Senin dini hari ini (24/6) waktu setempat, Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengeluarkan sebuah pernyataan dengan mengutip sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam wawancaranya dengan media setempat sebelumnya, termasuk pernyataan Netanyahu yang akan meneruskan aksi militernya di Jalur Gaza dan tujuannya mencapai kesepakatan bertahap yang semata-mata hanya demi membebaskan sandera Israel. Pernyataan Hamas tersebut menganggap bahwa sikap Netanyahu tersebut dengan jelas membuktikan bahwa dirinya telah menolak resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata di Jalur Gaza, serta telah menolak rancangan gencatan senjata dan pertukaran personel yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan telah disepakati oleh pihak Israel. Hal ini sepenuhnya berlawanan dengan pernyataan pemerintah AS.
Hamas mengatakan, berbagai kesepakatan terkait gencatan senjata di Jalur Gaza harus dengan jelas memuat pernyataan yang memastikan gencatan senjata abadi di Jalur Gaza dan penarikan menyeluruh tentara Israel dari Jalur Gaza. Pernyataan tersebut sangat diperlukan untuk mencegah Netanyahu dan pemerintahnya menggunakan penghindaran dan penipuan untuk terus melancarkan agresi dan perang genosida terhadap rakyat Palestina.
Hamas mengimbau agar masyarakat internasional dan negara terkait memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan peperangan terhadap rakyat Palestina. Hamas juga mengimbau agar pemerintah AS mengeluarkan keputusan yang tegas, berhenti mendukung perang genosida terhadap Jalur Gaza dan rakyat Palestina, serta mengungkap kejahatan Israel.