Kunjungan Presiden Xi ke Tiga Negara Eropa Tunjukkan Tanggung jawab Diplomasi dan Karisma Seorang Pemimpin Negara

2024-05-13 14:50:59  

Untuk memenuhi undangan, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah melakukan kunjungan kenegaraan ke tiga negara Eropa, yaitu Prancis, Serbia dan Hongaria, dari tanggal 5 hingga 10 Mei lalu. Menjelang berakhirnya kunjungan tersebut, Anggota Politbiro Komite Sentral PKT selaku Menteri Luar Tiongkok Wang Yi memaparkan hasil kunjungan kali ini.

Wang Yi mengatakan, di awal musim panas, Presiden Xi Jinping memulai kunjungan pertamanya ke luar negeri di tahun 2024. Beliau telah berkunjung ke tiga negara selama 5 hari, dan menghadiri lebih dari 30 kegiatan bilateral dan multilateral yang mencakup berbagai bidang politik, ekonomi dan kebudayaan. Ketiga negara tersebut sama-sama mementingkan kunjungan tersebut, serta memberikan sambutan yang meriah dan penghormatan tertinggi. Kunjungan kali ini tertuju pada Eropa, tapi juga bervisi jauh untuk seluruh dunia, telah mewujudkan pengukuhan kembali hubungan Tiongkok-Prancis, peningkatan kembali hubungan Tiongkok-Serbia, dan eskalasi hubungan Tiongkok-Hongaria, kerja sama Tiongkok-Eropa dimulai kembali, kunjungan tersebut merupakan kunjungan yang mewarisi persahabatan, meningkatkan rasa saling percaya, meningkatkan keyakinan dan merintis masa depan. Opini umum dalam dan luar negeri pada umumnya berpendapat bahwa kunjungan kali ini telah menunjukkan beberapa poin penting dan mencapai hasil yang luar biasa, makna strategis dan pengaruhnya jauh melampaui lingkup bilateral, telah menunjukkan aksi positif diplomasi negara besar Tiongkok yang berkarakteristik, serta menunjukkan tanggung jawab dan karisma Presiden Xi sebagai pemimpin negara besar.

 

Pertama, menjunjung tujuan awal penjalinan hubungan diplomatik, mendorong hubungan Tiongkok dan Prancis mewarisi tradisi dan merintis masa depan.

Wang Yi mengatakan bahwa Prancis adalah negara besar Barat yang pertama menjalin hubungan diplomatik dengan RRT, sekaligus negara Barat pertama yang menjalin Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Tiongkok. Hubungan kedua negara selalu berada di barisan depan hubungan Tiongkok dengan negara-negara Barat, dan menjadi panutan internasional yang saling membantu dan saling mendukung antar negara yang beda peradaban, beda sistem politik dan beda taraf pembangunannya.

Kunjungan kenegaraan Presiden Xi Jinping ke Prancis kali ini merupakan  agenda terpenting dalam merayakan peringatan genap 60 tahun penjalinan hubungan diplomatik Tiongkok-Prancis. Presiden Xi Jinping mengenang kembali sejarah yang berharga, bernilai istimewa dan memiliki misi penting selama 60 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara, serta menekankan bahwa kedua belah pihak hendaknya menjunjung tujuan awal penjalinan hubungan diplomatik, yakni merdeka dan independen, saling memahami dan bervisi jangka panjang, serta saling menguntungkan dan menang bersama, dalam rangka memberikan makna era baru kepada hubungan kedua negara, dan menerangi jalan menuju masa depan dengan obor sejarah. Presiden Xi Jinping mengajukan “empat asas” dan “empat kebersamaan” dalam kunjungannya kali ini, yaitu menjunjung kemerdekaan dan kemandirian, bersama mencegah Perang Dingin baru atau konfrontasi kelompok; menjunjung saling pengertian dan bersama mendorong kehidupan yang harmonis dalam dunia yang beragam; menjunjung visi jangka panjang, bersama mendorong multipolarisasi dunia yang setara dan tertib; menjunjung saling menguntungkan dan menang bersama, bersama menentang “pelepasan keterkaitan”.

