Wang Yi Hadiri Pertemuan Menlu BRICS

2024-06-11 15:32:50  

Anggota Politbiro Komite Sentral PKT selaku Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menghadiri pertemuan menlu BRICS di kota Nizhny Novgorod Rusia pada tanggal 10 Juni kemarin waktu setempat.

Wang Yi menyatakan, selama satu tahun ini, kerja sama BRICS memiliki titik terang, kecepatan dan intensitas. Dengan memperluas anggota, BRICS telah membuka abad baru “Selatan Global”, daya tariknya terus meningkat.

Wang Yi menunjukkan, saat ini, dalam perubahan situasi yang belum pernah terjadi selama 100 tahun ini, BRICS hendaknya berdiri di posisi yang tinggi dan berpandangan jauh. Saat ini, negara tertentu kembali menerapkan mentalitas perang dingin, membentuk kelompok kecil geopolitik, secara terbuka memboikot resolusi Dewan Keamanan PBB, dan mengikis otoritas mekanisme multilateral. Politisasi ekonomi dan pan-sekuritisasi terus meningkat, sanksi sepihak dan proteksionisme pun meningkat. Menghadapi adu kekuatan antara mendorong multilateralisasi dan menjaga hegemoni unilateral, menghadapi tabrakan antara globalisasi dan anti globalisasi, kita hendaknya mengikuti arus sejarah, berdiri di sisi keadilan dan kebenaran, serta mengambil pilihan yang tepat. Hendaknya memainkan penuh peran strategis “BRICS Besar” dan efektivitas politiknya, menjadikan BRICS sebagai mekanisme kerja sama multilateral tipe baru yang berdasarkan emerging market dan negara-negara berkembang, berorientasi pada dunia, terbuka dan inklusif.

Oleh karena itu, pertama, hendaknya memperkuat keyakinan terhadap multilateralisme, melukis cetak biru pembangunan global di masa depan, meningkatkan koordinasi dan kerja sama, menyalakan “Momen Selatan” dalam agenda internasional yang penting, dan memprioritaskan pembangunan. Mendorong peningkatan kapasitas negara-negara berkembang di bidang ekonomi digital dan kecerdasan buatan, serta menjamin partisipasi setara dan keuntungan setara mereka.

Kedua, memperkuat tekad untuk menjaga perdamaian dan keamanan, mendorong penyelesaian masalah utama secara politik. Mendorong teguh gencatan senjata menyeluruh dan berkelanjutan di Gaza, meredakan krisis kemanusiaan, dan mencegah limpahan dampak konflik ke luar kawasan. Mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, menghidupkan kembali Solusi Dua Negara, dan mewujudkan perdamaian abadi di Timur Tengah. Krisis Ukraina masih berlanjut, Tiongkok mendukung diadakannya perundingan perdamaian secara tepat waktu yang dapat diterima oleh Rusia dan Ukraina, berbagai pihak berpartisipasi secara setara dan mendiskusikan semua rancangan perdamaian secara adil. BRICS harus mempertahankan kemandirian, keobjektifan dan keadilannya, mendorong komunitas internasional menyatukan kesepahaman perdamaian dan menentang perang dingin yang baru.

Ketiga, hendaknya memperkukuh tujuan awal BRICS yang terbuka, inklusif, bekerja sama dan menang bersama, agar kerja sama pragmatis BRICS dapat melangkah ke level yang baru. Memainkan keunggulan penuh sumber daya dan pasar BRICS Besar, memainkan peran BRICS Besar sebagai pendukung di bidang moneter dan perdagangan, peran jaminan kerja sama ketahanan energi dan pangan, peran daya penggerak dalam kerja sama inovatif, dan peran pengikat dalam pertukaran sosbud, meningkatkan mutu dan level kerja sama BRICS, serta menjamin KTT Kazan mencapai hasil bernas. Tiongkok telah membentuk Pusat Pembangunan dan Kerja Sama Kecerdasan Buatan Tiongkok-BRICS untuk mendorong peningkatan sinergi industri dan peningkatan kapasitas sekaligus menyambut berbagai negara aktif berpartisipasi di dalamnya.

Pertemuan tersebut telah mengeluarkan “Pernyataan Bersama Pertemuan Menlu Negara-negara BRICS”.