Dalam jumpa pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok hari Kamis kemarin (28/3), ada media asing yang mengatakan bahwa jubir Kemlu Tiongkok dalam sosmednya menyatakan, media Filipina telah melakukan pengeditan yang tidak tepat terhadap video yang diambil di Laut Tiongkok Selatan, dengan menggambarkan Filipina sebagai korban. Sementara itu, Asosiasi Media Asing Filipina menyatakan ketidakpuasan kerasnya terhadap hal tersebut, pihaknya menegaskan bahwa media Filipina bersifat independen dan tidak dikontrol oleh pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menunjukkan, argumentasi pihak Filipina tersebut mendistori kebenaran dan memutarbalikkan fakta, Tiongkok menentang tegas hal tersebut. Lin Jian membantahnya dengan lima pertanyaan. Siapakah yang berulang kali melakukan provokasi dalam masalah LTS? Siapakah yang melanggar kesepahaman kedua pihak dan komitmennya sendiri? Siapakah yang main dramanya sendiri dan menggembar-gemborkan ketegangan? Siapakah yang menarik kekuatan asing untuk mengintervensi? Pihak Tiongkok berkali-kali menjelaskan keadaan terkait dalam berbagai kesempatan, pihak Filipina selalu melibatkan para wartawan, di antaranya terdapat wartawan dari negara ketiga yang ikut mengambil video, apa maksud tindakan tersebut? Lin Jian menegaskan bahwa melaporkan kebenaran dan fakta adalah kewajiban jurnalis media. Organisasi dan wartawan terkait diharapkan dapat mempertahankan pendirian yang objektif, serta melaporkan kebenaran dan fakta secara menyeluruh dan tepat.