Memahami Kebijakan Reformasi Tiongkok di Era Baru Episode I

2024-07-12 15:30:34  

Berani Mengatasi Kesulitan demi Kesuksesan Jangka Panjang

Pohon beringin, adalah pohon yang sering terlihat di bagian selatan Tiongkok, vitalitasnya kuat, tahan kekeringan dan mudah tumbuh, memiliki makna kemakmuran di Tiongkok.

Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, adalah zona ekonomi khusus pertama yang ditetapkan langsung oleh perancang reformasi dan keterbukaan Tiongkok, Deng Xiaoping pada tahun 1979. Dalam kurun waktu tiga dekade lalu, Shenzhen bangkit dari sebuah kota kecil di Laut Tiongkok Selatan yang berpopulasi kurang dari 30 ribu orang menjadi sebuah metropolitan modern dunia dengan populasi mencapai 18 juta orang, dan sempat menciptakan “keajaiban Shenzhen” yang dikagumi seluruh dunia dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan rata-rata mencapai 24,8%, identik dengan reformasi dan keterbukaan Tiongkok.

Di kota Shenzhen, terdapat dua batang pohon banyan yang terkenal.

Salah satu di antaranya ditanam oleh Deng Xiaoping saat melakukan inspeksi ke Shenzhen pada bulan Januari tahun 1992. Yang lainnya ditanam oleh pemimpin tertinggi Tiongkok Xi Jinping saat melakukan inspeksi ke Provinsi Guandong pada tanggal 8 Desember tahun 2012, hari itu adalah hari ke-24 setelah beliau pertama kalinya terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PKT.

Dalam inspeksi yang mewarisi masa lalu dan merintis masa depan itu, Xi Jinping dengan jelas menunjukkan bahwa “reformasi dan keterbukaan merupakan langkah utama untuk menentukan nasib Tiongkok modern”, ia mengeluarkan perintah mobilisasi “reformasi dan keterbukaan yang tak akan berhenti ” kepada seluruh partai dan negara.

 Dari “menyeberangi sungai dengan hati-hati” sampai menyelesaikan masalah “Jembatan dan kapal”

“Menyeberangi sungai dengan hati-hati” adalah metode penting dari reformasi dan keterbukaan yang dipimpin oleh Deng Xiaoping. “Dewasa ini, masih berada pada tahap eksplorasi, kedalaman air masih belum diketahui, hendaknya berjalan dengan hati-hati dan menjaga keseimbangan, jika salah jalan kembali dari awal, jangan sampai terjatuh ke dalam air”. Pemaparan tersebut merupakan penjelasan dari dokumen resmi Tiongkok terhadap “menyeberangi sungai dengan hati-hati” pada awal pelaksanaan reformasi dan keterbukaan pada tahun 80-an abad lalu, penjelasan tersebut secara hidup, akurat dan terinci mengungkapkan bagaimana bereksplorasi dan bergerak maju dalam keadaan kurang pengalaman.

Kongres Nasional PKT diselenggarakan setiap lima tahun, dan bertujuan untuk membahas dan menentukan masalah-masalah penting partai. Biasanya, di antara “dua sesi” Tiongkok, Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok akan menggelar 7 sidang pleno, yang bertujuan untuk melakukan pengaturan seputar bidang-bidang rencana penugasan, sosial, ekonomi, dan pembangunan partai. Bulan Desember tahun 1978, Sidang Pleno Ketiga Kongres Nasional ke-11 PKT yang dipimpin oleh Deng Xiaoping membuka era perencanaan yaitu periode “reformasi dalam negeri dan keterbukaan terhadap luar negeri”, serta mendorong perkembangan cepat dan konsisten ekonomi dan sosial Tiongkok. Sejak itulah, Sidang Pleno Ketiga PKT angkatan selanjutnya berfokus pada isu-isu bagaimana memperdalam dan mendorong reformasi dan keterbukaan.

