Komite Olimpiade Internasional (IOC) kemarin (19/4) merilis Agenda AI Olimpiade di London, Inggris. Selain meneropong potensi dampak AI terhadap kegiatan olahraga, Agenda AI tersebut terutama telah mengajukan kerangka pedoman IOC terkait arah perkembangan kecerdasan buatan di bidang olahraga.
Presiden IOC Thomas Bach dan sejumlah tokoh terkemuka kalangan olahraga maupun iptek dan bisnis tampak hadir dalam upacara perilisan. Bach dalam sambutannya menyatakan, berbeda dengan bidang-bidang sosial lainnya, kegiatan olahraga tidak terganggu masalah apakah kecerdasan buatan berpotensi menggantikan manusia. “Kompetisi selalu membutuhkan olahragawan untuk dilaksanakan, misalnya lari 100 meter selalu dilakukan oleh atlet yang notabene manusia. Oleh karena itu, kami hanya perlu memfokuskan bagaimana memanfaatkan potensi AI untuk mendukung penampilan para atlet.”
“Kecerdasan buatan dapat membantu kita menemukan atlet dan talenta di setiap sudut dunia. AI dapat menyediakan cara latihan individual dan perlengkapan olahraga yang lebih baik bagi lebih banyak atlet. Sementara itu, AI dapat menyediakan rencana pemugaran dan kesehatan yang individualisasi. Tidak sebatas penampilan kompetisi, kecerdasan buatan dapat secara tuntas mengubah modul perwasitan dan mode pemutusannya, sehingga meningkatkan kesetaraan kompetisi olahraga. AI dapat meningkatkan perlindungan keamanan dalam penyelenggaraan ajang olahraga. AI dapat pula meningkatkan efisiensi penyelenggaraan kompetisi, serta mengubah cara penyiaran olahraga, dan menjadikan pengalaman para pemirsa semakin individualisasi dan imersif,” ujar Bach.