Kemenlu: Komunike G-7 Memfitnah dan Lontar Serangan terhadap Tiongkok

2024-06-18 15:02:52  

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian di depan jumpa pers rutin yang diadakan pada hari Senin kemarin (17/06) menyatakan, komunike yang dikeluarkan KTT Group 7 (G-7) sekali lagi memanipulasi topik yang terkait dengan Tiongkok, memfitnah dan melontar serangan terhadap Tiongkok, menggembar-gemborkan klise yang tiada dasar faktual, dasar hukum, maupun dasar moral, penuh dengan kesombongan, prasangka dan kebohongan.

Lin Jian mengatakan, G-7 tidak bisa mewakili masyarakat internasional. G-7 hanya menduduki 10% dari populasi total global, pangsanya dalam perekonomian global terus menurun dari tahun ke tahun, dan tingkat kontribusi total G-7 terhadap pertumbuhan ekonomi dunia lebih kecil jika dibandingkan dengan Tiongkok. Dewasa ini, G-7 makin lama makin menjadi alat politik untuk menjaga hegemoni AS dan negara-negara Barat, dan menempatkan apa yang disebut “hukum dan peraturan blok” di atas asas tujuan dan prinsip Piagam PBB serta hukum internasional, telah kehilangan perwakilan global dan kredibilitas internasional.

Lin Jian menunjukkan, G-7 bertentangan dengan tren zaman yang berkembang secara damai. G-7 selalu berkoar akan menjaga perdamaian dunia, namun sebenarnya bersikeras membentuk “lingkaran kecil” dan memicu konfrontasi blok berdasarkan ideologi dan nilai-nilai, terus “menambah bahan bakar” dan “menimpakan kesalahannya” dalam konflik regional, mengirim kapal perang dan pesawat militer ke kawasan Asia-Pasifik untuk memicu ketegangan, bergantian “mempersenjatai” Taiwan, dan telah mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Tindakan salah G-7 yang merusak tatanan internasional dan membahayakan perdamaian dan keamanan ini ditolak oleh semakin banyak kekuatan internasional.

Lin Jian menunjukkan, G-7 telah terlepas dari jalur tepat kerja sama dan menang bersama. Tahun-tahun ini AS berulang kali menggeneralisasi konsep keamanan nasional, menyalahgunakan langkah-langkah pengendalian ekspor, menggembar-gemborkan sanksi sepihak, bertindak ekstrem untuk menindaskan perusahaan Tiongkok, bahkan menghasut sekutunya meniru prilaku yang salahnya, hal ini secara serius melanggar prinsip-prinsip ekonomi pasar dan persaingan yang sehat, serta melemahkan tatanan ekonomi dan perdagangan internasional. G-7 yang menggembar-gemborkan apa yang disebut “kelebihan kapasitas” Tiongkok, sama sekali melanggar dengan fakta dan hukum ekonomi, mencari alasan untuk melaksanakan proteksionisme, hal ini juga akan merusak upaya global dalam transformasi ramah lingkungan dan rendah karbon serta kerja sama penanganan perubahan iklim.