Presiden Macron sangat sepakat dengan pandangan Presiden Xi Jinping, dan menyatakan bahwa dewasa ini, dunia menghadapi tantangan yang mendesak, hubungan Prancis dan Tiongkok telah mewarisi masa lalu dan merintis masa depan dan mempunyai dasar yang mendalam, kedua belah pihak saling menghormati dan berpandangan jauh ke depan, meningkatkan kerja sama, akan berperan penting dan positif untuk menyelesaikan tantangan global dan mencegah konfrontasi kelompok.

Kedua kepala negara pun mencapai sejumlah kesepahaman seputar pengembangan lebih lanjut hubungan Tiongkok dan Prancis, kedua pihak sepakat untuk memperkukuh kestabilan strategis hubungan bilateral, menggali potensi luas kerja sama yang saling menguntungkan, mempercepat pertukaran sosial dan budaya antara satu sama lain, serta menyatukan kesepahaman yang lebih besar seputar kerja sama global. Kedua belah pihak juga telah mengeluarkan empat pernyataan bersama mengenai situasi Timur Tengah, kecerdasan buatan dan tata kelola global, keanekaragaman hayati dan maritim, serta pertukaran dan kerja sama pertanian, juga telah menandatangani 20 dokumen kerja sama.

Presiden Macron secara khusus mengundang Presiden Xi Jinping beserta istrinya berkunjung ke Hautes-Pyrenees, yang mempunyai makna istimewa dalam pertumbuhannya. Perbincangan kedua kepala negara di sebuah tempat peristirahatan yang terletak di Col du Tourmalet tidak hanya menjadi sorotan dalam kunjungan kali ini, tapi juga telah menulis kisah indah hubungan antara pemimpin Tiongkok dan Prancis.

Wang Yi menyatakan yakin, di bawah kepemimpinan strategis kedua pemimpin negara, hubungan Tiongkok-Prancis akan menyambut 60 tahun yang semakin cemerlang dan terus naik ke level yang lebih tinggi.

Kedua, meneruskan persahabatan kukuh, memulai perjalanan pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Serbia

Wang Yi menyatakan, Serbia adalah teman sejati Tiongkok, sekaligus mitra strategis komprehensif pertama Tiongkok di kawasan Eropa Tengah dan Timur. Beberapa tahun ini, Presiden Xi Jinping dan Presiden Aleksandar Vucic memelihara kontak yang erat, menjalin rasa saling percaya yang kukuh, dan bersama memimpin hubungan Tiongkok-Serbia menuju lompatan perkembangan.

Untuk memenuhi undangan hangat Presiden Vucic, Presiden Xi Jinping sekali lagi mengunjungi Serbia. Presiden Vucic memimpin mantan presiden, ketua parlemen, perdana menteri serta menteri luar negeri Serbia menyambut Presiden Xi Jinping dengan pesta upacara penyambutan yang meriah.

Kedua pemimpin negara sepakat untuk membentuk komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Serbia. Xi Jinping menunjukkan, persahabatan kukuh Tiongkok-Serbia telah mengalami ujian internasional yang berubah-ubah, memiliki fondasi sejarah yang mendalam, dasar politik yang teguh, kepentingan bersama yang luas, dan fondasi rakyat yang kukuh. Tiongkok bersedia bersama Serbia untuk senasib sepenanggungan, serta bahu membahu mengejar pembangunan dan revitalisasi nasional masing-masing. Presiden Xi Jinping juga mengumumkan bahwa Tiongkok mendukung tahap pertama langkah pragmatis pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Serbia, hal ini memperlihatkan tekad dan ketulusan Tiongkok yang berupaya untuk memperdalam dan meningkatkan hubungan mitra strategis menyeluruh Tiongkok-Serbia.

