Pada tanggal 25 Juni waktu Beijing, misi antariksa Tiongkok Chang'e-6 berhasil mendarat di area yang telah ditentukan di Siziwang Banner, Mongolia Dalam. Ini menandai keberhasilan penyelesaian misi pertama Tiongkok dalam pengambilan sampel di sisi jauh bulan. Melihat kembali misi eksplorasi bulan selama 53 hari terakhir, mulai dari peluncuran yang sukses, perpindahan dari Bumi ke bulan, pengereman saat mendekati bulan, mengorbit bulan, dan mendarat di permukaan bulan, hingga mengumpulkan sampel tanah bulan, mengemas dan mengambil foto, menampilkan bendera Tiongkok, lalu lepas landas dan mengorbit permukaan bulan, transfer sampel, perubahan orbit dari bulan ke Bumi, dan berhasil mendarat kembali di Bumi. Serangkaian misi Chang'e-6 diselesaikan secara akurat dan selesai daam satu kali percobaan, Tiongkok sekali lagi membuktikan kemajuan teknologi luar angkasanya kepada dunia.
Perlu disebutkan bahwa, selain menyelesaikan misi pengumpulan sampel, Chang'e-6 juga menggali karakter "zhong" di sisi jauh bulan, yang merupakan kata pertama sebutan Tiongkok (Zhong Guo) dalam bahasa Mandarin.
Misi Chang'e-6 di sisi jauh bulan telah menarik perhatian global. Media internasional ternama seperti British Broadcasting Corporation dan CNN telah memberitakan hal ini, dan banyak pakar geologi bulan internasional juga memberikan pujian terhadap misi ini. "Semua orang sangat antusias karena kita mungkin melihat bebatuan yang sebelumnya belum pernah dilihat orang lain," kata John Pernet-Fisher, profesor geologi bulan di Universitas Manchester di Inggris. James Head, profesor emeritus di Brown University di Amerika Serikat, mengatakan, "Sisi jauh bulan yang misterius sangat berbeda dalam banyak aspek. Tanpa sampel yang dibawa kembali, para ilmuwan bulan tidak akan dapat sepenuhnya memahami bulan secara utuh. Sampel yang dikumpulkan oleh Chang'e-6 akan membawa kemajuan penting dalam memecahkan masalah ini."
Mengapa para ilmuwan di seluruh dunia begitu tertarik dengan pengambilan sampel di sisi jauh bulan? Alasannya adalah keunikan dan nilai penelitian ilmiah dari sisi jauh bulan. Para ilmuwan menemukan bahwa sisi jauh bulan umumnya lebih tua dibandingkan sisi dekat bulan. Lokasi pengambilan sampel yang dilakukan Chang'e-6 adalah Cekungan Kutub Selatan Aitken di sisi jauh bulan, yang merupakan cekungan tabrakan tertua dan terbesar di bulan. Para ilmuwan berharap temuan di sini dapat membantu manusia untuk lebih memahami pembentukan dan evolusi bulan. Alasan lainnya adalah, kemungkinan adanya kandungan air di kutub selatan Bulan, jika manusia ingin membangun pangkalan di bulan, maka kawasan kutub selatan Bulan merupakan tempat yang ideal.
Keberhasilan misi Chang'e-6 sekaligus merupakan kado bagi ulang tahun proyek eksplorasi bulan Tiongkok yang ke-20. Proyek eksplorasi bulan Tiongkok diluncurkan secara resmi pada tahun 2004. Selama 20 tahun terakhir, Tiongkok mengambil foto bulan, mendarat di sisi jauh bulan untuk pertama kalinya dan berhasil membawa kembali sampel tanah yang diambil dari bulan, sehingga memberikan kontribusi luar biasa bagi misi eksplorasi bulan oleh umat manusia.
Prestasi yang dicapai Tiongkok dalam misi eksplorasi bulan membuat sejumlah negara merasa iri. Administrator NASA Bill Nelson melontarkan pernyataan "blunder" ketika berbicara tentang misi pendaratan di bulan yang dilakukan oleh Tiongkok. "Sisi terjauh bulan akan selalu berada dalam kegelapan, orang Amerika tidak akan pergi ke sana" kata Bill.
Namun faktanya tidak demikian. Meskipun sisi jauh bulan selalu membelakangi bumi karena penguncian pasang surut, namun sisi jauh bulan tidaklah selalu gelap. Gambar yang ditangkap oleh "kamera seluler" yang dirilis oleh Chang'e-6 dengan jelas menunjukkan bahwa wahana pendarat dan rakitan ascender tidak bergerak di bagian belakang bulan, dan bendera Tiongkok juga terlihat jelas di tangah kegelapan. Ini cukup membuktikan bahwa sisi belakang bulan tidak selalu gelap, jika tidak, kita tidak akan bisa melihat gambar permukaan bulan dan detektornya.
