Keputusan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengenai Pendalaman Lebih Lanjut Reformasi secara Komprehensif dan Pendorongan Modernisasi Ala Tiongkok yang ditinjau dan diluluskan oleh Sidang Pleno ke-3 Komite Sentral ke-20 PKT dirilis pada hari Minggu kemarin (21/7). Sidang Pleno tersebut dalam keputusannya melakukan pengaturan khusus mengenai keterbukaan terhadap luar negeri, mengajukan perlunya mempertahankan kebijakan dasar keterbukaan, mendorong reformasi dengan keterbukaan, serta membangun sistem baru ekonomi tipe terbuka yang berlevel lebih tinggi. Analis berpendapat, hal itu telah menyampaikan sinyal jelas perluasan keterbukaan Tiongkok kepada luar negeri, cetak biru baru reformasi Tiongkok akan memberikan bonus keterbukaan yang lebih besar pada dunia.
Keterbukaan adalah simbol nyata modernisasi ala Tiongkok. Kini, perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 100 tahun ini sedang berkembang pesat, unilateralisme dan proteksionisme meningkat, globalisasi ekonomi mengalami arus balik, dan keterbukaan semakin menjadi “barang langka”. Menghadapi kesulitan pembangunan bersama manusia serta revolusi iptek dan reformasi industri putaran baru, Tiongkok mempertahankan keterbukaan yang berlevel tinggi, hal ini tidak hanya berasal dari praktik sukses yang mendorong reformasi dan pembangunan dengan keterbukaan, namun juga merupakan tindakan yang harus dilakukan yang sesuai dengan hukum pertumbuhan ekonomi dan mengikuti tren zaman, serta menunjukkan tekad dan tanggung jawab Tiongkok untuk berbagi peluang dengan dunia.
Memperluas keterbukaan, tidak hanya “mengundang masuk” tapi juga “jalan keluar”. Kini, “3 produk baru” yaitu kendaraan energi baru, baterai lithium dan produk fotovoltaik menjadi populer di pasar luar negeri, telah menambah pasokan berkualitas kepada dunia, sekaligus mendorong transformasi dan peningkatan ekonomi setempat. Inisiatif “Sabuk dan Jalan” yang disponsori Tiongkok telah membawa perubahan besar kepada dunia. Selama lebih dari belasan tahun ini, inisiatif tersebut telah menarik tiga perempat negara di dunia dan lebih dari 30 organisasi internasional untuk berpartisipasi, dan telah menarik skala investasi senilai hampir 1 triliun USD. Keputusan tersebut mengajukan perlunya menyempurnakan mekanisme untuk mendorong pembangunan bersama “Sabuk dan Jalan” secara berkualitas, serta mengkoordinasi dan mendorong program simbolis penting dan proyek kesejahteraan rakyat yang “kecil tapi indah”, hal ini pasti akan menginjeksikan dinamika baru kepada pembangunan dunia dan mendatangkan lebih banyak kesejahteraan kepada rakyat berbagai negara.
Dalam proses itu, konsep “berkonsulatasi bersama, membangun bersama dan berbagi bersama” yang diajukan Tiongkok telah mendatangkan atmosfer baru kepada tata kelola global. Keputusan tersebut menekankan, modernisasi ala Tiongkok adalah modernisasi pembangunan secara damai. Dari mendorong pembangunan Komunitas Senasib Sepenanggungan Manusia, hingga mengajukan Prakarsa Pembangunan Global, Prakarsa Keamanan Global dan Prakarsa Peradaban Global, semua tindakan Tiongkok tersebut telah membuktikan bahwa yang dikejar oleh Tiongkok bukanlah modernisasinya sendiri, melainkan modernisasi dunia yang berkembang secara damai, bekerja sama saling menguntungkan dan mengupayakan kemakmuran bersama.