Dilaporkan, Sekjen NATO Jens Stoltenberg hari Senin lalu (17/6) memperingatkan bahwa jika Tiongkok terus menyediakan teknologi militer kepada Rusia serta membantu Rusia dalam konflik Rusia dan Ukraina, maka negara-negara sekutu NATO akan membuat Tiongkok “menanggung akibatnya”. Dalam jumpa pers hari Selasa (18/6) kemarin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menanggapi hal tersebut dengan menyatakan bahwa NATO harus melakukan refleksi diri, bukannya menuduh Tiongkok dengan sewenang-wenang.
Lin Jian menyatakan, sebagai produk dari perang dingin dan kelompok militer terbesar di dunia, peran seperti apa yang dimainkan NATO dalam krisis Ukraina, masyarakat internasional memiliki pendapatnya sendiri.
Lin Jian mengatakan bahwa pihak Tiongkok bukan pelaku dan pihak yang bersangkutan dalam krisis Ukraina, Tiongkok selalu berusaha mendorong perdamaian dan perundingan damai, pendirian objektif dan adil serta peran konstruktif Tiongkok diakui secara luas oleh masyarakat internasional. Tiongkok menasihati pihak terkait untuk berhenti menimpakan kesalahan dan menabur perselisihan, tidak menuang minyak ke dalam api, dan mendorong konfrontasi kelompok, namun sebaliknya, dengan sungguh-sungguah melakukan hal yang riil untuk menyelesaikan krisis secara politik.