Komunitas Internasional Mutlak Tidak Akan Terkelabui Trik “Demokrasi Palsu, Separatisme Sejati”

2024-05-25 10:57:22  

Di Tiongkok ada pepatah yang berbunyi “kepala kambing terlihat, daging anjing terjual”, yang sangat tepat untuk mengungkapkan maksud sejati pidato yang disampaikan oleh Lai Ching-te pada acara pelantikannya sebagai pemimpin baru daerah Taiwan. Lai dikabarkan menggembar-gemborkan apa yang disebut sebagai “demokrasi”, dan berbual bahwa Taiwan adalah “titik terang ‘rantai demokrasi dunia’” serta “kunci dari rantai demokrasi global”, dengan maksudnya memberikan lapisan pengelabuan pada klaim separatis “Taiwan Merdeka”, serta dengan kedok “demokrasi” memenuhi kebutuhan kaum politikus Barat, khususnya AS yang anti Tiongkok, untuk menemukan lebih banyak dukungan dan bantuan demi dirinya sendiri.

Lai Ching-te dalam pidatonya “20 Mei” secara terang-terangan berkoar bahwa kedua belah tepi Selat “saling tidak berafiliasi” dan menyebarluaskan “teori dua negara” yang baru, sehingga telah mendapat kecaman keras serentak dari masyarakat Daratan dan pulau Taiwan. Seluk beluk historis isu Taiwan sudah sangat jelas. Kedua belah tepi Selat termasuk satu Tiongkok, ini adalah fakta dan kenyataan yang tegas yang tak boleh dimungkari. Retorika apa pun yang dilontarkan Lai Ching-te untuk “mengemas” klaim “Taiwan Merdeka”, fakta dan kenyataan tidak akan pernah diubah, dan status quo lintas Selat pun tidak akan berubah.

Dilihat secara de jure, Deklarasi Kairo dan Proklamasi Potsdam beserta serangkaian dokumen internasional lainnya yang berikat hukum telah menegaskan kedaulatan Tiongkok atas Taiwan. Walaupun kedua tepi Selat masih belum terwujud penyatuan kembali gara-gara sabotase kekuatan eksternal, namun kenyataan bahwa Daratan dan Taiwan termasuk satu Tiongkok tidak pernah berubah, kedaulatan dan keutuhan wilayah Tiongkok adalah bagian integral, dan pantang dipukang-pukang.

Pada 1971, Sidang Majelis Umum PBB ke-26 dengan suara mendukung mutlak mengadopsi Resolusi 2758, yang secara politik, hukum dan prosedur menegaskan perwakilan atau hak representatif Tiongkok termasuk Taiwan di PBB, menegaskan Tiongkok hanya memiliki satu-satunya kursi di PBB, menjelaskan bahwa di dunia tiada “dua Tiongkok”, atau “satu Tiongkok satu Taiwan”. Prinsip satu Tiongkok telah menjadi kesepahaman luas masyarakat internasional serta patokan pokok hubungan internasional. Di atas dasar prinsip satu Tiongkok, kini di dunia terdapat 183 negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Taiwan adalah Taiwan Tiongkok, bukanlah apa yang disebut sebagai “Taiwan dunia”. Persekongkolan apa pun yang dilakukan Lai Ching-te dan para pengikutnya dengan kekuatan eksternal, tidak akan mengubah posisi dan kenyataan bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok, juga tidak akan pernah menghalangi tren historis penyatuan kembali Tiongkok. Separatisme “Taiwan Merdeka” adalah jalan buntu. Mereka yang ingin memecah belah negara dan menjual kepentingan bangsa, tidak akan berakhir dengan baik. Triknya yang memainkan “demokrasi palsu, separatisme sejati” tidak akan mengelabui masyarakat internasional.