Pembunuhan gelap terhadap Ismail Haniyeh, pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), di Teheran, ibu kota Iran, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Pada tanggal 2 Agustus, Menteri Intelijensi Iran Khatib menyatakan bahwa Israel sudah memperoleh izin dari Amerika Serikat (AS) sebelum membunuh Haniyeh. Pada hari yang sama, Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Bagheri mengatakan bahwa perilaku Israel adalah "kejahatan" dan Iran akan menggunakan "hak bela diri yang sah" untuk membalasnya.