Kedutaan Besar Tiongkok untuk Filipina, Senin hari ini (25/03) mengajukan representasi serius kepada Kementerian Luar Negeri Filipina seputar isu kapal Filipina menerobos wilayah Tiongkok secara ilegal dan mengirimkan bahan logistik ke Terumbu Ren’ai.
Kedutaan Besar Tiongkok menunjukkan, pada tanggal 23 Maret yang lalu, pihak Filipina memungkiri komitmennya dan mengabaikan peringatan berulang pihak Tiongkok, bersikeras mengirimkan 2 kapal penjaga pantai dan satu kapal logistiknya secara ilegal memasuki perairan dekat Terumbu Ren'ai Tiongkok, berupaya mengantarkan bahan bangunan, untuk memperbaiki dan memperkuat kapal militernya yang secara ilegal terdampar di perairan tersebut. Kapal Penjaga Pantai Tiongkok mengambil tindakan penanganan, pemblokiran dan pengusiran yang rasional, legal, dan profesional, serta berhasil menggagalkan niat Filipina.
Pihak Tiongkok menekankan, Tiongkok memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Nansha serta perairan di sekitarnya, termasuk Terumbu Ren’ai. Kedaulatan Tiongkok atas LTS terbentuk dalam proses sejarah yang panjang serta memiliki dasar sejarah dan hukum yang cukup. Putusan Arbitrase Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang dikeluarkan pada tahun 2016 ilegal dan tidak valid, Tiongkok tidak menerima dan mengakui arbitrase tersebut, juga tidak menerima pendirian dan aksi apa pun yang berdasarkan pada arbitrase tersebut. Tiongkok mendesak Filipina untuk segera menghentikan aksi provokasinya, menunjukkan kesungguhannya, serta kembali ke jalur tepat dialog dan konsultasi, bersama menjaga perdamaian dan stabilitas LTS dengan aksi nyata. Jika Filipina bersikeras untuk bertindak, maka pihak Tiongkok akan terus mengambil tindakan tegas untuk menjaga kedaulatan wilayah serta hak dan kepentingan maritim nasionalnya.