Presiden Aleksandar Vucic berulang kali menyatakan, Tiongkok merupakan teman Serbia yang paling tulus. Di bawah bimbingan Presiden Xi Jinping, Tiongkok telah mencapai kesuksesan yang luar biasa, dan telah menjadi mercusuar pembangunan dan kemajuan dunia. Rakyat Serbia sangat bersyukur dan menghormati Tiongkok khususnya Presiden Xi, tidak akan ragu sedikit pun dan dengan teguh mendukung Tiongkok menjaga kepentingan intinya sendiri. Serbia akan mempererat koordinasi strategis dengan Tiongkok, bersama menentang hegemoni, serta menjaga keadilan dan kesetaraan internasional.

Wang Yi menyatakan, pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Serbia telah mewujudkan terobosan pembangunan komunitas senasib sepenanggungan di Eropa, dan pasti akan menjadi tonggak dalam sejarah hubungan Tiongkok-Serbia, membantu kedua negara mempercepat proses modernisasinya masing-masing, dan terus memperluas praktik pembangunan komunitas senasib sepenanggungan di seluruh dunia.

Ketiga, memperkukuh persahabatan tradisional, memimpin hubungan Tiongkok-Hongaria berlayar ke “jalur emas”

Wang Yi menyatakan, Hongaria merupakan salah satu negara yang paling awal menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok, tahun ini menandai peringatan 75 tahun penjalinan hubungan diplomatik Tiongkok-Hongaria. Selama 75 tahun ini, hubungan Tiongkok-Hongaria selalu memelihara perkembangan yang stabil dan sehat, kepercayaan politik satu sama lain sangat kukuh, kerja sama kedua pihak di berbagai bidang telah mencapai hasil bernas, hubungan kedua negara memasuki periode terbaik, dan telah menjadi teladan bagi hubungan internasional tipe baru.

Hongaria sangat mementingkan kunjungan Presiden Xi kali ini, Presiden Tamas Sulyok dan Perdana Menteri Viktor Orban bersama-sama mengeluarkan undangan dan mengadakan upacara sambutan, mengadakan pembicaraan dan pertukaran yang mendalam dengan Presiden Xi Jinping, untuk merencanakan masa depan hubungan Tiongkok-Serbia.

Presiden Xi Jinping mengapresiasi sikap Perdana Menteri Viktor Orban yang dengan teguh mendukung Tiongkok menjaga kepentingan intinya, dan menyatakan bersedia menjalin hubungan kemitraan strategis komprehensif segala cuaca Tiongkok-Hongaria di era baru, mempertahankan perlakuan setara antar satu sama lain, saling percaya dan saling membantu, bekerja sama dan menang bersama, serta mempertahankan keadilan dan kesetaraan, memberikan daya penggerak yang kuat bagi kerja sama kedua negara, serta menyambut Hongaria menjadi teman seperjalanan modernisasi ala Tiongkok. Tiongkok bersedia mengintensifkan koordinasi strategis dengan Hongaria, memprakarsai multipolaritas dunia yang tertib dan setara, serta globalisasi ekonomi yang universal, demi mendorong tata kelola global menuju ke arah yang lebih adil dan rasional.

Presiden Tamas Sulyok dan Perdana Menteri Viktor Orban menilai tinggi Inisiatif Global yang diajukan Presiden Xi. Hongaria bertekad menjadi teman sejati Tiongkok, serta mendukung Tiongkok menjaga kepentingan inti dan hak sahnya sendiri. Hongaria akan selalu berpegang teguh pada prinsip Satu Tiongkok, dan berharap dapat memperdalam kerja sama pembangunan bersama Sabuk dan Jalan. Hongaria sangat menaruh harapan terhadap masa depan hubungan Tiongkok-Hongaria.

