Indeks Harga Saham Asia Pasifik Anjlok Dibayangi Potensi Resesi Ekonomi AS

2024-08-06 14:22:03  

Data ekonomi dan lapangan kerja AS yang melemah mengakibatkan kekhawatiran investor bagi resesi AS, sehingga indeks harga saham Asia Pasifik menurun tajam pada hari Senin kemarin (5/8), sejumlah pasar terjadi ‘panic sell’ atau ramainya aksi jual. Para analis menunjukkan, prediksi terhadap pendaratan mulus ekonomi AS mengalami pukulan, sehingga munucl banyak kekhawatiran pasar bagi pendaratan keras.

Kemarin, harga merata sebanyak 225 macam saham Nikkei Jepang ditutup pada 31.458,42 poin, lebih rendah 4.451,28 poin dibandingkan sehari sebelumnya, penurunannya telah mencetak rekor sejarah, atau menurun 12,4 persen. Indeks KOSPI Korsel ditutup pada 2.441,55 poin, atau menurun 8,77 persen, telah menurun 234,64 poin dibandingkan sehari sebelumnya, sehingga manajemen bursa sempat memberlakukan penghentian perdagangan. Indeks di Pasar Saham Singapura ditutup pada 3.243,67 poin atau menurun 4,07 persen, telah secara akumulasi menurun 137,78 poin daripada transaksi sehari sebelumnya. Sedangkan indeks 200 ASX Australia ditutup pada 7.649,6 poin, menurun 293,63 poin dibandingkan, atau menurun 3,7 persen, indeks 50 NZX Selandia Baru ditutup pada 12.264,49 poin, menurun 188,55 poin, atau menurun 1,51 persen.

Ekonomii dan pasar saham AS adalah bagian penting pasar global, dan dampak limpahannya sangat besar. Harian The Australian menunjukkan, data ekonomi dan lapangan kerja AS yang tidak memadai ditambah kinerja perusahaan teknologi ukuran besar yang mengecewakan telah secara sekaligus mengakibatkan indeks harga saham AS menurun. Anjloknya harga saham di pasar Asia Pasifik hari Senin kemarin merupakan keberlanjutan dari keguncangan pasar saham AS.

Pada umumnya, indeks manufaktur AS bulan Juli yang dikeluarkan The Institute for Supply Management (ISM) AS tidak mencapai ekspektasi, telah mengakibatkan kekhawatiran investor.  Sedangkan lowongan kerja terbaru non pertanian AS yang dikeluarkan Departemen Tenaga Kerja AS pada tanggal 2 Agustus jauh lebih rendah daripada harapan pasar, dengan tingkat pengangguran bulan Juli lebih tinggi daripada perkiraan pasar, hal tersebut meningkatkan kekhawatiran investor terhadap Federal Reserve yang gagal bertindak untuk mencegah resesi. Analis Australia berpendapat, saat ini di pasar terdapat keraguan serius terhadap Federal Reserve untuk mewujudkan pendaratan mulus dalam mengatasi dilema antara pencegahan resesi dan penekanan inflasi.