Petani kopi Indonesia belajar pengolahan biji kopi di Tiongkok

2024-04-19 16:22:17  

Mendengar kata Pu-er, yang langsung terlintas yang di benak orang-orang tentunya adalah teh terkenal asal Tiongkok.

 

Pu-er adalah sebuah kota di provinsi Yunnan Tiongkok, yang merupakan asal usul dari teh Pu'er. Kepopuleran teh pu-er begitu mendunia, tapi belum banyak yang tahu kalau Pu'er juga menghasilkan kopi yang juga tidak kalah terkenal.

 

Yunnan adalah daerah penanaman kopi terbesar di Tiongkok, volume produksi kopi Yunnan mencakup 98% dari total volume produksi kopi di Tiongkok, di mana lebih dari separuh hasil kopi di provinsi tersebut berasal dari Pu'er.

 

Pada bulan Januari 2024, Pu'er baru saja mengadakan "China (Pu'er) International Coffee Expo", pameran tersebut berhasil menarik partisipasi lebih dari 200 perusahaan kopi dari lebih dari 10 negara dan daerah.

 

Pu'er juga merupakan pusat penelitian dan pengajaran ilmu kopi di Tiongkok.

 

Sejumlah institusi berskala besar di bawah Kementerian Pertanian Tiongkok, dan Institut Penelitian Yunnan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Termal Tiongkok juga dibangun di Pu'er, guna memberdayakan industri kopi dengan didukung sains dan teknologi. Inovasi teknologi dan penelitian telah menjadi kunci keberhasilan Tiongkok dalam mengembangkan industri kopi secara cepat dalam beberapa tahun terakhir.

 

Berkat inovasi sains dan teknologi, Pu'er terus meningkatkan kualitas kopinya. Pu'er juga mengadakan pelatihan teknis bagi petani kopi, melaksanakan pengujian tanah dan formulasi pemupukan, serta meningkatkan tingkat pengelolaan perkebunan.

 

Pabrik pengolahan kopi juga telah menggunakan teknologi canggih, mulai dari pemilihan warna kopi, hingga proses penggilingan, penyeduhan, dan pengeringan beku, seluruh prosesnya dilakukan secara otomatis.

 

Saat ini terdapat 86 pabrik pengolahan buah kopi segar di kota ini, dan nilai keluaran produksi kopi setelah deep-processing meningkat sebesar 11,6%.

 

Ini juga yang menjadi alasan Tjin Pek-kian, seorang pengusaha kopi asal Indonesia, membawa petani kopi Indonesia ke Tiongkok untuk belajar teknik pengolahan kopi secara modern.

 

Pek-kian sudah berbisnis kopi di Tiongkok selama 20 tahun lebih. Selama bertahun-tahun, beliau meneliti selera masyarakat Tiongkok terhadap kopi, dan mengolah biji kopi Indonesia yang berkualitas tinggi sehingga tercipta aroma dan rasa kopi yang disukai masyarakat Tiongkok, alhasil biji kopi Indonesia pun dapat menembus pasar Tiongkok.

 

Saat ini, sebagian besar produksi dan pengolahan kopi di Indonesia masih dilakukan petani kopi secara manual.

 

Tjin Pek-kian tahu betul bahwa jika ingin menang dalam persaingan yang ketat dan terus mempertahankan kejayaan industri kopi Indonesia, ia harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis petani kopi lokal, dan melakukan modernisasi pengolahan kopi, yaitu transformasi pengolahan kopi dari tenaga manusia digantikan dengan alat mesin modern.

 

Untuk mewujudkan misinya, mata Pek-kian pun tertuju kepada kota Pu'er, Yunnan.

 

Tahun lalu, Pek-kian baru saja membuka pabrik pengolahan kopi di Pu'er, dan membawa para petani kopi dari Aceh untuk mempelajari teknologi produksi dan pemrosesan biji kopi lokal Pu'er dengan mesin, dia berharap sekembalinya ke Indonesia, petani kopi dapat menerapkan teknik pengolahan kopi modern yang mereka pelajari di Tiongkok dan mendorong modernisasi industri kopi lokal Indonesia.