Pada hari Selasa (6/8) kemarin, anggota Politbiro Komite Sentral PKT selaku Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengadakan kontak telepon dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Ati untuk bertukar pendapat mengenai hubungan Tiongkok-Mesir dan situasti Timur Tengah.
Wang Yi mengatakan, di bawah bimbingan strategis Presiden Xi Jinping dan Presiden Abdel Fattah el-Sissi, kemitraan strategis komprehensif Tiongkok-Mesir telah mencapai kemajuan pesat dan berada pada periode terbaik dalam sejarah. Mesir menempati posisi penting dalam keseluruhan diplomasi Tiongkok. Kunjungan kenegaraan Presiden Fattah el-Sisi ke Tiongkok pada bulan Mei lalu sangat sukses. Kedua kepala negara telah melukis cetak biru besar pengembangan hubungan bilateral. Kedua pihak hendaknya memanfaatkan peluang ini untuk sepenuhnya menerapkan konsensus penting yang dicapai oleh kedua kepala negara, dan mendorong pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Mesir yang berorientasi pada era baru.
Kedua pihak terutama bertukar pandangan mengenai situasi di Timur Tengah. Wang Yi mengatakan, konflik di Gaza saat ini menjadi fokus perhatian dunia internasional. Konflik tersebut terus menimbulkan malapetaka kemanusiaan yang serius. Meskipun Dewan Keamanan PBB menerima baik resolusi gencatan senjata, namun perang masih belum mereda. Pembunuhan terhadap Ketua Politbiro Hamas Haniyeh di Teheran telah mempergawat situasi regional.. Pembunuhan tersebut melanggar prinsip-prinsip dasar Piagam PBB, melanggar kedaulatan dan martabat Iran, serta dengan serius merusak upaya pendorongan perdamaian semua pihak, sehingga gencatan senjata di Gaza tidak dapat terwujud dalam waktu dekat. Tiongkok dengan tegas menentang dan mengecam keras hal ini.
Wang Yi menunjukkan, pembalasan terus mengakibatkan siklus yang buruk, menggunakan kekerasan untuk membalas kekerasan hanya akan memperparah konflik. Seharusnya tidak ada standar ganda dalam konflik Gaza. Pendirian Tiongkok dalam masalah Palestina adalah konsisten dan jelas. Menanggapi kesulitan dalam konflik Gaza, Tiongkok telah mengemukakan inisiatif tiga langkah: mencapai gencatan senjata yang komprehensif; menjunjung prinsip "orang Palestina memerintah Palestina" untuk mendorong pemerintahan pascaperang di Gaza, serta melaksanakan “solusi dua negara” dengan baik. Tiongkok akan terus berpihak pada keadilan internasional, memperkuat persatuan dengan negara-negara Arab, dan bekerja sama dengan semua pihak untuk menghindari eskalasi dan memburuknya situasi.