Pemerintah Inggris Senin kemarin (5/8) menggelar rapat darurat untuk menanggapi peristiwa kerusuhan yang terjadi di banyak tempat Inggris selama beberapa hari ini.
Usai rapat tersebut, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan, negaranya akan membentuk sebuah ‘pasukan tetap’ yang terdiri atas polisi profesional untuk memperkuat kepolisian dan meningkatkan pengusutan tanggung jawab terhadap para pelaku kerusuhan, supaya mereka mendapat ‘hukuman menyeluruh’. Juru Bicara Kantor PM Inggris dalam pernyataannya mengatakan, Pengadilan Inggris dapat memperpanjang jam pengadilan, untuk menjamin para pelaku kerusuhan selekasnya mendapat hukuman.
Ketua Dewan Kepala Polisi Nasional Inggris (NPCC), Gavin Stephens menyatakan, dalam satu minggu yang lalu, Inggris sudah menangkap 378 pelaku kerusuhan, dan jumlah itu akan meningkat setelah lebih banyak pelakunya diidentifikasi oleh pihak kepolisian.
Pada 29 Juli yang lalu, di Southport, barat laut Inggris terjadi serangan penusukan oleh seorang laki-laki yang usianya 17 tahun, dengan mengakibatkan 3 anak tewas dan banyak orang luka-luka. Setelah terjadinya peristiwa itu, di banyak tempat, antara lain, London, Liverpool, Bristol, Hull, dan Manchester terjadi unjuk rasa yang berujung menjadi kerusuhan kekerasan. Sejumlah pelaku merusak hotel, masjid, dan toko, dan menyerang polisi dan membakar mobilnya. Tindakan kekerasan ini dikecam Keir Starmer sebagai ‘’tindakan ekstremis sayap kanan ekstrem”. Australia, Malaysia dan Nigeria baru-baru ini sudah berturut-turut mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya terkait kerusuhan Inggris.