Mengapa AS Berjanji untuk Perluas Investasinya di Filipina

2024-03-14 15:49:05  

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, hari Selasa lalu (12/3) di Manila Filipina menyatakan, AS akan membantu Filipina untuk meningkatkan dua kali lipat jumlah pabrik semikonduktornya, untuk menghindari konsentrasi yang berlebihan dalam rantai pasokan chips global. Sebelumnya, dia telah mengumumkan bahwa modal yang ditanam perusahaan AS di Filipina akan melampaui 1 miliar dolar AS. Apakah ini bantuan yang tulus atau memiliki tujuan yang lain?

Selama beberapa tahun belakangan ini, investasi AS di Filipina relatif rendah, jumlah investasi tahunannya rata-rata di bawah 1 miliar dolar AS. Sejak pemerintah baru Filipina terbentuk pada Juni tahun 2022, AS mulai menarik Filipina untuk mendorong apa yang disebutnya sebagai Strategi Indo-Pasifik, namun investasinya tidak meningkat. Statistik menunjukkan, pada tahun 2023, AS adalah negara investor terbesar keenam bagi Filipina, namun jumlah investasinya tetap sekitar satu miliar dolar AS, sedangkan investasinya di Thailand tercatat sekitar 2,3 miliar dolar AS. Yang perlu ditekankan adalah, jumlah populasi Filipina lebih banyak 40 juta orang daripada Thailand.

Sebuah delegasi AS yang terdiri dari 22 wakil perdagangan dan industri strategis bersama Raimondo mengunjungi Filipina. Meskipun Raimondo bergembar-gembor bahwa perusahaan AS akan menanam modal di Filipina, tapi dia tidak menyebutkan secara detail bagaimana mereka melakukannya. Para analis berpendapat, perkataan dan perbuatan AS tidak pernah seirama, apakah dia benar-benar dapat meningkatkan investasinya di Filipina patut dipertanyakan. Selain itu, Duta Besar AS untuk Filipina mengatakan, AS akan menanam modal di bidang infrastruktur dan manufaktur Filipina. Akan tetapi, seperti yang telah diketahui oleh umum, bidang-bidang tersebut bukan keunggulan AS, rencana investasi terkait hanyalah khayalan.

Dilihat dari daya tarik investasi ke Filipina yang dijual Raimondo kepada perusahaan AS, menurut data statistik yang diumumkan Filipina, dari tahun 2021-2022, jumlah modal asing yang diinvestasikan di Filipina masing-masing tercatat 11,9 miliar dolar AS dan 9,2 miliar dolar AS. Dari bulan Januari-Oktober tahun 2023, jumlah modal asing di Filipina hanya 6,5 miliar dolar AS, atau menurun 17,9 persen dibandingkan masa yang sama tahun 2022. Menurunnya angka tersebut berkaitan dengan kondisi Filipina sendiri, seperti korupsi yang serius, infrastruktur yang terbelakang, serta biaya air dan listrik yang mahal. Walaupun relatif murah, tapi biaya tenaga kerja di Filipina tetap menduduki peringkat termahal di seluruh Asia, ini adalah kekurangan dari daya tarik investasi asing Filipina, ditambah dengan lingkungan dan kebijakan internasionalnya yang berubah dengan sangat cepat, berhasil tidaknya target investasi AS masih belum jelas.

Sangat jelas, komitmen yang diberikan AS kepada Filipina seperti sebuah kue besar yang dilukis di atas kertas. Apa tujuan di baliknya?

Para analis menunjukkan, Strategi Indo-Pasifik yang didorong oleh AS mengutamakan keamanan dan militer, namun isu ekonominya kurang, sehingga kurang menarik bagi sekutunya. Misalnya, seperti ekonomi Filipina yang relatif terbelakang, hal yang paling darurat saat ini adalah mengembangkan ekonomi, Raimondo yang berulang kali berjanji untuk menanam modal di Filipina bertujuan memperkaya makna intern dari Strategi Indo-Pasifik, serta menginjeksikan daya penggerak ekonomi bagi aliansi militer AS-Filipina.

Sebagai negara besar di luar kawasan, AS menarik Filipina dengan ekonomi, serta memiliki konspirasi geopolitik yang lebih dalam, yaitu melawan dan menghambat Tiongkok dengan memanfaatkan Filipina. Seperti pada masalah Laut Tiongkok Selatan, intervensi AS menjadi lebih dalam daripada sebelumnya.

Sebelum Raimondo berkunjung ke Filipina, Filipina telah melanggar komitmennya dengan mengirimkan dua kapal penjaga pantai dan dua kapal pemasok untuk memasuki perairan Terumbu Karang Ren’ai di LTS secara ilegal, dan sengaja menabrak kapal penjaga pantai Tiongkok yang sedang melakukan penegakan hukum. Wartawan CNN AS pun malah mengarang kebohongan demi Filipina. Selama Raimondo dan delegasi perusahaan yang dipimpinnya berkunjung ke Filipina, dia berkoar-koar bahwa persekutuan mereka tak dapat dihancurkan, dan berniat mengikat Filipina pada kereta perang AS di kawasan Asia-Pasifik.

Apakah Filipina tidak dapat melihat jelas hal tersebut? Sebenarnya Filipina juga mempunyai niatnya sendiri, yaitu mewujudkan tujuannya dengan hegemoni AS, melakukan invasi rutin di Terumbu Ren’ai dan Pulau Huangyan Tiongkok, sekaligus mendapat keuntungan dari penindasan terhadap semikonduktor Tiongkok yang dilakukan oleh Amerika. Akan tetapi, mencuri barang yang bukan miliknya pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.