Menanggapi aksi militer yang dilancarkan tentara Israel di berbagai tempat di Jalur Gaza, Sekjen PBB Antonio Guterres dan badan PBB, pada hari Minggu kemarin (12/5) mengimbau kembali gencatan senjata di Jalur Gaza, sekaligus mendesak pihak terkait untuk mementingkan bencana kemanusiaan di Gaza.
Pada hari yang sama di Kuwait, Guterres menyatakan, konflik di Gaza telah mendatangkan penderitaan yang serius kepada rakyat setempat, mengakibatkan sejumlah besar penduduk kehilangan tempat tinggal, kelaparan serta mengalami trauma fisik dan mental. Dia mengimbau kembali pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dan membebaskan tahanan.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) pada hari Minggu kemarin (12/5), melalui media sosialnya menyatakan, terdampak oleh perintah evakuasi paksa yang dikeluarkan pemerintah Israel, selama satu minggu ini, sekitar 300 ribu orang Palestina terpaksa meninggalkan Rafah, di antaranya, dalam konflik putaran ini, mayoritas dari mereka bukan untuk pertama kalinya kehilangan tempat tinggal, bahkan ada keluarga yang rata-rata setiap bulan sekali terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya.
Pada hari yang sama juga, Komisaris Tinggi HAM PBB menyatakan kekhawatiran serius atas memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, tindakan Israel yang mengumumkan perintah evakuasi paksa serta menyerang daerah padat penduduk di Gaza telah melanggar hukum kemanusiaan internasional dan putusan terkait Mahkamah Internasional. Lembaga tersebut mengimbau komunitas internasional untuk berupaya semaksimal mungkin mencegah aksi militer yang dilakukan Israel di Rafah, melindungi warga sipil, sekaligus mengimbau gencatan senjata Israel-Hamas, dan membebaskan semua tahanan.