Mengapa G7 Cela Tiongkok “Kelebihan Kapasitas Produksi Energi Baru”?

2024-05-29 11:59:19  

Belakangan ini, Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Grup 7 ditutup di Stresa, kota di bagian utara Italia. Pertemuan tersebut mengeluarkan pernyataan yang terus menggembor-gembarkan “kelebihan kapasitas produksi” Tiongkok di bidang energi baru dan dampak potensialnya, serta sedang mempertimbangkan untuk mengambil aksi menurut prinsip WTO.

Yang disebut dengan kelebihan kapasitas produksi adalah sebuah negara yang terlalu banyak memproduksi barang, jauh lebih banyak daripada kebutuhan pasar domestik dan internasional. Dengan demikian akan mengakibatkan menurunnya harga produk sejenis di pasar global, dan mempengaruhi produsen di negara lain. Akan tetapi, baik dari segi pemanfaatan kapasitas produksi maupun dari segi pasar, celaan G7 terhadap Tiongkok soal kelebihan kapasitas produksi tidak benar, tidak sesuai dengan fakta dan logika industri.

Ekonom Korea Selatan terkenal Park Seung Chan menunjukkan, kendaraan energi baru Tiongkok digemari pasar global karena efektivitas biaya yang tinggi, inovatif teknologi serta kualitas produksinya.

Kebutuhan global terhadap produk energi baru sangat besar. Menurut prediksi Badan Energi Internasional, beberapa tahun ke depan, kebutuhan global terhadap fotovoltaik dan kendaraan energi baru akan bertambah secara signifikan, kapasitas produksi saat ini sebenarnya masih jauh belum memenuhi kebutuhan pasar. Penulis sejarah modern Turki Hasan Bogun menunjukkan, kini, pangsa Tiongkok dalam pasar kendaraan listrik global hanya menduduki 8% dari penjualan global, belum mencapai tingkat yang dapat memenuhi kebutuhan global, apalagi kelebihan kapasitas produksi.

Yang lebih penting adalah, perkembangan usaha energi baru Tiongkok mempunyai arti yang penting untuk mewujudkan target iklim global dan transisi energi. Tiongkok telah menjadi negara produsen kendaraan listrik yang berada di urutan terdepan di dunia, hal ini berperan positif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Ekonom Malaysia Dr. Haji Aimi Zulhazmi menunjukkan, kendaraan energi baru mengurangi emisi karbon global, dan mendorong perkembangan energi hijau. Sebagian besar negara Asia Tenggara adalah negara pengimpor minyak bumi dan menyambut kendaraan energi baru. Seorang cendekiawan Ruwanda menyatakan, kapasitas produksi hijau Tiongkok telah menyediakan pilihan untuk Afrika dengan harga yang terjangkau, dan memberikan kontribusi yang penting bagi Afrika dalam mengatasi perubahan iklim.

Analis Politik Iran Mohamed dalam komentarnya menunjukkan, politikus Barat yang dikepalai AS menggembar-gemborkan “teori kelebihan kapasitas produksi Tiongkok” yang menonjolkan kekhawatirannya akan kehilangan hegemoni. Kolumnis Koran Cumhuriyet Turki, Mehmet Ali Guller menunjukkan, orang-orang tesebut khawatir dikalahkan oleh Tiongkok, maka mencela Tiongkok “kelebihan kapasitas produksi”, ini adalah tindakan penindasan ekonomi dan hegemoni perdagangan yang terang-terangan.