Bulan Januari lalu, Israel menuduh 12 orang karyawan dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) berpartisipasi dalam serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober tahun lalu. Kemudian Amerika Serikat, Kanada dan belasan negara Barat lainnya menghentikan pendanaannya kepada UNRWA. Baru-baru ini, pejabat UNRWA menyatakan, meskipun sejumlah negara telah memulihkan pendanaannya kepada UNRWA, tapi risiko pemberhentian operasi UNRWA masih tetap ada, oleh karena itu dia mengimbau berbagai negara untuk segera memulihkan pendanaannya kepada UNRWA.
Pejabat UNRWA tersebut menyatakan, agar dapat terus beroperasi, UNRWA membutuhkan tambahan dana sekitar US$380 juta. Sebelumnya, dalam Majelis Umum PBB, Direktur UNRWA pernah memperingatkan, apabila UNRWA akhirnya terpaksa ditutup, akan mengorbankan “seluruh generasi anak-anak” dan akan menabur “benih” konflik di masa depan.