Bagaimana SCO Beradaptasi dengan Perubahan Situasi seraya Membuka Situasi Baru? Inilah Solusi Tiongkok

2024-07-06 10:54:17  

Pada 4 Juli lalu, Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) menggelar pertemuan ke-24 Dewan Kepala Negara SCO dan KTT Astana SCO+, yang telah mencapai serangkaian hasil dan kesepahaman yang luar biasa. Dalam kesempatan itu, Belarus telah diterima menjadi anggota SCO. Yang patut diperhatikan ialah, “pertemuan SCO+” merupakan pola pertemuan yang baru dan inovatif sepanjang sejarah SCO. Menghadapi lanskap internasional yang terus berubah, SCO telah memperlihatkan daya hidupnya yang kuat, serta kemampuannya untuk memainkan peranan yang lebih besar dalam menjaga keamanan dan pembangunan dunia.

Saat ini, lanskap internasional tengah mengalami perubahan drastis. Di satu pihak, tata sistem internasional tengah berkembang ke arah yang lebih adil dan multipolar, sehingga telah memberikan lebih banyak peluang bagi kerja sama sama derajat dan saling menguntungkan antar negara. Tapi di pihak lain, sejalan dengan meningkatnya politik kekuatan dan perlawanan geopolitik serta bentrokan yang semakin meruncing, kestabilan dunia, terutama kestabilan di kawasan SCO kini menghadapi semakin banyak risiko laten.



Bagaimana menghadapi perubahan situasi tersebut, dan bagaimana merintis masa depan yang baru, serta membangun kampung halaman SCO yang lebih indah? Presiden Tiongkok Xi Jinping mengajukan lima poin usulan sebagai solusi Tiongkok untuk meningkatkan kualitas kerja sama SCO dalam lima bidang utama, yakni pedoman nilai, keamanan politik, perkembangan ekonomi, pertukaran antarmasyarakat, serta tata kelola global.

Dari lima pilar tersebut, peningkatan keamanan bersama adalah dasar atau fondasi SCO. Kini kawasan Asia dan Eropa menghadapi tantangan keamanan tradisional dan non tradisional yang saling berbaur. Sejumlah kekuatan eksternal ikut menghasut “tiga kekuatan ekstrem” kawasan ini untuk melancarkan “revolusi warna”. Di bawah latar belakang itulah, Tiongkok mengusulkan agar setiap negara anggota menghormati jalan pembangunan yang dipilih masing-masing negara secara mandiri, mendukung penjagaan kepentingan inti sari satu sama lain, SCO hendaknya mempertahankan garis batas keamanan bersama yang majemuk, kooperatif dan berkelanjutan. Berbagai negara hendaknya meningkatkan kerja sama dalam bidang pemberantasan terorisme, narkotika dan pertukaran informasi. Usulan-usulan tersebut sangat relevan dengan situasi nyata, dan bermanfaat untuk menyediakan jaminan kokoh bagi terpeliharanya keamanan dan stabilitas kawasan.



Kerja sama pragmatis merupakan salah satu tenaga penggerak bagi SCO. Pada tahun-tahun belakangan ini, terutama sejak pelaksanaan Inisiatif Sabuk dan Jalan atau BRI, skala perdagangan dan investasi antar negara anggota SCO terus diperluas, dan telah memberikan manfaat nyata kepada rakyat setiap negara. Pada 2023, volume perdagangan Tiongkok dengan lima negara Asia Tengah mencapai 90 miliar dolar Amerika, meningkat 27,2 persen secara tahunan, untuk mencetak rekor baru dalam sejarah.

Seiring dengan perkembangan SCO, peranan konstruktif yang dimainkannya dalam urusan internasional juga semakin meningkat. KTT SCO kali ini telah merilis Deklarasi Astana, proposal solidaritas untuk mendorong keadilan, kerukunan dan pembangunan bersama, serta pernyataan berprinsip tetangga rukun, kepercayaan dan kemitraan, mengimbau “penyelesaian damai perselisihan dan konflik antar negara melalui dialog dan konsultasi” serta “pembentukan hubungan antar negara tipe baru serta komunitas senasib sepenanggungan umat manusia yang saling menghormati, setara, adil, dan kooperatif dan menang bersama”. KTT SCO di Astana kali ini menunjukkan sikapnya yang tegas untuk mendorong peredaan titik panas dan konflik serta menentang hegemonisme dan kekuatan politik, dan dengan demikian telah memperlihatkan tanggung jawabnya yang lebih besar dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.

Sejak berdirinya solidaritas dan kolaborasi selalu menjadi pengalaman sukses SCO, sekaligus pilihan wajarnya untuk menghadapi situasi baru dan merintis situasi baru dalam perjalanannya menuju masa depan. Seusai KTT Astana, Tiongkok akan menjabat sebagai ketua SCO. Tiongkok bersedia bersama semua negara anggota SCO, terus mengembangkan Semangat Shanghai, mendorong pembentukan komunitas senasib sepenanggungan SCO yang lebih erat, dalam rangka memberikan “kekuatan SCO” demi mengatasi defisit perdamaian, defisit pembangunan, defisit keamanan, serta defisit tata kelola global. Tepat seperti apa yang ditunjukkan oleh Presiden Xi Jinping, SCO berdiri di sisi benar sejarah, berdiri di sisi kesetaraan dan keadilan, dan berperan vital bagi dunia.

Berpegang teguh pada Semangat Shanghai, dengan teguh menempuh jalan pembangunan yang sesuai dengan keadaan riil masing-masing negara, serta mengusulkan pembangunan “lima kampung halaman bersama”, yakni kampung halaman bersama SCO yang bersatu padu dan saling percaya, damai,makmur, bertetangga rukun dan bersahabat, serta setara dan adil.