Ucapan Nielsen hanyalah bukti dari ketidakberdayaan dan kecemburuan Amerika Serikat. Faktanya, Amerika Serikat bukannya tidak ingin pergi ke sisi jauh bulan, namun saat ini Amerika tidak memiliki kemampuan teknis yang memadai. Awal tahun ini, Amerika Serikat meluncurkan dua wahana penjelajah bulan, "Peregrine 1" dan "Odysseus". Hasilnya, kedua misi tersebut berakhir dengan kegagalan. Pada saat yang sama, misi wahana "Artemis" untuk kembali ke bulan pada tahun 2019 juga menemui banyak kesulitan, akibatnya misi untuk mengorbit dan mendarat di bulan ditunda. Setelah Chang'e-6 Tiongkok berhasil menyelesaikan misi pengambilan sampel di bulan, NASA jelas merasa waktunya tidak banyak lagi, mereka bahkan meminta Tiongkok untuk meminjamkan satelit relai Queqiao-2, dan mengklaim bahwa berbagi tanah di bulan tidak dibatasi dalam "Amandemen Wolf". Tidak diragukan lagi, ini adalah upaya tidak tahu malu NASA untuk ikut menikmati hasil eksplorasi bulan Tiongkok.
Namun, Amerika Serikat tampaknya telah melupakan satu fakta penting, yaitu "Amandemen Wolf" telah lama menutup kemungkinan kerja sama Amerika dengan Tiongkok. Amandemen ini disahkan oleh Kongres AS pada 2011, yang secara eksplisit melarang NASA ataupun Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih terlibat dalam aktivitas kerja sama penelitian ilmiah dengan Tiongkok.
Menanggapi pernyataan yang dilontarkan administrator NASA, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning memberikan tanggapan. Dia mengatakan bahwa hambatan dan masalah yang dihadapi Tiongkok dan Amerika Serikat dalam kerja sama di bidang antariksa saat ini disebabkan oleh sejumlah peraturan di dalam negeri AS sendiri, misalnya "Amandemen Wolf" yang menghambat kerja sama antariksa Tiongkok dan Amerika. Jika Amerika Serikat memang ingin menjalin kerja sama dan pertukaran yang mendalam dengan Tiongkok di bidang antariksa, Amerika Serikat harus mengambil langkah-langkah praktis untuk menghilangkan hambatan-hambatan ini.
Meski secara aktif mendorong eksplorasi bulan dan luar angkasa, Tiongkok selalu berpegang pada prinsip pemanfaatan luar angkasa secara damai, Tiongkok juga berkomitmen terhadap pertukaran dan kerja sama internasional yang luas, dan bersedia berbagi hasil pengembangan dirgantara yang bermanfaat. Misi Chang'e-6 dilengkapi dengan penganalisis ion negatif permukaan bulan milik Badan Antariksa Eropa, detektor radon Prancis, reflektor sudut laser Italia, dan CubeSat Pakistan. Misi Chang'e-7 di masa depan akan membawa enam muatan dari tujuh negara dan organisasi internasional, termasuk Mesir, Bahrain, Italia, Rusia, Swiss, Thailand, dan Asosiasi Internasional Observatorium Bulan, untuk bersama-sama memulai perjalanan eksplorasi bulan dan membawa karya penelitian ilmiah yang mendalam.
Proyek Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS), yang dipelopori oleh Tiongkok, adalah contoh nyata dari sikap terbuka dan inklusif Tiongkok dalam mendorong eksplorasi luar angkasa. Badan Antariksa Nasional Tiongkok merilis "Panduan Mitra Stasiun Penelitian Bulan Internasional" pada tahun 2021. Panduan tersebut menunjukkan bahwa stasiun penelitian ilmiah bulan internasional bertujuan untuk "pemanfaatan secara damai, setara dan saling menguntungkan, serta untuk pembangunan bersama". Inisiatif Tiongkok telah mendapat tanggapan positif dari banyak negara dan organisasi regional di seluruh dunia. Pada tanggal 24 April, Badan Antariksa Nasional Tiongkok mengumumkan bahwa tiga anggota baru telah bergabung ke "Lingkaran Pertemanan" Stasiun Penelitian Bulan Nasional Tiongkok, yaitu Nikaragua, Organisasi Kerjasama Antariksa Asia-Pasifik, Persatuan Astronomi dan Sains Antariksa Arab. Tiongkok akan bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk melakukan kerja sama di berbagai aspek dalam demonstrasi, pelaksanaan misi, pengoperasian dan penerapan stasiun penelitian ilmiah bulan internasional.
Bulan dan luar angkasa menunggu umat manusia untuk mengungkap misterinya satu per satu. Atas dasar ini, Tiongkok selalu terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara untuk bersama-sama mendorong kemajuan teknologi umat manusia dan pembangunan luar angkasa yang berkelanjutan.