Xi Jinping Adakan Pembicaraan Telepon dengan Presiden AS

2024-04-03 12:12:57  

Pada hari Selasa (02/04) kemarin malam, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden AS Joe Biden. Kedua kepala negara bertukar pendapat secara terbuka dan mendalam mengenai hubungan Tiongkok dan AS, serta masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama.

Xi Jinping menekankan, masalah kognitif strategis selalu menjadi “kancing pertama” yang harus ditutup dengan baik dalam hubungan Tiongkok dan AS, sebagai negara besar, Tiongkok dan AS tidak mungkin tidak berhubungan dan tidak melakukan kunjungan timbal balik, terlebih lagi tak boleh berkonflik dan berkonfrontasi, kedua pihak seharusnya saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, bekerja sama dan menang bersama, terus maju menyelusuri jalan yang stabil, sehat dan berkelanjutan, bukannya jalan berbalik kembali.

Xi Jinping menunjukkan, hubungan Tiongkok dan AS hendaknya mempertahankan beberapa prinsip utama. Pertama, menghargai perdamaian, mempertahankan batasan untuk tidak berkonfrontasi, dan terus meningkatkan perkiraan positif terhadap hubungan Tiongkok dan AS. Kedua, mengutamakan kestabilan, tidak membuat masalah, tidak berprovokasi, tidak melampaui batas, dan memelihara kestabilan  hubungan Tiongkok dan AS secara keseluruhan. Ketiga, berdasarkan kepercayaan, memenuhi komitmen masing-masing dengan aksi nyata, mengubah “visi San Franciso” menjadi “pemandangan nyata”. Kedua pihak hendaknya meningkatkan dialog dengan cara saling menghormati, mengendalikan perselisihan dengan sikap berhati-hati, mendorong kerja sama dengan semangat saling menguntungkan, serta meningkatkan koordinasi internasional dengan penuh tanggung jawab.

Xi Jinping menekankan, masalah Taiwan adalah batasan pertama yang tak boleh dilanggar dalam hubungan Tiongkok dan AS. Tiongkok tidak akan diam saja terhadap kegiatan separatis “Taiwan Merdeka” dan dukungan eksternal kepada mereka. AS diharapkan dapat melaksanakan sikap positif Presiden Joe Biden untuk tidak mendukung “Taiwan Merdeka” sebagai aksi nyata. AS terus melakukan penindasan terhadap ekonomi dan perdagangan serta iptek Tiongkok, dan daftar sanksi AS terhadap perusahaan Tiongkok semakin panjang. Hal ini bukanya “melenyapkan risiko”, tapi justru “membuat risiko”. Seandainya AS bersedia mengadakan kerja sama yang saling menguntungkan, menikmati bersama profit pembangunan Tiongkok, pintu gerbang Tiongkok selalu terbuka. Seandainya AS bersikeras menekan perkembangan teknologi tinggi Tiongkok dan mencoba merampas hak sah pembangunan Tiongkok, Tiongkok juga tidak akan diam saja.

Xi Jinping menguraikan pendirian Tiongkok dalam masalah Hong Kong, HAM, dan Laut Tiongkok Selatan.

Joe Biden menyatakan, hubungan AS dan Tiongkok adalah hubungan bilateral yang mempunyai pengaruh mendalam di dunia. Perkembangan yang dicapai setelah pertemuan San Francisco menunjukkan, kedua pihak dapat aktif mendorong kerja sama, dan mengendalikan perselisihan secara bertanggung jawab. Dia menegaskan kembali bahwa AS tidak mengupayakan “Perang Dingin baru”, tidak berusaha mengubah sistem Tiongkok, tidak menentang Tiongkok dengan mengintensifkan hubungannya dengan sekutu, tidak mendukung “Taiwan Merdeka”, dan tidak berniat untuk berkonflik dengan Tiongkok. AS berpegang pada kebijakan Satu Tiongkok. Pembnagunan Tiongkok bermanfaat bagi dunia, AS tidak berupaya menghambat pembangunan Tiongkok, dan tidak berupaya “melepaskan keterkaitan” dengan Tiongkok. Pihaknya bersedia mengutus Menteri Keuangan AS Yellen dan Menteri Luar Negeri AS Blinken untuk mengunjungi Tiongkok dalam waktu dekat, dalam rangka meningkatkan dialog dan komunikasi dengan Tiongkok, menghindari salah penilaian dan mendorong kerja sama, mendorong hubungan kedua negara berkembang stabil untuk bersama-sama menangani tantangan global.

Kedua kepala negara juga bertukar pendapat mengenai krisis Ukraina dan situasi di Semenanjung Korea.

Kedua kepala negara berpendapat, pembicaraan telepon kali ini bersifat jujur dan konstruktif. Kedua pihak sepakat untuk terus memelihara komunikasi, menugaskan tim kerjanya masing-masing melaksanakan “visi San Francisco” dengan baik, mendorong mekanisme konsultasi Tiongkok-AS di bidang diplomasi, ekonomi, moneter dan bisnis serta komunikasi militer, mengadakan dialog dan kerja sama di bidang anti narkoba, kecerdasan buatan, dan penanganan perubahan iklim, mengambil tindakan lebih lanjut untuk memperluas komunikasi antar masyarakat kedua negara, serta meningkatkan komunikasi mengenai masalah regional dan internasional. Tiongkok menyambut baik kunjungan Yellen dan Blinken ke Tiongkok dalam waktu dekat ini.