oktober lalu, AS sudah menempatkan pasukan khususnya di Israel. Bushnell sangat benci dengan sikap tentara AS yang “semena-mena menggunakan kekuatan bersenjatanya”, dan pernah mempertimbangkan untuk pensiun lebih awal.

Sejumlah besar warganet AS turut menyampaikan rasa simpati dan pengertiannya terhadap Bushnell dalam medsos, dan menyebutnya sebagai “hati nurani AS”, sambil mengkritik pemerintah AS yang seharusnya merasa malu terhadap kebijakan Israelnya. Ada juga orang yang curiga mengapa media-media arus utama Barat yang menggembar-gemborkan “kebebasan pers” tersebut memberikan respons dan tanggapan yang begitu lambat atas peristiwa tersebut? Mengapa para polisi AS yang menyaksikan Bushnell terjebak dalam kebakaran tidak memberikan pertolongan apa pun namun malah menudingkan pistolnya kepada Bushnell? Mengapa Pentagon hanya mengungkapkan “penyesalannya” tapi tidak melakukan introspeksi apa pun?

Sejak bulan Oktober tahun lalu, konflik Palestikna-Israel putaran baru sudah menelan sekitar 30 ribu korban sipil, dan sekitar 2 juta orang kehilangan tempat tinggal mereka. Konflik yang mengerikan itu justru menunjukkan urgensi dari penyelesaian masalah Palestina-Israel dari akarnya, sekaligus mencerminkan konsekuensi buruk kebijakan AS yang memihak Israel serta kemunafikan dan standar ganda “HAM ala AS”.

Setelah konflik Palestina–Israel putaran baru meletus, masyarakat internasional semakin khawatir terhadap eskalasi konflik oleh Israel, dan suara yang menuntut gencatan senjata semakin keras. Akan tetapi, sebagai negara yang berpengaruh besar terhadap Timur Tengah, apa yang dilakukan oleh AS?

Menambahkan kekuatan militer ke Timur Tengah, menyediakan sejumlah besar bantuan militer kepada Israel, dan berulang kali menghambat DK PBB meluluskan rancangan resolusinya seputar masalah gencatan senjata di Gaza, perbuatan AS tersebut justru melambungkan ketegangan, mengakibatkan situasi kemanusiaan di jalur Gaza semakin memburuk, dan mendorong situasi Gaza ke keadaan yang semakin bahaya.

Dipantau dari aspek yang lebih dalam, masalah Palestina-Israel yang berlangsung hingga saat ini justru diakibatkan oleh AS. Sejumlah besar cendekiawan Timur Tengah menunjukkan bahwa AS memihak dan mendukung Israel bertolak dari pertimbangan kepentingan politik dalam negerinya dan untuk mempertahankan hegemoninya, menciptakan kekacauan di Timur Tengah. Pemerintah AS angkatan ini menyebutkan dukungannya terhadap penyelesaian konflik Palestina-Israel melalui “Solusi Dua Negara”, tapi mereka tak pernah beraksi nyata, dan pada akhirnya malah memancing terjadinya konflik Palestina-Israel putaran baru.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengkritik bahwa tindakan AS tersebut dengan nyata mencerminkan bahwa AS memiliki tanggung jawab politik dan moral atas perang yang dilancarkan Israel di jalur Gaza. Analis pun menunjukkan bahwa penumpukan rasa ketidakpuasan masyarakat AS mungkin akan berdampak terhadap pemilihan umum yang bakal dilangsungkan tahun ini.

Bushnell “mencoba menggugah hati nurani masyarakat dengan membakar diri”, demikian penilaian cendekiawan AS David Cortright. Jangan menginjak-injak HAM lagi dengan mengatasnamakan “HAM”, jangan terus mengabaikan “Solusi Dua Negara”, para politikus AS seharusnya punya sedikit hati nurani.