Xi Jinping: Tokoh Kraf Adalah Tulang Punggung Bangsa Tionghoa

2024-03-08 16:19:31  


 


Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri diskusi panel Delegasi Provinsi Jiangsu pada 5 Maret lalu. Berbicara tentang “ketukangan” atau “craftsmanship” , Xi Jinping mengatakan, “Tokoh kraf negara adalah tulang punggung bangsa Tionghoa. Pada awal berdirinya RRT, negeri ini sangat miskin, namun melalui penyerapan teknologi dari luar negeri serta melalui perjuangan gigih rakyatnya, Tiongkok berhasil mengembangkan industri manufaktur secara mandiri.”


Saat ini, Tiongkok tengah berada pada periode krusial untuk beralih dari “made in China” ke “wisdom in China”, beralih dari “kecepatan Tiongkok” ke “kualitas Tiongkok”, dan dari “produk Tiongkok” ke “merek Tiongkok”. Oleh karena itu sangat dibutuhkan “craftsmanship” atau semangat keahlian. Untuk itu perlunya membina lebih banyak tokoh kraf yang “berpengetahuan, terampil dan inovatif” untuk mengabdi negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah melaksanakan rangkaian megaproyek, dari eksplorasi bulan dengan sandi Chang’e sampai dengan pendaratan rover bernama Zhurong di permukaan Mars, dari pembentukan sistem satelit navigasi BeiDou (BDS) hingga penyelaman laut dalam melalui kapal selam robot Fendouzhe. Kesuksesannya tidak terpisahkan dari kerja keras para tokoh kraf bangsa. Terhitung hingga September 2023, di Tiongkok tercatat sebanyak 200 juta tenaga terampil, yang merupakan 26 persen ke atas dari seluruh tenaga kerja. Selain itu, terdapat pula tenaga berbakat terampil berkualitas sebanyak 60 juta orang. Kini mereka berjuang di berbagai garis depan produksi dan front terdepan dalam bidang inovasi ilmu pengetahuan, dan merupakan kekuatan utama yang mendorong pembangunan berkualitas tinggi.

Dalam hal hard power maupun soft power, yang penting adalah sumber daya manusia yang terampil. Manusia adalah unsur yang paling aktif dan paling menentukan dari tenaga produktif. Mengembangkan tenaga produktif berkualitas baru selain membutuhkan insinyur dan tokoh kraf yang praktis, juga membutuhkan tenaga ahli atau ilmuwan yang paling hebat yang merupakan tokoh strategis untuk mengembangkan tenaga produktif kualitas baru.