Kata Kunci tentang Tiongkok: Revolusi Mandiri pada Diri Sendiri

2024-07-01 13:57:00  

Tanggal 1 Juli 2024 menandai HUT ke-103 Partai Komunis Tiongkok (PKT). Sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok yang lazimnya disebut sebagai Tiongkok Baru pada 1949, PKT telah berkuasa tanpa putus selama 75 tahun, dan merupakan partai politik dengan durasi berkuasa paling lama sepanjang sejarah dunia modern. Dulu ada orang yang bilang, jika dilihat dari sejarah, dinasti atau pemerintahan mana pun, dan siapa pun yang berkuasa, rupanya tidak ada yang bisa terlepas dari hukum historis atau siklus historis (historical cycle) yang berawal dari bangkit, lalu menjadi lemah, dan kembali tertib sebelum berujung kekacauan. Nah apakah PKT sebagai parpol yang sudah berkuasa lebih dari seratus tahun lamanya bisa terkecuali dari lingkaran historis tersebut? Bagi PKT, jawabannya adalah “pasti bisa”. Berikut mari kita uraikan jawaban atau solusi yang diberikan oleh pemimpin tertinggi PKT, Xi Jinping terhadap pertanyaan tersebut: revolusi mandiri pada diri sendiri.

Untuk menguraikan makna “revolusi mandiri pada diri sendiri”, kita harus menelusurinya sampai ke arti “revolusi” yang berakar dalam kebudayaan Tionghoa selama ribuan tahun lamanya. Kata “revolusi” atau “geming” dalam bahasa Mandarin paling awal ditemukan dalam buku kuno Yi Jing atau Serba-serbi tentang Perubahan (Book of Changes), buku yang ditulis pada kira-kira 2.200 tahun yang lalu. Dalam buku kuno tersebut ditulis bahwa “geming” berarti memperbarui nasib. Pada zaman kuno, rakyat Tiongkok berpandangan bahwa seorang penguasa atau seorang pemimpin akan berkuasa sesuai takdir, atau berkuasa atas ketetapan Tuhan, dan menyebut perubahan pemerintahan atau pergantian dinasti sebagai “geming” atau revolusi. Artinya perubahan pemerintahan atau dinasti adalah hal yang sesuai dengan ketetapan Tuhan dan masuk akal. Pada waktu seratus tahun lebih yang lalu, Marxisme tersebar ke Tiongkok. Menurut teori Marxisme, “revolusi sosial” akan terjadi ketika relasi produksi mengekang perkembangan tenaga produktif atau produktivitas.

Sementara itu, dalam karya Marx dan Engels ditulis, “organisasi politik yang telah menggulingkan kelas penguasa, terlebih dulu harus melepaskan diri dari hal-hal kotor yang melekat pada dirinya, sebelum mampu melaksanakan tugas rekonstruksi sosial.” Ini berarti bahwa partai yang berkuasa yang berambisi melakukan revolusi sosial harus terlebih dulu melepaskan diri dari hal-hal yang kotor atau yang usang yang melekat pada dirinya, yakni harus melakukan “revolusi mandiri” atau revolusi pada diri sendiri. Artinya para revolusioner harus terlebih dulu melakukan “revolusi diri sendiri” untuk mendorong revolusi sosial, dan itulah asal usul teori “revolusi mandiri pada diri sendiri” yang dipegang oleh PKT masa kini. Pada hal, dalam rangkaian teorinya,  PKT selain mengakui dirinya sebagai partai berkuasa, juga mengakui dirinya sebagai partai revolusi, sehingga dengan tegas menyangkal keterlawanan antara “berkuasa” dengan “revolusi mandiri”, atau dengan kata lain, tidak boleh diartikan secara sederhana bahwa suatu partai, jika telah berkuasa tidak langsung berarti dirinya tidak akan melakukan revolusi selanjutnya. Hal ini karena sebagai partai berkuasa, PKT selalu bertugas mendorong pembebasan besar-besaran produktivitas, dan selalu mengemban misi untuk memecahkan kontradiksi antara produktivitas dengan relasi produksi. Asal PKT masih terus mendorong revolusi sosial, maka dirinya harus melakukan “revolusi mandiri” atau revolusi pada diri sendiri. Walaupun tugas revolusi politiknya sudah diselesaikan secara tuntas, namun tugasnya untuk melakukan revolusi sosial masih perlu dilanjutkan.

Oleh karena itu, Sekjen PKT Xi Jinping telah mengajukan teori “revolusi mandiri partai” sebagai dasar teori pembinaan PKT pada era baru, dan menjadikannya sebagai solusi untuk mewujudkan ketenteraman masyarakat dan terlepas diri dari lingkaran historis pergantian pemerintahan. Xi Jinping berpendapat, PKT sebagai partai berkuasa terbesar yang menganut Marxisme, harus bertingkah laku layaknya seperti partai politik besar, namun harus mengingat pula kesulitan yang dihadapinya, harus mewaspadai ujian dan tantangan yang dihadapinya dalam pemerintahan, pelaksanaan reformasi dan keterbukaan, pengembangan ekonomi pasar, serta tekanan dari lingkungan eksternal. Sebagai partai berkuasa, PKT tak boleh mengabaikan bahaya laten dari kelalaian dan kemampuan dalam pemerintahan, serta bahayanya terlepas dari kontak dengan masyarakat serta terjadinya korupsi yang hadir dalam jangka panjang. Hal ini menuntut kita harus melanggengkan perjuangan revolusi mandiri. Ia telah menjabarkan makna dan rantai konkret dari teori tersebut, yakni melakukan pemurnian diri untuk menghapuskan tumor yakni memberantas para koruptor dalam partai; menyempurnakan diri untuk mengatasi kekurangan; melakukan revolusi mandiri untuk melakukan pembaruan; melakukan peningkatan diri untuk mengusahakan penerobosan. Xi Jinping tidak hanya mengajukan “revolusi mandiri” sebagai dasar teori dalam pembinaan partai berkuasa di era baru, lebih-lebih telah menginisiatifkan dan memimpin 98 juta anggota PKT untuk melakukan praktik mulia “revolusi mandiri”. Sejak menjabat sebagai Sekjen Komite Sentral PKT, Xi Jinping terus menyempurnakan sistem revolusi mandiri PKT, mendorong pembinaan partai secara ketat dan menyeluruh, serta selalu mempertahankan pendisiplinan yang ketat, dengan tegas memberantas korupsi, untuk memimpin seluruh partai dan rakyat seluruh negeri untuk terus mendorong usaha sosialisme yang berkarakteristik Tiongkok.