PM Israel: Pasukan Israel Tidak akan Tinggalkan Gaza Sebelum Semua Tahanan Dibebaskan

2024-06-24 14:39:57  



Kantor Penerangan Perdana Menteri (PM) Israel, hari Minggu kemarin malam (23/6) waktu setempat mengeluarkan sebuah pernyataan pendek yang menyatakan bahwa pihak yang menolak tercapainya perjanjian “gencatan senjata dan pertukaran tahanan” adalah Hamas, bukan Israel.

PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tahap pertarungan sengit antara pasukan Israel dan Hamas sudah hampir berakhir, tapi untuk menjamin agar Hamas tidak memulihkan pengendaliannya terhadap Gaza, pasukan Israel tetap akan terus berperang di Gaza. Setelah tahap pertarungan sengit berakhir, Israel akan menempatkan lebih banyak pasukannya di bagian utara negara tersebut.

Selain itu, mengenai perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan, Netanyahu menyatakan bahwa dirinya siap mencapai perjanjian, untuk mendorong pembebasan sebagian tahanan Israel. Namun pada saat krusial aksi militer, dirinya menentang untuk menandatangani perjanjian, dan selalu bersikeras bahwa Israel perlu memulihkan aksi militernya terhadap Gaza setelah gencatan senjata dilakukan.

Dalam pertemuan pemerintah Israel yang diselenggarakan kemarin, PM Israel Benjamin Netanyahu menolak permintaan yang diajukan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengenai pemerintahan militer pascaperang Israel terhadap Gaza, Netanyahu juga menyatakan bahwa Israel sedang menyusun gagasan baru untuk pemerintahan sipil pascaperang oleh non-Israel di Jalur Gaza. Dikabarkan, Israel telah secara prinsip memutuskan mendirikan sebuah lembaga untuk menggantikan Hamas, mengikuti pemerintahan pasca perang bagian utara Jalur Gaza.