Dunia Begitu Kacau, Di Mana Keamanannya?

2024-04-19 15:00:48  


Pada akhir pekan yang baru lewat (13/4), Iran untuk pertama kalinya melancarkan serangan dari teritorialnya ke Israel untuk membalas serangan Israel terhadap Kedutaan Besar Iran di Suriah yang mengakibatkan sejumlah komandan dan penasehat militer Iran jadi korban. Dalam situasi dewasa ini dengan konflik Palestina-Israel putaran baru yang telah berlangsung selama enam bulan dan perundingan gencatan senjata yang tidak mengalami kemajuan, dua negara besar di kawasan telah melakukan “kontak langsung” dengan cara ini, mengakibatkan situasi keamanan di Timur Tengah menghadapi lebih banyak risiko.

Mantan wartawan dari kantor berita Anadolu Turki, Kamil Erdogdu dalam artikel komentarnya mengatakan, “Dalam menjaga perdamaian dan ketenteraman dunia, yang paling penting adalah aksi. Berbagai negara di dunia harus melakukan tindakannya masing-masing, khususnya negara besar, harus menjadi teladan.”

Menghadapi situasi Timur Tengah dewasa ini, bagaimana tanggapan mancanegara?

Kita lihat Tiongkok terlebih dahulu. Pada tanggal 14 April, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat darurat, wakil Tiongkok menekankan, inti masalah Timur Tengah adalah konflik Gaza. Hal yang paling urgen saat ini adalah secara sungguh-sungguh melaksanakan Resolusi Nomor 2728 Dewan Keamanan PBB, dan segera mewujudkan gencatan senjata di Gaza. Solusi dasarnya adalah melaksanakan “Solusi Dua Negara”, dan terlepas dari lingkaran setan konflik Palestina-Israel. Kemudian, di banyak kesempatan seperti saat Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengadakan pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran, dan Utusan Khusus Tiongkok untuk masalah Timur Tengah Zhai Jun menemui Duta Besar Israel untuk Tiongkok, pihak Tiongkok telah dengan tegas menyatakan menentang tindakan yang melanggar hukum internasional, serta menasehati Iran dan Israel untuk menahan diri dan berkepala dingin, dan mengimbau Hamas untuk melepaskan sandera.

Seorang mantan diplomat Iran menulis artikel yang berjudul “Pandangan Keamanan Tiongkok Berikan Rasa Aman pada Negara-negara Timur Tengah” dan menunjukkan, ketika situasi di Timur Tengah menghadapi risiko luapan, dunia berharap Tiongkok memainkan peranan yang lebih besar untuk meredakan ketegangan situasi. Karena pandangan keamanan Tiongkok memberikan rasa aman kepada negara-negara di kawasan.

Rasa aman ini berasal dari keyakinan terhadap konsep “Inisiatif Keamanan Global” Tiongkok, juga merupakan pengakuan terhadap usaha Tiongkok untuk mendorong rekonsiliasi Arab Saudi dengan Iran pada tahun lalu.

Dari diajukannya konsep keamanan yang “bersama, komprehensif, bekerja sama dan berkelanjutan” pada tahun 2014 hingga resmi dirilisnya “Inisiatif Keamanan Global” pada 21 April 2022, Tiongkok menekankan untuk tidak mengupayakan “keamanan absolut” diri dengan mengorbankan keamanan negara lain, dalam praktiknya belum pernah menyalahgunakan kekuatan bersenjata, tidak mengupayakan keuntungan geopolitik, dan tidak memaksa pihak lain, melainkan mendukung pihak terkait untuk menjajaki jalan pembangunannya sendiri secara mandiri, dan meredakan perselisihan melalui dialog dan konsultasi.

Kolumnis koran Turki “Cumhuriyet”, Mehmet Ali Guller dalam artikelnya menunjukkan, Inisiatif Keamanan Global yang diajukan Tiongkok mendapat dukungan dan pengertian dari sejumlah besar negara di dunia, dan telah memberikan kontribusi penting bagi pembangunan damai rakyat dunia.

Menanggapi peristiwa “pemboman kedubes” yang dilakukan Israel, sejumlah negara Barat yang diwakili AS bersikap ambigu, bahkan tidak mengkritik secara terbuka. Tetapi ketika Iran memberikan balasannya, mereka berturut-turut “mengecam” Iran, bahkan “dengan sekuat tenaga mendukung” Israel dalam pertemuan darurat G7, serta merencanakan sanksi lebih lanjut kepada Iran.

Seperti komentar dari Harryanto Aryodiguno, Dosen Hubungan Internasional Universitas Presiden Indonesia yang mengatakan bahwa “Perang dan sanksi bukanlah cara untuk menyelesaikan konflik”. Jika tidak, konflik Timur Tengah seharusnya sudah lama berhenti.

Pada kenyataannya, kerumitan masalah keamanan yang dihadapi manusia dewasa ini jauh melampaui pengetahuan sebelumnya. Pakar dari Universitas Chulalongkorn, Thanayut menunjukkan, selain konflik bersenjata yang sering terjadi, sejumlah ancaman keamanan non tradisional seperti pandemi, perang informasi, intimidasi perdagangan dan perubahan iklim yang baru muncul juga berangsur-angsur menjadi masalah keamanan global, dunia memerlukan tindakan penanggulangan yang efektif.

Mengenai hal tersebut, Tahir Farooq, Editor Daily Ittehad Pakistan menunjukkan, melalui strategi yang bekerja sama, inklusif dan berwawasan ke depan seperti Inisiatif Keamanan Global ini, mungkin dapat membuka jalan bagi pembangunan dunia yang stabil dan aman.