Belakangan ini, Penasihat Keamanan Nasional Filipina Eduardo Ano, Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro dan Kementerian Luar Negeri Filipina masing-masing mengeluarkan pernyataan untuk menyangkal berbagai persetujuan yang pernah tercapai antara Tiongkok dan Filipina terkait masalah terumbu karang Ren’ai Jiao.
Terumbu Ren’ai adalah terumbu tak berpenghuni di kepuluan Nansha Tiongkok. Pasal kelima dalam Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan (DoC) yang ditandatangani Tiongkok dan negara-negara ASEAN termasuk Filipina menentukan, harus mempertahankan kondisi “tak berpenghuni dan tanpa fasilitas” terumbu tak berpenghuni di Laut Tiongkok Selatan. Pada tanggal 9 Mei 1999, kapal perang Filipina BRP Sierra Madre secara illegal “terdampar” di terumbu karang Ren’ai Jiao. Setelah Tiongkok melayangkan teguran, Filipina berkali-kali berjanji untuk menarik kapal perangnya yang “terdampar” secara illegal, dan mengatakan tidak akan menjadi negara pertama yang melanggar DoC. Namun 25 tahun sudah berlalu, Filipina masih belum menarik kapalnya tersebut.
Selama pemerintahan Rodrigo Duterte, untuk menstabilkan situasi di Laut Tiongkok Selatan, Tiongkok dan Filipina telah mencapai “Gentlemen’s Agreement” mengenai masalah terumbu karang Ren’ai Jiao. Filipina berjanji untuk tidak lagi mengirim bahan bangunan kepada kapal perangnya yang “terdampar” secara illegal tersebut. Bertolak dari kemanusiaan, Tiongkok memberikan pengaturan khusus sementara terhadap pengiriman kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan kapal tersebut. Persetujuan ini bukanlah persetujuan rahasia, dan tidak berkaitan dengan pendirian kedaulatan masing-masing. Karena itulah, Tiongkok dan Filipina memilih untuk mengesampingkan perselisihan, mengesampingkan gangguan eksternal, dan mendorong pemulihan hubungan bilateral.
Setelah pemerintahan Filipina periode ini berkuasa pada bulan Juni 2022, sampai awal Februari 2023, badan dan instansi terkait Tiongkok dan Filipina selalu menaati persetujuan tersebut. Sedangkan, Tiongkok masih terus melaporkan dan bernegosiasi dengan pemerintah tingkat tinggi Filipina mengenai “Gentlemen’s Agreement”.
Pada September 2023, Tiongkok mengundang utusan khusus Presiden Filipina untuk urusan Tiongkok untuk berkonsultasi dengan Tiongkok, kedua pihak mencapai kesepahaman internal mengenai pengendalian situasi di terumbu karang Ren’ai Jiao, dan kesepahaman tersebut disetujui oleh pimpinan Filipina, kemudian dilaksanakan satu kali dalam pengiriman pasokan ke terumbu karang Ren’ai Jiao, tapi setelahnya ditinggalkan oleh Filipina.
Pada awal tahun ini, melalui jalur diplomatik, Tiongkok berulang kali berkonsultasi dengan Daerah Militer Barat Filipina, dan mencapai “mode baru” mengenai pengiriman pasokan ke terumbu karang Ren’ai Jiao. “Mode baru” ini adalah persetujuan perdamaian yang diajukan Tiongkok dengan tujuan mengendalikan situasi di terumbu karang Ren’ai JIao secara damai. Menurut persetujuan ini, Filipina berjanji hanya akan mengirimkan makanan, air atau material kemanusiaan lainnya kepada kapal Sierra Madre yang “terdampar” di Ren’ai Jiao, dan dua hari sebelum melaksanakan tugas tersebut memberitahu pihak Tiongkok. Pada hari melaksanakan tugas tersebut, Tiongkok dan Filipina masing-masing mengirimkan kapal penjaga pantai dan kapal sipil untuk melaksanakan tugas terkait, serta memelihara komunikasi erat saat melaksanakan tugas.
Pihak militer Filipina berkali-kali memastikan bahwa “mode baru” ini disetujui oleh seluruh rantai komando termasuk menteri pertahanan Filipina dan penasihat keamanan nasional Filipina. “Mode baru” ini diabaikan lagi oleh Filipina setelah mereka melaksanakan sekali pengiriman pasokan pada tanggal 2 Februari.
Tiongkok selalu berusaha mengendalikan situasi terumbu karang Ren’ai Jao, memelihara dialog dan komunikasi dengan Filipina dengan sikap yang bertanggung jawab, dan telah berkali-kali mencapai kesepahaman internal dan pengaturan. Tapi yang membingungkan adalah, mengapa pemerintahan Ferdinand Romualdez Marcos berkali-kali menyangkal hal tersebut? Mengapa Kementerian Pertahanan Filipina menolak untuk menangani perselisihan tersebut dengan baik melalui dialog dan konsultasi dengan Tiongkok? Jika “Gentlemen’s Agreement” dicapai antara pemerintah Filipina yang sebelumnya dengan Tiongkok, tapi “mode baru” yang tercapai antara pemerintah Filipina saat ini dengan Tiongkok, dan telah terbukti dapat mengendalikan perselisihan dan menghindari bentrokan, tapi mengapa Filipina meninggalkan perjanjian tersebut setelah hanya diimplemantasikan satu kali? Sebenarnya siapa yang mengambil keputusan untuk meninggalkan “mode baru” tersebut? Apakah pengendalian perselisihan dan penghindaran bentrokan telah mengganggu kepentingan pihak tertentu?
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menekankan, pernyataan terkait Filipina tak dapat menyangkal fakta objektif “Gentlemen’s Agreement, kesepahaman internal dan “mode baru”. Kesepahaman dan persetujuan tersebut bertujuan untuk mengendalikan perselisihan dan menghindari bentrokan, membangun kepercayaan satu sama lain, serta memelihara perdamaian dan kestabilan di perairan terumbu karang Ren’ai Jiao. Tiongkok mendesak Filipina untuk menaati norma dasar hubungan internasional, menghormati fakta, memenuhi komitmen, menghentikan provokasi, dan kembali ke jalur tepat untuk menangani perselisihan dengan Tiongkok.