Pada Olimpiade Paris yang sedang berlangsung di Prancis kali ini muncul sejumlah fenomena yang mengundang perhatian masyarakat, yaitu semakin banyaknya serangan media negara lain terhadap atlet Tiongkok, bahkan bet atlet tenis meja Wang Chuqin diinjak hingga patah, dan sengaja ditabrak oleh wartawan asing ketika menerima wawancara.
Tak peduli tim atlet renang Tiongkok yang difitnah maupun atlet tenis tunggal putri Tiongkok Zheng Qinwen yang dijelek-jelekkan oleh atlet AS, niat-niat buruk yang dirasakan oleh atlet Tiongkok tersebut sangat jelas, apakah Olimpiade kali ini tetap menjadi sebuah pesta olahraga yang adil dan bersahabat?
Menjelang pembukaan Olimpiade Paris, media Eropa dan AS melaporkan berita lama pengujian doping terhadap tim perenang Tiongkok menjelang Olimpiade Tokyo tahun 2021 yang menunjukkan hasil positif.
Meskipun kasus tersebut sudah ditetapkan oleh IOC dan WADA sebagai sebuah kasus polusi makanan, namun media Eropa dan AS nampaknya mendadak mendapat instruksi menjelang Olimpiade Paris, untuk secara kolektif menyerang tim perenang Tiongkok.
Beberapa media terkenal seperti The New York Times, The Wall Street Journal berulang kali menggembar-gemborkan kecurigaan terhadap konklusi yang dikeluarkan oleh ICO dan WADA, dan bersikeras menganggap tim Tiongkok telah menggunakan doping, dan IOC memihak Tiongkok.
Setelah kompetisi dimulai, sejumlah atlet renang asal Jerman, AS dan Australia turut bergabung ke dalam kelompok yang melakukan diskriminasi terhadap atlet Tiongkok, dan semua itu terungkap seusai atlet Tiongkok Pan Zhanle meraih medali emas di nomor renang 100 meter gaya bebas putra.
Sebelum kompetisi, atlet AS tidak mengabaikan Pan Zhanle dan menolak untuk berjabat tangan dengannya, bahkan sengaja mencipratkan air ke pelatih Pan Zhanle.
Atlet putri Jerman Angelina Kohler yang menduduki peringkat ke-4 dalam kompetisi renang 100 meter gaya kupu-kupu putri menuduh Zhang Yufei yang berada di peringkat ke-3 telah menggunakan doping.
Seusai Pan Zhanle menang dalam kompetisi renang 100 meter gaya bebas, kompetitor lainnya menunjukkan isyarat bahwa Pan Zhanle “menggunakan doping”.
Setelah atlet tenis putri Tiongkok Zheng Qinwen mengalahkan atlet AS Emma Navarro, Navarro mengatakan, “saya tidak menghormatinya sebagai lawan, menurut saya, perilakunya sangat keji, membuat ruang ganti pakaian tidak nyaman, saya sangat tidak menghormatinya”.
Juara renang Prancis Leon Marchand pun mengabaikan jabatan tangan pelatih Tiongkok.