Pada tahun 2013, bagaimana kelompok kepemimpinan kolektif baru Tiongkok terus mendorong reformasi, menjadi sorotan dunia. Pada waktu itu, di dalam negeri Tiongkok, setelah pertumbuhan pesat yang berlangsung selama puluhan tahun, kebutuhan masyarakat akan kehidupan yang lebih baik menjadi semakin beragam, sementara itu, masalah pembangunan yang tidak seimbang dan tidak memadai juga semakin menonjol. Berpikir secara global, dunia sedang menghadapi perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama satu abad ini, revolusi teknologi dan industri putaran baru sedang dilakukan, namun proteksionisme perdagangan dan tren “anti-globalisasi” juga meningkat. Menanggapi tantangan-tantangan dari dalam dan luar negeri, Xi Jinping yang baru setahun menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral PKT mengevaluasi situasi, memahami arah sejarah baru pembangunan Tiongkok, dan menetapkan bahwa proses reformasi Tiongkok telah memasuki "zona perairan dalam".

Dengan penentuan posisi baru ini, Sidang pleno ke-3 Komite Sentral ke-18 Partai Komunis Tiongkok (PKT) meninjau dan meluluskan "Keputusan Komite Sentral PKT tentang Beberapa Masalah Utama mengenai Pendalaman Reformasi Komprehensif" yang dirancang oleh Xi Jinping sendiri. Ini merupakan reformasi yang membuka era baru untuk memperdalam reformasi secara komprehensif dan memajukan reformasi melalui rancangan sistem secara keseluruhan setelah sidang pleno ke-3 Komite Sentral ke-11 yang diadakan pada 1978. Bertolak dari sidang ini, di bawah pimpinan Xi Jinping, pendalaman reformasi Tiongkok yang menyeluruh telah berlayar dan bereksplorasi hingga jangkauan terdalam dii “zona perairan dalam”.

Dengan tujuan memperdalam reformasi secara komprehensif, Xi Jinping pertama-tama menguraikan cetak biru untuk mendorong pembangunan sistem dan pembenahan nasional di era baru. Beliau mengajukan 190 langkah reformasi yang penting untuk supremasi hukum, agar supremasi hukum yang komprehensif dapat menjadi jaminan sistem yang paling kuat untuk memperdalam reformasi secara komprehensif. Hal ini dapat dikatakan telah menyelesaikan masalah “jembatan”.

Selanjutnya, keputusan dan solusi untuk memperdalam badan reformasi PKT dan negara yang ditinjau dan diluluskan dalam Sidang pleno ke-3 Komite Sentral ke-19 PKT telah memulai reformasi kelembagaan terbesar sejak reformasi dan keterbukaan dilaksanakan, hal ini memberikan jaminan lembaga organisasi untuk memperdalam reformasi secara komprehensif. Ini adalah metafora untuk menyelesaikan masalah "kapal". Tahun ini, menjelang penyelenggaraan sidang pleno ke-3 Komite Sentral ke-20 PKT, Xi Jinping mengadakan pertemuan dengan kalangan usahawan, memimpin dan meninjau pendapat mengenai “Penyempurnakan Sistem Perusahaan Modern ala Tiongkok” dan dokumen reformasi lainnya, mengajukan "pendalaman reformasi secara komprehensif harus berpegang erat pada tema pendorongan modernisasi ala Tiongkok", telah melepaskan sinyal yang jelas dari Sidang pleno ke-3 Komite Sentral ke-20 PKT.

Tidak sulit untuk menemukan bahwa selama belasan tahun terakhir ini, setelah Tiongkok memasuki era baru, Xi Jinping telah mencantumkan pendalaman reformasi secara komprehensif ke dalam rancangan strategis tata kelola negara secara keseluruhan, melakukan rancangan tingkat atas untuk memperdalam reformasi secara komprehensif, dalam rangka mendorong reformasi yang menyeluruh, mendalam, serta fundamental. Agar reformasi Tiongkok dapat mengalami transformasi bersejarah dari eksplorasi parsial dan terobosan pemecah kebekuan menjadi integrasi sistematis dan pendalaman komprehensif.