Pembangunan Hijau

2024-06-05 15:20:08  

Tanggal 5 Juni adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Kampung halaman bersama umat manusia, yakni bumi sedang mengalami ancaman dari berbagai bencana lingkungan yang disebabkan oleh manusia sendiri. Hanya pelestarian lingkungan yang dapat menjaga kampung halaman kita. Ini adalah konsensus seluruh umat manusia. Konsep pembangunan hijau yang diajukan oleh pemimpin tertinggi Tiongkok Xi Jinping telah menjadi bagian inti dari pemikiran ekonomi dan pemikiran peradaban ekologis. Ini juga merupakan pedoman dan landasan teori penting bagi Tiongkok untuk membangun pola pembangunan baru di era baru.

Sejak zaman kuno, orang Tiongkok menganjurkan konsep "keharmonisan antara alam dan manusia" dan "segala sesuatu tumbuh bersama". Kecintaan terhadap lingkungan, sumber daya, dan alam ini telah membentuk pandangan ekologis Tiongkok terhadap kehidupan harmonis antara manusia dan alam yang telah ada sejak zaman kuno.

Xi Jinping menggabungkan filosofi dan kebijaksanaan Tiongkok kuno yang menghormati dan menyesuaikan diri dengan alam, dengan realita Tiongkok saat ini, dan telah membentuk pemikiran Xi Jinping tentang peradaban ekologis, yang intinya adalah, “Manusia dan alam berada pada hubungan simbiosis. Kerusakan alam pada akhirnya akan merugikan umat manusia sendiri.” Beliau mengajukan teori pembangunan peradaban ekologis, dan mengimplementasinya dalam kebijakan dan tindakan, dan kata kuncinya ialah “pembangunan hijau”.

Sebagai informasi, “pembangunan hijau” dalam penjelasan Xi Jinping ialah “pembangunan ekonomi yang tidak lagi hanya dievaluasi oleh tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)”, melainkan “harus dengan sungguh-sungguh menangani hubungan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan ekologis, menegakkan konsep pelestarian lingkungan ekologis sama dengan melindungi produktivitas, memperbaiki lingkungan ekologis sama dengan mengembangkan produktivitas”. “Tidak akan mengorbankan lingkungan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sementara.”

Jadi bagaimana mencapai pembangunan hijau yang harmonis antara manusia dengan alam?

Jawaban pertamanya ialah “teori dua gunung”. Melalui perumpamaan “Air jernih dan gunung hijau adalah gunung emas dan gunung perak”, Xi Jinping menjelaskan konsep pembangunan hijaunya, mengupayakan ekosistem menyediakan jasa dan produk untuk manusia tanpa merugikan kestabilan ekosistem, dengan kata lain, tidak hanya melestarikan lingkungan, tapi juga mewujudkan pembangunan ekonomi. Menurut “teori dua gunung” tersebut, Tiongkok akan melakukan upaya di tiga aspek untuk merealisasi pembangunan hijau. Yang pertama, Tiongkok akan giat mengembangkan produk-produk material ekologis seperti pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan yang bebas polusi. Kedua, Tiongkok akan meluncurkan produk jasa ekologi dan budaya, misalnya seperti membangun 49 taman nasional yang luasnya mencakup 10,3% dari luas daratan. Diperkirakan, pada tahun 2035, Tiongkok akan membangun sistem taman nasional terbesar di dunia. Ketiga, secara bertahap membentuk sistem ekonomi ekologis dengan ekologisasi industri dan industrialisasi ekologis sebagai subjek utama, dalam rangka memaksimalkan nilai produk ekologis.

Jawaban kedua ialah “teori sistem”. Menurut Xi Jinping, “gunung, sungai, hutan, ladang dan danau” merupakan dasar kelangsungan hidup dan perkembangan umat manusia. Kukuh tidaknya dasar ini akan menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan umat manusia, maka setiap bagiannya sangat penting. Oleh karena itu, Xi Jinping mengajukan perlunya memandang dan melindungi komunitas kehidupan ini secara sistematis. Untuk mewujudkan target tersebut, Tiongkok berupaya membangun sistem ekonomi yang ramah lingkungan, rendah karbon, pengembangan secara sirkuler yang mencakup struktur energi, struktur industri, metode pembangunan dan gaya hidup, serta melakukan perancangan tingkat atas dalam hal kebijakan, sistem, dan legislasi. Yang pertama ialah, menyusun undang-undang dan sistem yang paling ketat di bidang pelestarian lingkungan, demi menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan ekologis dari akarnya. Kedua ialah, terus mendorong optimalisasi dan eskalasi struktur energi dan struktur industri, mempercepat penelitian dan pengembangan, promosi serta penerapan teknologi canggih yang hemat energi dan rendah karbon, serta menumbuhkan ekonomi baru, format baru dan model bisnis baru dengan inovasi teknologi. Ketiga ialah, mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada 2060.

Fakta telah membuktikan bahwa konsep pembangunan hijau Xi Jinping dan praktiknya di Tiongkok tidak hanya bertanggung jawab pada Tiongkok sendiri, tetapi juga bertanggung jawab pada dunia. Administrator UNDP Achim Steiner menyatakan, “Kami membutuhkan pembangunan hijau yang rendah karbon dan inklusif. Tiongkok tidak hanya memberikan peluang pada dirinya sendiri, tetapi juga memberikan peluang pada dunia untuk mengenal bagaimana mewujudkan transformasi menuju ekonomi hijau.