Wang Yi menyatakan, alasan utama Tiongkok dapat menjadi teman tulus dan mitra baik bagi Hongaria adalah, karena kedua negara tidak takut pada berbagai kendala dan politik kekuatan, serta menggenggam kemajuan pembangunan dan nasib negara di tangan masing-masing, dan telah menempuh sebuah jalan tepat negara-negara merdeka yang menjalin hubungan persahabatan dengan negara-negara asing.

Keempat, membentuk kognisi yang tepat, memimpin Tiongkok dan Eropa mempertahankan posisi tepat hubungan kemitraan

Wang Yi mengatakan bahwa beberapa tahun belakangan ini, hubungan Tiongkok dan Eropa pada pokoknya terus berkembang, sementara itu, dengan latar belakang perubahan situasi internasional yang besar, beberapa masalah baru dan tantangan baru juga bermunculan. Tahun depan memperingati 50 tahun terjalinnya hubungan diplomatik resmi antara Tiongkok dan Uni Eropa, bagaimana hubungan Tiongkok dan Eropa berkembang berada pada masa krusial.

Presiden Tiongkok Xi Jinping menggelar pertemuan tripartit dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Paris. Xi Jinping secara mendalam menganalisa kekuatan pendorong endogen hubungan Tiongkok-Eropa dan sifat saling menguntungkan dari kerja sama Tiongkok-Eropa, menunjukkan bahwa sebagai dua kekuatan terbesar dunia, dua pasar terbesar dunia dan dua peradaban terbesar dunia, hubungan Tiongkok dan Eropa berkaitan dengan kestabilan perdamaian dan pembangunan makmur dunia. Tidak ada konflik geopolitik dan tidak ada konflik kepentingan yang mendasar antara Tiongkok dan Eropa, hubungan Tiongkok-Eropa tidak bertarget, tidak bergantung dan tidak dikendalikan oleh pihak ketiga, kedua pihak harus mempertahankan status mitra, mempertahankan dialog dan kerja sama, memperdalam komunikasi strategis, meningkatkan rasa saling percaya strategis, membangun kesepakatan strategis, mengadakan kerja sama strategis, dan mendorong hubungan Tiongkok dan Eropa berkembang stabil dan sehat, terus memberikan kontribusi yang baru bagi perdamaian dan pembangunan dunia.

Mengenai omelan “kelebihan kapasitas produksi Tiongkok”, Presiden Xi Jinping menjelaskan keraguan dan dasarnya dengan fakta dan data. Xi Jinping menekankan bahwa perusahaan energi baru Tiongkok memperoleh kemampuan nyatanya dalam persaingan terbuka, dengan mewakili kapasitas produksi lanjutan. Tidak hanya memperkaya penyuplaian global dan meredakan tekanan inflasi global, tetapi juga memberikan kontribusi yang sangat besar untuk mengatasi perubahan iklim dan transformasi hijau. Baik dari sudut pandang keunggulan komparatif atau permintaan pasar global, tidak terdapat masalah “kelebihan kapasitas”. Inti dari kerja sama Tiongkok-Eropa adalah keunggulan yang saling melengkapi, saling menguntungkan dan menang bersama, kedua pihak mempunyai ruang kerja sama yang luas dalam transformasi hijau dan digital, kedua pihak harus menyelesaikan gesekan ekonomi dan perdagangan melalui dialog dan perundingan, memperhatikan kekhawatiran rasional kedua pihak, saling menjadi mitra utama dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan, mitra prioritas dalam kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mitra tepercaya dalam kerja sama industri dan rantai pasokan.

Pihak Eropa menyatakan bahwa Uni Eropa perlu meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok dari sebelumnya, hal ini berkaitan dengan masa depan Eropa. Pihak Eropa berharap dapat bersikap saling menghormati, mencari persamaan dalam perbedaan, meningkatkan rasa saling percaya, dan menghindari kesalahpahaman dengan pihak Tiongkok. Pihak Eropa juga menyatakan bahwa mereka mengapresiasi usaha dan hasil yang dicapai Tiongkok dalam bidang pembangunan dan transformasi hijau, mengakui hak sah Tiongkok dalam menjaga pembangunannya sendiri, dan tidak menyetujui “pelepasan keterkaitan”, Pihak Eropa berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan Tiongkok, bersama-sama memelihara kestabilan rantai pasokan Eropa, serta mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim.

Kelima, menunjukkan tanggung jawab sebagai negara besar dan memberikan solusi Tiongkok untuk perdamaian dunia

Wang Yi menyatakan, saat ini, situasi dunia kacau dan bergejolak, isu-isu panas rumit dan sulit diselesaikan, berbagai risiko dan tantangan terus bermunculan. Terutama krisis Ukraina yang telah berlarut-larut selama dua tahun. Kedamaian dan keamanan Eropa sedang berada di persimpangan, dirahapkan Tiongkok dapat memberikan kecerdasan dan solusi Tiongkok untuk menyelesaikan krisis dan mewujudkan perdamaian.

Selama kunjungannya, Presiden Xi bertukar pendapat secara mendalam dengan pemimpin Eropa mengenai isu-isu panas internasional dan regional termasuk krisis Ukraina dan konflik Palestina-Israel. Presiden Xi Jinping memaparkan pendapat dan saran Tiongkok tentang krisis Ukraina dari kedalaman sejarah dan ketinggian strategis, serta menyimpulkan kesepakatan dan kepentingan bersama antara Tiongkok dan Eropa. Ia menunjukkan bahwa Tiongkok dan Eropa hendaknya bersama-sama menentang eskalasi dampak limpahan perang, bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif bagi perundingan perdamaian, bersama menjaga keamanan internasional, ketahanan pangan, dan stabilitas rantai industri dan rantai pasokan. Selama kunjungan tersebut, Tiongkok dan Prancis sepakat untuk mengimbau dunia melakukan gencatan senjata selama Olimpiade Paris.

Menanggapi konflik Palestina-Israel, Presiden Xi Jinping menekankan, hal yang paling urgen saat ini adalah segera mewujudkan kesepakatan gencatan senjata, hal yang paling penting adalah menjamin bantuan kemanusiaan, dan jalan keluar yang paling mendasar adalah melaksanakan “Solusi Dua Negara”. Tiongkok mendukung untuk segera menggelar konferensi perdamaian internasional yang berskala lebih besar, lebih berotoritas dan lebih efektif, mendorong masalah Palestina diselesaikan secara menyeluruh, adil dan permanen.

Wang Yi mengatakan, diplomasi Ibu Negara merupakan sorotan dalam kunjungan kali ini. Profesor Peng Liyuan mendampingi Xi Jinping menghadiri lebih dari 20 aktivitas, serta mengadakan pertukaran bersahabat dengan istri-istri para pemimpin dari tiga negara, berinteraksi dengan kaum perempuan dan siswa setempat, mendorong mereka untuk belajar bahasa Mandarin dengan baik dan memahami Tiongkok. Untuk memenuhi undangan, Prosesor Peng Liyuan juga berkunjung ke kantor pusat UNESCO, diplomasinya yang karismatik berperan positif dalam meningkatkan kesan baik masyarakat asing terhadap Tiongkok dan kekuatan lunak Tiongkok.

Wang Yi menambahkan, tahun ini menandai peringatan 75 tahun berdirinya RRT, sekaligus peringatan 70 tahun dikeluarkannya “Lima Prinsip Hidup Berdampingan secara Damai”. Menengok kembali jalan yang telah ditempuh dan meneropong masa depan, dengan bimbingan pikiran diplomatik Xi Jinping, Tiongkok akan menjunjung tinggi bendera pembangunan komunitas senasib sepenanggungan manusia, lebih aktif memikul tanggung jawab sejarah, dan dengan semangat inovasi yang lebih bervitalitas, membuka jalan baru diplomasi negara besar yang berkarakteristik Tiongkok.